"Tante, Afsha tadi dapat kabar dari ibu, katanya nanti malam ayah sama ibu udah sampai di Turki," ujar Afsha menghampiri Tante Neta yang sedang membersihkan halaman rumah dengan ditemani dua bodyguard.
"Benarkah?"
"Iya tante."
"Ya udah nanti kita jemput bareng-bareng yah nak."
"Iya tante. Oh iya, mmm Shihan gimana tante?" tanya Afsha. Tante Neta tersenyum, mengelus pundak Afsha.
"Tanyakan kepada Ahmed atau Hasbi saja nak. Tante jujur sangat marah melihat anak tante yang dipukul oleh Shihan," jawab Tante Neta lembut.
"Mmm baiklah tante. Ya sudah, Afsha masuk dulu yah tante," pamit Afsha yang diangguki oleh Tante Neta.
Afsha masuk, melangkahkan kaki menuju halaman belakang. Bertemu lagi dengan satu bodyguard yang sedang menjaga Hasbi disana. Benar, Hasbi sedang bermain dengan Elif di kebun belakang. Afsha menghampiri, menyapa ramah keduanya yang sama-sama anak kecil bagi Afsha.
"Hasbi, Elif," sapa Afsha."Eh kak Afsha. Ada apa kak?" tanya Hasbi.
"Nggak ada apa-apa. Oh iya, nanti malam ibu sama ayah kak Afsha udah sampai di Turki loh,"
"Beneran kak?!"
"Iya beneran,"
"Asyik, akhirnya nanti bisa merengek buat culik aku, hehehe." Afsha tertawa melihat tingkah laku Hasbi. Sedangkan Elif, dia sangat cerumut. Tangannya dipenuhi tanah karena sedari tadi mereka sedang menanam benih bunga matahari.
"Eh kok Elif kotor banget, ih nanti kamu dimarahin loh sama kak Minan," ledsk Afsha.
"Gak apa-apa. Iyakan Elif?" Elif mengangguk dan tertawa. Membuat Afsha yang melihatnya ikut tertawa bersama. Bayi yang baru bertambah usianya itu sangat menggemaskan.
"Kakak mau nanya, sekarang Shihan gimana?" tanya Afsha.
"Gak tau lah. Dari kabar yang Hasbi denger dia masih di hotel."
"Di hotel?"
Mengganjal. Perasaan Afsha tidak enak saat mendengar kata-kata hotel. Seperti ada yang tertinggal disana. Afsha melamun. Mengerutkan dahinya dan mencoba berpikir.
"Kenapa kak?"
"Gak tau, hmm ya udahlah. Kakak masuk yah, jagain Elif jangan sampai dia kenapa-napa, dah sayangku."
Afsha melambaikan tangannya kepada dua anak kecil itu. Kembali memasuki rumah keluarga Omar. Menuju kamarnya, akan tetapi langkahnya terhenti saat melihat ke arah jendela samping. Seorang lelaki dengan kakunya sedang menjemur baju ditemani dua bodyguard. Afsha tersenyum kekeh saat melihat Ahmed merengek meminta bantuan bodyguard untuk menjemurkan baju.
"Dasar, ck!" Afsha kembali melanjutkan langkahnya menuju kamarnya. Sesampainya di kamar, dia membuka kopernya. Berniat untuk merapikan baju-baju yang masih berantakan. Namun, seketika Afsha panik saat mencari-cari pasportnya yang tidak ada di dalam koper.
"Pasport?!"
Dengan buru-buru Afsha mencari pasport nya. Tak lama kemudian, pasport milik Afsha ditemukan di tas besar. Untung saja tidak hilang, batinnya lega. Afsha mencium barang yang baginya berharga itu. Memeluknya.
"Huh untung gak hilang."
"Eh, tapi?!"
Afsha mengingat sesuatu. Tentang seseorang yang pernah membantunya mencari pasport saat ada di bandara. Pak Joko. Afsha sekarang mengerti, kejanggalan yang ada di dalam hatinya adalah Pak Joko. Bagaimana kabar Pak Joko sekarang."Pak Joko?!" panik Afsha membukatkan matanya.
"Pasti Pak Joko belum tahu kalau aku tidak jadi pulang. Ya ampun bagaimana ini? Shihan juga masih berada di hotel yang sama dengan Pak Joko. Bagaimana keadaan Pak Joko sekarang?"
Dengan cekatan Afsha mengambil handphonenya. Mencari kontak milik Pak Joko. Segera menghubungkan telepon, tetapi tidak dijawab. Bagaimana ini? Afsha mencobanya berkali-kali tapi tidak ada jawaban. Sempat berpikir bahwa Pak Joko sedang sibuk, tapi sepertinya tidak. Pak Joko walau sibuk akan selalu mengangkat teleponnya. Hati Afsha semakin khawatir, raut wajahnya semakin panik. Dan jantungnya mulai berdebar kepanikan. Afsha keluar dari rumah, menuruni anak tangga mencoba mengatakan ini kepada Ahmed.
Afsha segera memanggil Ahmed yang masih sibuk dengan urusan baju.
"Ahmed!" panggil Afsha dari kejauhan."Kenapa?!" sahut Ahmed.
"Sini dulu!" teriak Afsha.
"Bisa jalan, 'kan? Kamu aja yang kesini! Aku sibuk!"
"Gak mau! Banyak bodyguard! Aku gak berani! Kamu aja yang kesini!"
"Emang mau apa sih?!"
"Cepet ini penting!" Mereka saling bershutan.
"Önce siz gidin," [Kalian duluan,] ujar Ahmed menyuruh para bodyguard untuk menjauh darinya.
"Cepet sini! Bodyguardnya udah pergi tuh! Gak lihat apa aku sibuk sama baju-baju ini!"
"Huftt! Hiissshhh!" Dengan langkah kesal Afsha mendekat ke Ahmed.
"Kenapa?"
"Pak Joko!"
"Iya kenapa?"
"Kata Hasbi, Shihan masih di hotel. Dan Pak Joko juga masih berada di hotel yang sama seperti Shihan. Tadi aku udah hubungi Pak Joko berkali-kali tapi nggak diangkat. Aku takut Shihan ngelakuin hal kejam kepada Pak Joko, dia juga sudah mengenal Pak Joko," ucapan Afsha membuat Ahmed menghentikan aktivitasnya. Ahmed menatap Afsha. Benar kata Afsha, menurutnya.
"Kau benar. Ya sudah cepat kita ke tempat Pak Joko."
Ahmed melangkahkan kakinya diikuti dengan Afsha. Menginstruksikan kepada dua bodyguard yang baru saja duduk untuk melanjutkan jemuran baju. Lelaki itu sama pabiknya dengan Afsha. Bagaimana Pak Joko sekarang?
___
Happy Reading
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DI LANGIT TURKI
Teen FictionFOLLOW AUTHOR!!! *Kata-kata masih banyak yang typo. Mohon dimaklumi* Bagaimana jadinya saat kita mencoba berlibur untuk melupakan masalah kita justru saat berlibur lah masalah kembali hadir kepada kita??? Seorang wanita yang calon suaminya telah dir...