Ahmed, Afsha, dan Pak Joko kini telah sampai di hotel tempat keduanya akan menginap selama di Turki. Tepat sekali, saat mereka turun dari mobil, suara adzan maghrib berkumandang merdu. Afsha yang dikenal Ahmed sebagai wanita shalihah itu langsung tersenyum dan mengucap hamdallah.
"Alhamdulillah." Diikuti dengan Pak Joko.
"Alhamdulillah." Merasa semua mengucap hamdallah, Ahmed akhirnya sama-sama mengikuti keduanya, "Alhamdulillah."Mereka memasuki hotel. Ahmed sungguh sangat tidak peka, saat Afsha dan Pak Joko kerepotan membawa masuk koper Ahmed justru membawa tas gendong milik Afsha.
"Bukannya bantuin malah bawa tas gendong yang isinya gak seberapa," gerutu Afsha yang terdengar oleh Ahmed. Langsung Ahmed balas dengan berdehem sekeras mungkin."Ehem!" Afsha yang mendengar hanya bertatap aneh bersama Pak Joko, menggelengkan kepalanya seperti kebingungan.
"Affedersiniz, efendim, valizi kaldırmasına yardım edebilir misiniz?" [Permisi, tuan, bisakah Anda membantu dia mengangkat koper?] Ahmed memanggil salah seorang pelayan hotel, dengan senang hati dan sudah menjadi kewajiban pelayan itu segera mengangkat koper milik Afsha dan Pak Joko.
"Bilang apa dia?" tanya Pak Joko kebingungan.
"Gak tau tuh Pak."
"Kopernya udah dibawa sama pelayan ke kamar kamu sama ke kamar Pak Joko, ini tas kamu!" dengan cuek Ahmed melempar tas kepada Afsha.
"Aku mau sholat maghrib dulu," lanjutnya.
"Ehh iya bapak juga mau sholat maghrib, nitip tasnya yah, Afsha taruh di kamar Pak Joko." Pak Joko sama seperti Ahmed, dia memberikan tasnya kepada Afsha.
"Lah aku juga mau sholat."
"Kamu sholatnya di kamar!"
"Ya ampun."
Ahmed dan Pak Joko meninggalkan Afsha sendiri dengan dua tas berat. Dengan kepasrahannya dia akhirnya menuruti apa kata Ahmed. Dia melangkah menuju kamar yang sudah ia pesan sebelum datang ke Turki. Afsha menaiki lift menuju kamarnya, sedangkan Ahmed dan Pak Joko melaksanakan sholat maghrib.
Selesai sholat Ahmed dan Pak Joko kembali, rasanya Pak Joko terlalu lelah sehingga dia langsung berpamitan ke kamar untuk beristirahat. Ahmed memasuki kamar Afsha guna membawa Afsha untuk kerumahnya. Dering telepon berbunyi tepat saat Ahmed hampir membuka pintu kamar Afsha.
"Haishh Baba," gerutu Ahmed."Wa'alaikumussalam, Alhamdulillah Afsha sudah sampai di hotel. Ahmed sedang menemani dia untuk membereskan beberapa barangnya. Sebentar lagi kita kesana."
"..."
"Iya Ba."
Setelah mengangkat telepon dari Baba Ahmed membuka kamar Afsha, melihat Afsha yang masih berdo'a setelah sholatnya. Tampak tangisan terdengar saat Afsha berdo'a. Namun, Ahmed tidak mendengar do'a apa yang Afsha ucapkan karena dia berdo'a dalam hati, mungkin. Ahmed terdiam di pintu, menumpuk kedua tangannya dan sesekali melihat jam di tangan. Selesai sholat Afsha kaget melihat Ahmed yang sudah berdiri di depan pintu.
"Astaghfirullah!" kaget Afsha melihat lelaki bertubuh kekar itu menatapnya sinis."Kenapa?" tanya Ahmed datar.
"Ku kira hantu."
"Udah cepetan mandi, ganti baju, udah ditungguin Baba."
"Baba? Siapa Baba?" tanya Afsha kebingungan.
"Ehh emm maksudnya ayah aku, paham kan? Om Mahmet," jelas Ahmed menatap aneh Afsha.
"Oh bilang dong, keluarga kamu itu namanya hampir sama semua. Ada almarhum kakek Mahmud, Ayah kamu om Mahmet, kakak kamu kak Minan, kamu Ahmed, sedangkan adik kamu beda sendiri Hasbi namanya. Bahkan tante juga beda sendiri."
"Udah jangan banyak bicara cepetan ntar aku dimarahin sama Baba."
"Ya udah sana keluar! Ngapain disini? Katanya disuruh mandi sama ganti, mau apa kamu disini? Sana, sana!" tegas Afsha. Dengan menurut Ahmed keluar sesuai apa kata Afsha, dia memutuskan untuk turun dan keluar dari hotel. Menghirup udara dingin di sini, walau kenyataannya dia ingin tertidur seperti Pak Joko yang sedang menikmati waktu istirahatnya. Tepat di depan hotel wanita berambut pirang datang, itu Shihan. Ahmed yag melihat kehadiran Shihan kembali membulatkan matanya.
"Shihan?""Ahmed, loh kamu kok disini?"
"Kamu juga kenapa disini?"
"Kan tadi aku udah bilang kalau aku nginep di sini, kamu yang ngapain?"
"Ehh iya maaf yah tadi aku jemput orang di bandara, sekarang aku lagi nunggu dia buat aku ajak ke rumah," jawab Ahmed tersenyum. Mendengar kata itu raut wajah Shihan nampak berubah. Dia sedikit menghilangkan senyumnya.
"Ouhhh, mmmm siapa?"
"Hahahah ada lah."
"Mmmm ya udah, besok aku mau kamu temenin aku keliling Istanbul, yah?"
"Iya, siap deh nanti aku jemput kamu kesini."
"Diluar dingin kamu gak masuk aja?"
"Diusir sama yang punya, disini aja. Bentar lagi dia juga turun kok, kamu masuk aja kalau dingin."
"Iya deh, jangan lupa yah besok."
"Iya siap."
Shihan memasuki hotel. Seharusnya Ahmed mengatakan siapa itu Afsha, bisa saja raut wajah Shihan berubah karena dia salah paham akan hal itu. Sudahlah, urusan mereka berdua.
***
Tak lama setelah Shihan masuk ke hotel, Afsha keluar. Dia menggunakan hijab biru tua yang dipadupadankan dengan rok panjang hitam serta baju yang tertutupi oleh jaket dingin. Tak lupa Afsha menggantungkan syal di lehernya.
"Yuk!" Afsha menepuk pundak Ahmed.Tanpa basa basi mereka langsung menuju rumah Ahmed menggunakan mobil. Tampak saat perjalanan Afsha terlihat sangat senang melihat suasana kota Istanbul pada malam hari seperti ini. Melewati beberapa bangunan bersejarah di kawasan sultanahmet mungkin membuat masalahnya sedikit ia lupakan.
"Seneng banget," ujar Ahmed melihat Afsha yang sedari tadi menampakkan senyumnya."Iya lah, ini kan kali pertama aku ke Istanbul, oh iya Pak Joko kemana?"
"Dia tadi masuk ke kamarnya mau istirahat," jawab Ahmed dengan nada datarnya.
"Hmmmm untung ada Pak Joko, kalau nggak nanti aku gak jadi ke Istanbul."
"Emang kenapa?"
"Pas mau berangkat kesini tuh pasport aku sempat hilang, terus dicariin sama Pak Joko. Ehh, ternyata keselip di tas aku, eheheheh ..."
"Oh iya, adik kamu sekarang pasti udah besar yah?" Ahmed mengangguk.
"Wahhh umur berapa dia sekarang?"
"Sembilan belas."
"Huaaa pasti ganteng," ucap Afsha dengan nada gemasnya.
"Apaan coba."
"Btw kamu kok berubah banget yah, jadi cuek terus dingin, pendiem lagi."
"Masalah?"
"Nggak sih, ya udah deh."
Merasa kesal dengan ucapan Afsha, kini Ahmed memutar lagu dengan volume full. Biasa lagu kesukaannya yang ia putar sekarang. Itulah yang dilakukan Ahmed, dikala ada yang membuatnya kesal di dalam mobil dia akan melakukan jurus jitu memutar lagu dengan volume full.
***
✅
اللهم صل على سيدنا محمد و على ال سيدنا محمد
❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DI LANGIT TURKI
Ficção AdolescenteFOLLOW AUTHOR!!! *Kata-kata masih banyak yang typo. Mohon dimaklumi* Bagaimana jadinya saat kita mencoba berlibur untuk melupakan masalah kita justru saat berlibur lah masalah kembali hadir kepada kita??? Seorang wanita yang calon suaminya telah dir...