3. Denting

223 23 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apakah kau mencintaiku?" tanya Denting, Mata tajam dengan naungan bulu mata lentik itu menatap Partha dengan pancaran cinta.

"Kenapa kau tanyakan?" tanya pria tampan yang menatap balik wanita di hadapannya.

"Kau tidak pernah mengatakan jika Aku tidak bertanya?" pelan suara Denting ketika mengatakan itu.

"Bukan kah sudah pernah kukatakan?"

"Tapi aku selalu ingin mendengarkannya," rajuk gadis itu seumpama bocah kecil yang meminta sesuatu.

"Sikapku sudah menunjukkan apa yang kau minta bukan," balas Partha dengan sabar.

"Ya, tapi jiwa ku selalu haus akan kata penuh kasih darimu," Denting menatap lembut pria di hadapannya.

"Aku sudah pernah mengatakannya, Denting. Kau bisa memegang kata itu. Bukankah kekasihmu seorang ksatria? Ksatria tak pernah ingkar," ucap tegas Partha.

Partha menatap Denting, menyusuri raut gadis dihadapannya. Gadis yang sebelumnya cemberut mendengar perkataannya kembali tersenyum. Dia kembali berlatih dengan semangat melanjutkan latihan memanah bersama Partha.

Dia menyerah untuk mendengar kata cinta dari Partha. Ya ... dia harus cukup puas dengan sikap yang ditunjukkan Partha.

Latihan pedang, memanah, berkuda adalah cara Denting mendekati Partha. Usianya masih 12 tahun ketika dia mencoba memasuki pelatihan ksatria yang diikuti Partha.

Partha sendiri memulai pelatihan dari usia belia. Partha berasal dari keluarga satria dan termasuk bangsawan atas. Leluhur dari nenek Partha adalah ksatria wanita muda.

Hanya kalangan terbatas dan kelas atas yang bisa memasuki pelatihan. Sedangkan keluarga Denting adalah kalangan Bangsawan menengah.

Denting yang merupakan tetangga dan teman kecil Partha akhirnya meminta bantuan kepada orang tua Partha. Melihat betapa bertekadnya dia, orang tua Partha akhirnya memasuki Denting dalam perguruan bersama Partha.

Denting mengikuti ujian untuk keluarga yang bukan dari bangsawan atas dan Ksatria. Melalui tiket khusus yang hanya diperuntukkan untuk tiga orang.

Dia bukan wanita satu-satunya. Ada Senja dan Mendi yang merupakan keturunan para Satria wanita Muda.

Senja mengakui bahwa sejatinya dia enggan mengikuti pelatihan ini, tapi Ibunya menginginkan dia memiliki kemampuan seperti para leluhurnya.

Ksatria wanita sudah tidak ada lagi tapi ketrampilan yang pernah menjadi bagian dalam keluarga besar harus dilestarikan. Sebagai anak perempuan pertama. Senja harus mengikuti aturan keluarga.

Berbeda dengan Senja, Mendi sama bersemangat dengan dirinya. Dia menyukai latihan memanah, berkuda tetapi tidak menyukai latihan pedang. Sedangkan Denting memiliki kemahiran semuanya tapi yang paling dikuasai adalah berkuda.

Dalam pelatihan ini mereka bertiga tidak dipaksakan harus menguasai dalam jenjang tertinggi. Dikarenakan dianggap hanya untuk menambah ketrampilan dan pengetahuan.

Berbeda dengan para pria mereka harus mengikuti ujian dalam tiga tahapan sampai jenjang lebih tinggi. Partha adalah lulusan terbaik di perguruan. Sehingga bisa menempati posisi sebagai pengawal pribadi Arsakana yang kala itu masih sebagai Putra Mahkota.

Keterlibatan Denting dalam Perguruan, Membuat dia mempunyai alasan meminta Partha melatihnya. Partha tak pernah keberatan melatih Denting. Mereka adalah sahabat sedari kecil.

Orang tua Partha juga senang dengan kedekatan Denting dan Partha. Mereka tidak memiliki anak perempuan, hubungan baik Partha dan Denting didukung oleh kedua orangtuanya.

"Partha hari sudah malam. Aku kembali pulang, Istirahat agar lukamu lekas sembuh," kata Denting sambil memegang lengan Partha yang terluka dengan penuh kasih.

"Aku akan mengantarkanmu pulang,"

"Dalam kondisi mu seperti ini?Aku justru khawatir kamu semakin lama sembuh,"

"Terimakasih Denting. Perhatianmu mengalah kan obat dari tabib mana pun," rayu Partha yang berhasil membuat wajah Denting merah padam.

Denting tersenyum lalu berlalu dari hadapan kekasihnya. Dia memacu kudanya kembali ke rumah dengan membawa bunga-bunga cinta yang semakin merebak dalam hatinya.

_____________

Denting mengeringkan tubuh dan wajahnya. Dia baru selesai mandi setelah tiba dari kediaman Partha.

Sudah dua tahun terakhir Denting menjalin hubungan dengan Partha. Hubungan yang membutuhkan perjuangan. Denting mencintai Partha, Pertemanan sedari kecil telah menumbuhkan rasa setelah mereka remaja.

Rasa yang semakin hari bertambah kuat.
Sebuah perasaan yang mengikat Denting membuat dia melakukan berbagai cara agar mendapatkan hati pria yang dicintainya.

Dirinya memang memiliki tekad kuat ketika menginginkan sesuatu. Entah berapa lebam dan kecelakaan ketika berkuda, memanah atau latihan pedang yang harus diterimanya.

Di kala gadis lain menyulam dan melukis. Denting justru berlatih memanah dan berkuda tapi itulah satu- satu cara untuk bersama Partha.

Sejak Partha memasuki Perguruan. Dia sudah jarang mempunyai waktu untuk bermain seperti ketika mereka kecil.

Sore ini Denting baru menyadari posisi Partha di istana. Sepertinya Partha memiliki hubungan baik dengan Raja Muda Arkasana sehingga mempunyai keistimewaan untuk dikunjungi Raja Muda.

Partha tidak pernah menceritakan secara detail tugas dia di istana. Denting menghargai karena kerahasiaan sebagai pengawal pribadi merupakan sumpah seorang Pengawal Raja Agung. Memikirkan hal itu Denting sedikit khawatir.

Dia yang berasal dari kalangan bangsawan menengah akankah berhasil menjalin hubungan dengan seorang kSatria yang merupakan kepercayaan Sang Raja Agung.

Sungguh apa jadinya jika Partha tak berhasil dimilikinya. Sedangkan hatinya sudah diberikan utuh kepada Partha. Dia tidak bisa memberi kesempatan kepada pria lain untuk mengisi hatinya.

Menjalin hubungan dengan Partha dua tahun lalu juga sudah merupakan anugrah. Orangtua Partha tidak pernah mempermasalahkan kalangan mana dia berasal. Hubungan baik antara orangtua Denting dan Partha sudah cukup untuk memperoleh restu hubungan mereka.

Ada pengorbanan yang mesti di lakukan Denting. Tidak mudah mendapatkan hati seorang Partha. Dia pria setia tidak mudah berpaling, kesetiaan pada cinta masa lalunya membuat Partha sempat terpuruk dan Denting lah yang hadir pada saat itu. Memikirkan tentang ini menerbitkan sebuah senyuman dalam raut cantik Denting.

Malam semakin larut Denting mencoba memejamkan mata. Sang Raja Muda Arkana begitu mempercayai Partha akankah dia memberi jabatan lebih tinggi. Jika itu terjadi sebelum mereka menikah. Bisakah hubungan ini dipertahankan.

Sang Raja Muda Agung begitu tampan, kulitnya terawat dengan baik. Dia memiliki karisma seorang pemimpin tegas sekaligus menyeramkan. Ada aura seram yang dirasakan Denting berbalut keanggunan dan keangkuhan terselubung. Selanjutnya Denting tidak tahu lagi secepatnya dia ingin beranjak dari depan Arsakana, Sang Raja Agung.

Partha memang pintar dan cerdas tak salah Raja mempercayai sebagai pengawal pribadi. Ketangkasan dalam menguasai ilmu beladiri tidak diragukan. Seharusnya Partha dengan mudah mendapatkan Putri Bangsawan kelas atas atau putri kerajaan. Kedekatan dengan Raja Muda bisa membantunya mendapatkan hati para putri bangsawan dan Kerajaan untuk menguatkan posisi keluarga. Dengan kepercayaan dari Raja Muda. Di masa depan besar kemungkinan Partha mendapatkan posisi lebih tinggi lagi.

Ada lelah dalam pikiran Denting memikirkan hal yang belum terjadi. Tidak lama kemudian dia pun terlelap setelah lelah berjuang dengan pikiran sendiri

Wanita Sang RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang