PART 35 || HASBI✅

70 13 0
                                    

Penat membaca, kini Ahmed segera masuk ke kantor. Tidak bergabung dengan yang lain, justru masuk ke ruangannya sendiri. Sedangkan suasana berbeda kini terjadi di aula perusahaan, dimana acara sedang dimulai. Para pebisnis luar yang datang dari Indonesia, tak disangka mereka pun membawa anak-anak mereka menghadiri acara ulang tahun ini. Membuat ruangan penuh tawa sekaligus para panitia kewalahan.

"Eh, kak Afsha, kak Ahmed kemana?"

"Idih, mana kak Afsha tau. Cari aja sendiri," jawab ketus Afsha. Hasbi hanya mengangguk.

"Lho, itu bukannya tante Intan sama tante Ermi yah?" gerutu Afsha menajamkan pandangannya kepada dua wanita yang tengah asyik mengobrol bersama Tante Neta dan Ibu. Afsha mendekat, mencoba membuktikan bahwa ucapannya adalah sebuah kebenaran.

Dan, benar. Dua wanita itu memang sahabat dari Ibu maupun tante Neta. Wajar saja disaat seperti ini mereka akrab mengobrol. Afsha tersenyum, segera bersalaman dengan tante Intan dan tante Ermi. Rasanya jika sudah seperti ini, akan menjadi lebih baik. Walau sudah tidak ada Shihan, tetapi Afsha madih harus was-was akan kehadiran Shihan yang bisa secara tiba-tiba saja.

"Masya Allah, Afsha udah disini, dari kapan nak?" tanya tante Intan.

"Udah lama tante. Kira-kira mau tiga mingguan disini," jawab Afsha.

"Oh iya, udah bisa move on, 'kan?" ledek tante Ermi.

"Ehh mmm, insyaa Allah tante." Afsha mengangguk.

"Kamu bisa lah nak, Afsha kan wanita kuat. Tangguh, jangan putus semangat, oke?" Ibu.
Afsha mengangguk, tersenyum.

"Gak ada rencana aja gitu buat jodohin Kak Afsha sama Kak Ahmed?" Hasbi, dia dengan tiba-tiba saja datang dan langsung merangkul pundak Tante Neta. Tersenyum kekeh kepada Afsha yang justru membuat Afsha risih.

"Apaan sih?!" Afsha yang kesal langsung mencubit pinggang Hasbi.

"Aduh! Sakit tau kak," gerutu Hasbi.

"Lagian ngapain kamu ngikutin kakak kesini?!"

"Pengin gabung aja, kan Hasbi gak ada temennya."

"Ehhh siapa bilang gak ada temen? Noh." Tante Ermi melirik dua orang wanita yang duduk di sofa.

"Vira sama Dita ada," lanjutnya.
Mata Hasbi terbelalak, tidak percaya. Senyuman mulai terukir. Vira dan Dita, anak dari tante Ermi dan tante Intan yang menjadi sahabat Hasbi saat dirinya berkunjung ke Indonesia.

Dengan riang dan gembira, Hasbi berlari kecil menghampiri dua gadis yang duduk di sofa itu.
"Woy!!!" suaranya bak bariton. Menggelegar. Membuat orang-orang disekitar melirik. Bahkan Vira dan Dita tersentak kaget. Handphone yang dipegang keduanya itu terjatuh. Mereka sangat kaget.

"Afedersiniz," [maaf,] ujar Hasbi kepada semua orang yang meliriknya.

"Eh, yah handphone gue jatuh! Siapa sih lo! Ngagetin aja," ujar Vira tak terima handphone kesayangannya yang jatuh. Dua gadis itu berdiri, meminta ganti rugi kepada Hasbi.

"Lo tuh ya, udah ngagetin, bikin handphone gue jatuh lagi! Tuh, lihat! Lecet kan! Gue gak mau pokoknya handphone gue gak boleh lecet, harus diganti."

"Eh Vira! Dia orang Turki, mana paham bahasa kita?"

"Eh ya ampun, iya juga yah. Maaf." Sepertinya dua gadis ini lupa siapa lelalki yang ada dihadapannya ini, setampan itu kah Hasbi sehingga mereka lupa?

"Tapi kenapa tadi panggil kita woy?" bingung Vira, sedangkan Dita, dia menjawab dengan mengendikan bahunya acuh.

Hasbi, dia tentu tuan muda yang punya banyak cara. Kini, mengetahui kedua sahabatnya yang lupa, Hasbi mencoba membohongi sahabatnya itu.

"Beni unuttun?" [Kalian melupakan saya?]

"Hahahaha, pasti mereka gak bakal tau!" batin Hasbi.

Keduanya saling lirik. Sama-sama mengerutkan alisnya.
"Hey!" Hasbi mengagetkannya kembali.

"Gimana? Dia bilang apa sih?" tanya Vira yang terheran-heran.

"Aku aja gak tau. Oh iya, tenang. Ada google translate." Dita mengeluarkan handphonenya. Segera memasuki halaman google translate di handphoennya.

"Coba ulangi!" pinta Dita.

"Eh dia mana paham," tepis Vira.

"Eh ya ampun, oke-oke. Nanti dulu,"

Dita segera mengetikkan sesuatu di handphonenya. Mencoba mentranslate kan kata-kata 'Coba Ulangi'. Setelah tanslate keluar, barulah Dita menanyakan kembali kepada Hasbi. Sungguh, sejujurnya Hasbi ingin tertawa melihat kelakuan dua sahabatnya itu.

"Tekrar etmeyi dene," [Coba ulangi!] ujar Dita yang mengeja kata-kata.
Baru saja akan mengulangi kata-katanya, Afsha datang menghampiri ketiganya.

"Eh ya Allah, Kak Afsha?!" kaget keduanya.

"Ya ampun, kak Afsha."

Dengan senang hati mereka berdua memeluk Afsha. Sepertinya, Afsha sudah menjadi kakak bagi siapa saja.

"Kalian kenapa? Kakak lihat kok kayaknya canggung banget ngomong sama Hasbi."

"Hah?!" keduanya melirik. Vira dan Dita saling bertatapan.

"Hasbi?!" lanjutnya.
Afsha mengangguk. Sedangkan Hasbi, dia hanya mengusap wajahnya menggunakan tangan kanannya. Masih menahan tawa.

"Di- di-dia Hasbi?" tanya Vira.

"Iya, loh masa kalian lupa sih?"

"Hasbi!" teriak Dita dan Vira.

"Wleee." Hasbi menjulurkan lidahnya.

"Mau di prank gak jadi, karena ada kakaku yang baik hati," lanjutnya. Afsha tertawa, ternyata iniah sebab mereka terlihat canggung berbicara terhadap Hasbi.

"Dasar kamu yah!" Tak segan-segan, Dita yang membawa tas kecil langsung memukulnya ke pundak Hasbi. Melihat Dita yang memukul Hasbi menggunakan tas, Vira pun sama. Ikut memukul Hasbi menggunakan handphonenya.

Kegaduhan terjadi. Tapi tidak terlalu rame. Afsha hanya tertawa.
"Eh tunggu!" tahan Afsha.

"Kenapa kak?!" tanya Dita dengan nadanya yang kesal.

"Ikut kakak." Afsha segera menarik tangan Hasbi. Membawa Hasbi keluar dari aula perusahaan. Diikuti dengan Vira dan Dita yang masih kesal. Berjalan menuju lorong sepi di dekat ruangan Ahmed.

"Berantemnya disini," ujar Afsha.

"Nah tepat kak!"

"Eh kak Afsha! Kak! Ih kakak jahat banget!" Hasbi merengek. Meminta pertolongan dari Afsha tapi apa daya. Semua kesalahan Hasbi. Vira dan Dita kembali memukuli Hasbi dengan tas dan handphone mereka. Tidak puas, keduanya mengambil barang apapun yang ada di dekatnya. Ada sapu dan pel, segera keduanya ambil. Mereka memukuli pantat Hasbi, jika dilihat, Hasbi seperti orang yang dipukuli akibat mencuri mangga. Afsha hanya tertawa melihat kegaduhan ketiganya seperti anak kecil.

Entah, mungin saja karena suara ributan yang sedikit terdengar, Ahmed keluar dari ruangannya. Segera menuju sumber suara. Dan sesampainya disana, tawa Afsha berhenti melihat kehadiran Ahmed. Tetapi tidak dengan Vira dan Dita yang masih saja memukul dan mencubit Hasbi.

"HEY!" panggil Ahmed dengan suara tegasnya.

_____
#happyreading❤


Follow Wattpad :
AlviraZain
DitaMLdya

❤❤❤

CINTA DI LANGIT TURKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang