PART 9 || KUE ULANG TAHUN✅

73 11 0
                                    

Malam semakin larut, kini Ahmed mengantarkan Shihan kembali ke hotel. Esok, keduanya akan memulai perjalanan yang melelahkan setelah makan siang. Mereka sudah berniat untuk menjelajah Istanbul. Setelah mengantar Shihan pulang, pun Ahmed kembali ke rumahnya. Dalam perjalanan, Ahmed merasakan ada sesuatu aneh. Dia bahkan sesekali menengok jok mobil bagian belakang maupun depan.
"Apa yah?" pikirnya yang merasakan ada yang aneh. Kini keanehan yang ia rasakan terbukti saat tangan kanannya tak sengaja menyentuh paperbag. Ahmed baru mengingatnya sekarang. Benar, ini adalah paperbag yang berisi bros dan kerudung untuk Afsha.

"Ya ampun, ini lupa! gak dikasih ke Afsha," ucap Ahmed dengan nada penyesalan.

"Arghhh!" Ahmed membiarkan. Dia memasangkan headshet ke telinganya dan memutar lagu kesukaannya.

"Pertemuan hari ini diawali dengan kepanikan dan itu membuatku kesal, lantas sekarang ada saja yang tertinggal. Sudahlah, biarkan. Besok atau kapan akan kuberikan ini kepada Afsha. Lagipula Afsha satu bulan disini," batin Ahmed.

Sesampainya dirumah, Ahmed membuka jaketnya dan sepatunya. Mengganti pakaiannya dengan kaos polos dan celana pendek. Dia langsung berbaring dan memejamkan matanya. Rahangnya yang kokoh terlihat jelas saat dia terdiam memejamkan mata. Wajahnya tampan dengan brewok dan kumis tipis. Seperti lelaki Turki lainnya Ahmed juga memiliki brewok walau sedikit, tetapi sepertinya jika dia bertinggal di Indonesia sekarang mungkin banyak kaum hawa yang terpesona akan ketampanannya itu.

***

Hari mulai pagi, sapaan dari fajar subuh membuat Ahmed terbangun. Selesai melaksanakan sholat subuh kini lelaki berdarah Turki-Indonesia itu bergegas mandi. Tidak seperti biasanya, jika kemarin dia memilih untuk melanjutkan tidurnya namun hari ini dia memilih untuk mandi lebih cepat. Mungkin karena hari ini Ahmed akan menghabiskan waktu bersama Shihan setelah makan siang nanti, jadi dia akan berangkat ke kantor lebih cepat guna pulang lebih cepat pula. Selesai mandi dan mengganti pakaiannya, Ahmed keluar dari kamar dan langsung melangkahkan kaki ke depan rumah.
"Ahmed?" sapa Ibu dari belakang. Ahmed menoleh,
"kamu berangkat sekarang?" tanya Ibu.

"Iya, oh iya nanti siang Ahmed bakal ajak seseorang buat ketemu sama Ibu dan Baba, tapi jika Baba belum pulang mungkin Ahmed akan mempertemukan dia dengan Ibu."

"Siapa? Kekasihmu?"

"Bukan, hanya sahabat."

"Ya sudahlah." Ibu hanya merespon biasa. Beliau tidak terlihat antusias akan seseorang yang Ahmed pertemukan dengannya. Ahmed keluar dan berangkat ke kantornya. Kembali menghadapi kepusingan perusahaan menjelang ulang tahun. Dua minggu lagi, waktu yang cepat bagi Ahmed. Semoga saja hari ini semua keperluan yang belum terlengkapi sudah terpenuhi agar menjelang hari H tidak merasa pusing dan bingung.

Sesampainya di kantor Ahmed dengan langkahnya yang cepat dan wajahnya yang serius memasuki ruangannya. Menaruh tas kerjanya dan kembali keluar menemui karyawannya yang kemarin ditugaskan mencari toko kue. Namun, saat akan menemui karyawannya Baba memanggil Ahmed. Baba baru saja sampai di kantor.
"Ahmed."

"Ya, ada apa?"

"Bagaimana persiapannya?"

"Belum, bahkan kue saja belum ada."

"Waduh ya sudah kau urus yah, Baba ada meeting."

"Ya."

Ahmed kembali melanjutkan langkahnya dan menemui karyawannya.

"Nasıl?" [Bagaimana?] tanya Ahmed dengan tatapan penuh harap. Karyawannya menggeleng dan berkata, "I am sorry sir."

Artinya memang tidak ada toko kue lain. Jika ada itu pasti penuh. Ahmed mengeraskan rahangnya, dia memejamkan matanya guna menghilangkan pusing. Tanpa menjawab balik ucapan sang karyawan dia langsung kembali menuju ruangannya. Bergegas membuka laptopnya dan mencari toko kue online di Turki. Ada, salah satu toko kue tapi itu letaknya jauh dari Istanbul. Kemungkinan jika dikirim pun akan membutuhkan waktu yang lama.
"Apa bikin sendiri? Tapi kan gak pernah bikin kue ulang tahun sendiri," gerutu Ahmed.

Dia mengambil gawai yang ada di meja dan segera menelepon Minan, kakaknya.
"Halo Minan?"

"..."

"Iya toko kue semuanya penuh dan jika ada pun itu jauh. Tidak mungkin bukan, apa kau bisa membuat kue?"

"..."

"Ya ampun, baiklah. Kau dimana sekarang?"

"..."

"Baik aku akan kesana sekarang."

Minan mengatakan bahwa ada salah satu sahabatnya yang sangat pandai membuat kue ulang tahun. Minan mengajak Ahmed untuk ke tempat sahabatnya. Ahmed segera mengambil jaket dan kunci mobilnya. Manager itu terlihat sangat bebas untuk melakukan berbagai hal. Dia bergegas menjemput Minan yang sedang berada di Masjid Biru (Blue Mosque) bersama Afsha dan Ibu. Bukankah semalam mereka sudah berjanji akan mengajak Afsha jalan-jalan, jadi wajar saja mereka ada disana.

Mobil itu kini sampai tepat di depan Masjid Biru. Ahmed memarkirkan mobilnya dan mencari sosok Minan. Tiga wanita dan satu anak kecil keluar dari Masjid Biru, itulah Minan, Afsha, Ibu serta Elif. Segera Ahmed menghampirinya.
"Eh cepet banget datangnya," ucap Minan.

"Cepat!" pinta Ahmed.

"Eh mau kemana?" tanya Afsha. Hari ini dia terlihat cantik dengan hijab cokelat, wajahnya nampak ayu dengan make up natural.

"Mau cari toko kue," jawab Minan.

"Elif ulang tahun yah kak?"

"Bukan sayang, tapi perusahaan Kakek." kali ini Ibu yang menjawab.

"Wahh begitu yah, ya udah." Afsha tersenyum.

"Bu nitip Elif yah, nanti kalau udah pulang kabarin aku. Aku sama Ahmed pergi dulu, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam, hati-hati yah."

Mereka berdua akhirnya pergi menuju rumah sahabat Minan. Semoga saja keberuntungan ada disana.

***

اللهم صل على سيدنا محمد و على ال سيدنا محمد
❤❤❤

CINTA DI LANGIT TURKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang