PART 36 || HARI YANG MENYENANGKAN✅

56 13 5
                                    

"HEY!" panggil Ahmed dengan suara tegasnya.

Semua melirik. Afsha dan Hasbi terdiam. Tahu bahwa Ahmed pasti akan marah. Sedangkan Vira dan Dita, dia tersenyum bahagia.

"Kak Ahmed?" lirih mereka berdua.

"Ini beneran?" tanya Dita tak percaya.

Ahmed terdiam. Menajamkan pandangannya. Senyumnya mulai terukir dan bahkan Ahmed melebarkan kedua tangannya.
"Vira sama Dita?!" ujar Ahmed yang nampak bahagia.

"Huaaaa!!! Kak Ahmed!" Keduanya berlari. Menjatuhkan diri ke pelukan Ahmed. Entah mimpi apa mereka semalam, sehingga bisa dipeluk oleh manager muda keluarga Omar. Hasbi terdiam. Rambutnya sudah berantakan dengan sapu dan pel yang ia pegang. Bajunya sudah tidak rapi. Afsha kebingungan, Ahmed tidak marah. Justru dia memeluk erat Dita dan Vira. Aneh, semua orang mengenal Ahmed.

"Ya ampun kalian datang ternyata," ujar Ahmed bahagia.

"Iya kak. Ya ampun udah lama gak lihat kak Ahmed ternyata ganteng banget," puji Vira.

"Ck! Emang ganteng dari lahir."

Rasanya Afsha dan Hasbi ingin muntah mendengar ucapan Ahmed. Muak sekali, seharusnya Vira tak usah memuji manager itu.

"Aku sahabatnya sendiri gak dikenal, tapi Kak Ahmed? padahal gak pernah main bareng, malah dikenal," gerutu Hasbi.

"Itu artinya, mereka lihat kamu semakin gak ganteng. Makannya mereka gak kenal kamu. Coba lihat, Vira sama Dita kenal sama Ahmed. Dia muji Ahmed katanya tambah ganteng. Jadi bener, 'kan? Kamu semakin gak ganteng?" Afsha mendekati Hasbi. Menyilangkan kedua tangannya dengan menatap Ahmed yang asyik mengobrol dengan dua wanita itu.

"Eh iya kalian kenapa? Kok tadi mukulin Hasbi?" tanya Ahmed.

"Itu tuh kak, Hasbi udah bikin handphone aku lecet," jawab Vira memanyunkan bibirnya.

"Tadi tuh aku sama Vira gak tau kalau dia Hasbi kak, dan Hasbi niatnya mau ngeprank kita ehh kak Afsha datang, ya udah kita kesel dong kak." Dita kembali melemparkan pukulannya ke Hasbi.

"Hahahahah, tambah burik yah makannya kalian gak kenal?" Ahmed tertawa lepas. Dibarengi dengan Vira dan Dita. Sedang Afsha, dia hanya tersenyum kecil. Hasbi membulatkan matanya. Ingin sekali marah kepada manager itu, tapi sudahlah. Hasbi sadar diri, karena Afsha tadi juga mengatakan bahwa Hasbi semakin tidak tampan.

"Minta ganti rugi aja sama Hasbi Vir," ujar Ahmed.

"Iya, intinya aku mau ganti rugi yah. Tenang, bukan handphone baru kok, tapi kamu ngajak aku sama Dita jalan-jalan di Turki, gimana?" tanya Vira.

"Ya udahlah, aku salah, tapi jalan-jalannya nanti aja kalau udah selesai acaranya."

"Eh gak mau. Aku maunya sekarang."

"Iya mending sekarang, lagian Kak Ahmed juga bosen disini. Yuk!" Ahmed seperti provokator. Bisa-bisanya dia membuat adiknya terbebani. Sungguh kelakuan saudara ini ada-ada saja.

***


Dengan kepasrahan, Hasbi menuruti apa kata Vira dan Dita. Hari ini dia akan mengajak keduanya jalan-jalan. Tetapi bukan hanya mereka bertiga, Ahmed dan Afsha juga ikut, bukan karena keinginan mereka sendiri melainkan pinta dari Tante Neta. Beliau berucap bahwa tigas Ahmed dan Afsha adalah menjaga ketiga anak remaja itu.
"Males banget," gerutu Afsha.

"Iya kak, Hasbi aja males."

"Semua gara-gara kamu tau!" umpat Afsha.

"Ehh, kok?"

"Ya gitu lah. Arghhh!"

Afsha memasuki mobil Ahmed. Ahmed menyetir dengan Afsha yang duduk disampingnya, serta Hasbi, Vira, dan Dita duduk dibelakang. Tujuan mereka kali jni akan menuju pasar sekitar Istanbul.

Selama perjalanan, Hasbi hanya terdiam, sedangkan Vira dan Dita terus-terusan berceloteh membahas lelaki yang mereka sukai masing-masing. Oke, sedangkan di depan. Bagai batu bertemu batu, keras dan selalu diam di tempat. Afsha hanya menatap jalanan dengan tatapan kosong, dan Ahmed fokus menyetir.

"Bisa nggak kalian gak usah bahas cowok? Disini ada cowok, aku tersinggung," gerutu Hasbi kepada Vira dan Dita.

"Idih! Lebay!" umpat Dita.

"Ya bagus lah, artinya kamu sadar diri," ledek Vira.

"Eh kamu! Ngeledek aku nanti aku bilangin ke Baba sama Ibu aku," ancam Hasbi.

"Cih! Anak mami! Hahahah." Dita tertawa terbahak-bahak.

"Aku manggilnya Ibu bukan Mami!" kesal Hasbi yang memanyunkan bibirnya bak anak kecil.

"Kok gue jijik yh?" celetuk Vira.

"Diam!" Hasbi menutup kedua mulut gadis itu. Benar-benar tanpa dugaan. Vira hampir saja kehilangan nafasnya akhibat Hasbi menutup mulut sekaligus hidung Vira. Segera Vira dan Dita melepas tangan Hasbi itu. Kembali memukul Hasbi. Semua kesalahan Hasbi.

"Lo mau ngebunuh gue?!"

"Calon pyshcopat?! Arghhhhh, nakal kamu!" Dita segera menampar paha Hasbi.

Plak!!

Mata Hasbi membulat. Mulutnya menganga, sakit sekali. Pasti rasanya sama seperti tamparan Baba kepada Ahmed lalu.

"Apa yang kamu lakukan?" lirih Hasbi yang segera manatap pahanya yang tertutup oleh celana panjang.

"Kamu itu berdosa banget," lanjutnya.

"Mana saya tau?" Vira mengalihkan pandangannya.

"Saya kan ikan," lanjut Dita yang ikut mengalihkan pandangannya.

"Apa?!"

Aneh. Saat dibelakang sedang ramai seperti ini, Ahmed dan Afsha justru saling membisu. Bahkan tidak ada senyuman yang terukir dari wajah mereka. Batu bertemu batu, hari ini tentu menyenangkan.

_____

FOLLOW :
AlviraZain
DitaMLdya

CINTA DI LANGIT TURKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang