PART 12 || DUA WANITA✅

70 13 1
                                    

Langkah Ahmed begitu cepat saat turun dari mobil dan segera menghampiri Shihan. Wanita dengan rambut yang sedikit pirang menggunakan jaket hitam dan syal biru itu tersenyum kepada Ahmed. Dengan rasa bersalah Ahmed meminta maaf akan dirinya yang telat hampir satu jam.
"Maaf yah aku telat."

"Gak apa-apa. Pasti kamu sibuk di kantor," jawab Shihan tersenyum. Ahmed menelan salivanya. Harus menjawab apa? Jika dirinya mengatakan mengantar Afsha makan siang pun tidak mungkin pasti nanti Shihan mengira ada hubungan antara Ahmed dengan Afsha.

"Maaf Shihan, jujur dalam hati aja dah. Aku habis sama wanita aneh. Menyusahkan!" batin Ahmed kesal.

"Kok diem?"

"Ehh iya hehehe ya udah yuk, kamu harus ketemu sama Ibu. Pasti Ibu seneng lihat kamu, udah lama keluargaku gak ketemu kamu." Ahmed langsung mengajak Shihan menuju mobilnya. Mereka berdua segera menuju rumah keluarga Omar. Di perjalanan Shihan melihat-lihat suasana di dalam mobil Ahmed. Benar saja, mata Shihan melihat paperbag yang waktu itu ia tanyakan kepada Ahmed.
"Ini buat siapa itu namanya? Mmmm Afsha! Iya kan?" tebak Shihan sembari mengangkat paperbag itu.

"Ehh astaghfirullah iya, lupa aku," jawab Ahmed menepuk jidatnya.

"Hahah gimana kamu." Shihan hanya mengukir senyum kecilnya. Aneh sekali, semenjak melihat Afsha turun dari mobil Ahmed lalu kini dirinya jarang menampakkan senyum lebarnya.

"Aku mau tanya sama kamu."

"Tanya apa?"

"Afsha itu kekasih kamu yah?"

"Hahahahaha wanita aneh itu??? Hahahahahah ..." Ahmed justru tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan Shihan. Wanita aneh, sepertinya sebutan yang pas untuk Afsha dari Ahmed. Jika Om Abdul tau mungkin saja Ahmed langsung menerima konsekuensinya.

"Wanita aneh?"

"Iya Afsha itu 'kan wanita aneh. Hahahaha bukan, dia bukan kekasihku. Masa iya aku punya kekasih seperti dia? Hahahahah." Ahmed tak henti hentinya menertawakan pertanyaan Shihan. Mungkin bagi dirinya ini sangat jenaka. Pertanyaan yang bagi Ahmed tidak masuk akal.

"Kalau dia wanita aneh, memangnya apanya yang aneh? Dulu aja Farhan mau sama dia," gerutu Shihan dengan suaranya yang kecil. Sayang sekali, Ahmed tidak mendengar itu. Andaikata dia mendengarnya mungkin dia akan bertanya siapa itu Farhan.

"Kamu udah punya kekasih?"

"Eh emmm." Shihan terdiam sejenak. Lalu 8 detik kemudian dia baru menjawab,
"Belum," jawabannya sangat singkat dibarengi senyuman khasnya. Ahmed dengan leluasa membalas senyuman Shihan.

"Sayang sekali, kita hanya bersahabat. Andai kau bukan sahabatku, mungkin kau menjadi orang spesial. Mmm ... ah, sudahlah." batin Ahmed. Dia terlihat bahagia saat Shihan mengatakan belum mempunyai kekasih. Jujur Ahmed memiliki perasaan kepada Shihan, akan tetapi itu sebatas sahabat. Tidak mungkin Ahmed mencintai Shihan lebih dari apa yang ia pikirkan, baginya itu tidak boleh terjadi dan tidak ingin terjadi.

***

Akhirnya sekarang Ahmed dan Shihan sudah sampai di rumah keluarga Omar. Ahmed turun dari mobil dan menggandeng tangan Shihan selayaknya seorang kekasih. Seperti layaknya orang lain, Ahmed memencet bel rumahnya sendiri saat akan masuk. Pintu terbuka oleh Minan. Ternyata dia belum pulang ke rumahnya.
"Loh, i .. i .. ini siapa?" tanya Minan berbisik pada Ahmed. Lantas Ahmed tertawa lepas mendengar pertanyaan Minan. Mungkin saja Minan tidak mengingat siapa wanita yang sedang digandeng Ahmed itu.

"Ini itu Shihan, sahabat Ahmed kak. Anaknya om Rizal. Masa kak Minan lupa? Hihihi," jawab Ahmed yang ikut-ikutan berbisik di telinga Minan.

"Hah? Beneran?" Kaget Minan.

"Iya kak Minan, hai kak!" dengan ramah Shihan menyapa Minan. Senyum sedikit demi sedikit terukir dari bibir Minan. Dia baru mengingat wanita yang digandeng oleh Ahmed itu.

"Masya Allah Shihan." Minan memeluk Shihan sebagai tanda sapaan. Sudah lama dia tidak menjumpai Shihan dan sekarang dia baru mengingatnya, wajahnya nampak lebih cantik sehingga Minan lupa. Minan mengajak Shihan masuk. Suasana rumah yang terdengar ramai membuat Ahmed memikirkan sesuatu. Apalagi saat mendekat ke ruang tengah. Rasanya dia mendengar suara dari seorang perempuan yang tidak asing baginya.
"Apa ada wanita aneh? Anak om Abdul?" batin Ahmed.

Satu detik. Dua detik. Dan sampai lima detik lamanya. Kaki Ahmed dan Shihan sudah sampai diruang tengah. Bagaikan surprise untuk Ahmed, dia harus menjumpai wajah dari 'wanita aneh' yang tersenyum aneh pula kepadanya. Afsha, dia ada disana bersama Pak Joko sembari meminum teh.
"Dia manusia apa bukan sih? Kok bisa-bisanya dia datang kesini lagi! Padahal tadi masih ada di restoran. Semakin aneh dan menakutkan." batin Ahmed menelan salivanya dan matanya melotot menatap Afsha. Afsha hanya tersenyum lebar dan menyambut kedatangan Ahmed dengan Shihan.

"Hai tante," sapa Shihan yang berlari ke arah Tante Neta. Tante Neta yang masih mengingat Shihan langsung berdiri dari duduknya dan membiarkan tubuhnya dipeluk oleh Shihan. Mereka sepertinya sama-sama merindu.

"Ya ampun nak kok kamu ada disini? Kamu lagi liburan? Masya Allah Shihan tante sampai pangling lihat kamu sekarang," ujar Tante Neta menatap Shihan dari atas sampai bawah.

"Iya tante, sebenarnya udah dari lalu hari. Cuman ini surprise buat Ahmed," jawab Shihan.

"Ya Allah, oh iya kenalin ini Afsha dan ini Pak Joko."
Shihan menatap sinis Afsha dan Pak Joko yang duduk bersampingan. Dua wanita itu bertatapan satu sama lain. Jika Shihan menatap sinis Afsha dengan senyum yang terpaksa, tetapi Afsha menatap Shihan dengan senyum lebar yang sangat asri untuk dipandang. Bahkan Afsha menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan Shihan. Namun, Shihan hanya diam dan justru mengalihkan pandangannya kepada Tante Neta dan kembali memeluk Tante Neta.
"Aku kangen banget sama tante," ujar Shihan yang kembali memeluk Tante Neta.

"Sama. Tante juga kangen sama kamu nak."

Afsha menatap tangannya. Kembali menurunkan tangannya dengan senyuman pasrah. Pak Joko menyenggol lengan Afsha. Menanyakan keadaan Afsha dengan menaikkan alisnya.
"Aaaa udah gak apa-apa pak, udah biasa. Hihihi," jawab Afsha berbisik sembari cengengesan.

Ahmed yang melihat kejadian itu kembali menelan salivanya dan menatap bingung. Memikirkan kenapa bisa sahabatnya melakukan itu.
"Apa Shihan tidak melihat tangan Afsha atau ada hal lain? Hmmm entahlah, positive thinking aja deh," batin Ahmed.

***

اللهم صل على سيدنا محمد و على ال سيدنا محمد
❤❤❤

CINTA DI LANGIT TURKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang