9. Partha

120 10 0
                                    

Apa yang kau pikirkan wahai Yang Mulia mengapa Aku harus berada dalam wilayah Pangeran Bairu. Tidak kah kau tau perasaan sang Gigan, kepala keamanan Pangeran Bairu. Dia yang merasa selalu disingkirkan sekarang harus menerima kehadiran Ku.

Pangeran Bairu memang menerima dengan tangan terbuka tapi bagaimana Gigan. Dia satu seperguruan Ku, berjuang keras mendapat tiket istimewa karena latar belakang keluarga petani. Dia yang sering menjadi saingan terberat Ku hanya mendapat posisi sebagai kepala keamanan di wilayah Pangeran Bairu.

Semua di istana utama Arsakana tahu, wilayah kekuasaan Pangeran Bairu dianggap "wilayah buangan" Karena hubungan tidak harmonis dengan Ibunda Prasmewari dan letaknya paling jauh dari istana Utama Arsakana.

Wilayah Pangeran Bairu termasuk daerah subur pertanian, perkebunan dan peternakan. Istananya pun sangat cantik karena pada saat kekuasaan Ayahanda Arsakana.

Sejatinya wilayah ini merupakan prioritas dan mengalami pergeseran ketika selir Agung wafat dan Ayahanda Arsakana mangkat. Ibunda Prasmewari menjadikan tempat "pembuangan" Berusaha menekan pengaruh Pangeran Bairu.

Kebijakan berbeda justru diambil Arsakana, Dia tetap menjadikan wilayah ini sebagai prioritas sehingga ada pertentangan terselubung. Entah lah pelik sekali ketika hubungan wanita masuk dalam politik kerajaan. Partha menghela napas, dia harus bertanya pada Pangeran Bairu.

------------------------------------------------------------

"Tidak masalah dengan Gigan, kami sudah berbincang", Pangeran Bairu menyesap teh dihadapannya dengan santai. Begitulah Pangeran Bairu, dia memiliki kepribadian yang uni , cara pandang berbeda dan ramah. Keramahan yang sering disalah artikan para wanita.

" Tapi terlalu mendadak. Aku merasa janggal". Pangeran Bairu mengalihkan pandangan dari taman ke arah Partha.

"Menurut mu apa yang janggal? ".

" Yang Mulia Raja Agung bertindak teratur, sistematis. Perubahan mendadak bukan cara Yang Mulia".

"Jika kau berpikir demikian. Apakah tak cepat runtuh generasi Arsakana? Musuhnya pun dengan mudah menghancurkan kalo semua bisa ditebak".

" Iya Yang Mulia Pangeran Bairu, hanya saja.. "

"Hanya saja apa?". Pandangan Pangeran Bairu menyelidik.

" Tidak apa-apa tapi karena mendadak Aku belum mengabarkan Denting".

" Dia sudah tahu".

"Dari sapa Yang Mulia? ".

"Yang Mulia Arsakana". Partha hendak bertanya lagi ketika dilihat Pangeran Bairu kembali menyesap teh dan tampak menikmati senja. Partha mengurungkan niat.

" Dua saudara yang memang tak mudah diterka dan duanya belum menikah yang satu begitu pemilih dan satu lagi terlalu banyak di pilih". Partha menggerutu dalam hati.

------------------------------------------------------------

Kamar Partha berada dalam menara Utara wilayah Pangeran Bairu. Dia bisa menatap senja yang berganti gelap. Kebiasaan yang pernah dijalankan dengan seorang gadis mungil rupawan bernama Kemuning.

Apa kabar mu Kemuning? Pertunangan mu batal dan sampai sekarang kau masih melajang. Bahkan Ku dengar kau pernah mendekati Pangeran Bairu tapi sang Pangeran menolak mu. Begitu tergila kah keluarga kalian akan kedudukan. Tidak bisa kah memperkaya kerajaan bukan hanya berharap pada seorang Pangeran dan Raja.

Seseorang pernah berteriak bahwa Aku bodoh hanya menilai wanita dari cantik rupawannya. Andai dia tahu cara mengusir pesona mu dari hati, debaran jantung ketika menatap wajah cantik dirimu, tutur lembut penuh kesantunan. Walau berkali-kali kau katakan keluarga mu menuntut status pasangan.

Aku seorang Ksatria tak bisa menjadikan kau seorang Ratu tapi Aku percaya pada mu tapi dia tidak. Dia yang telah berada dalam kehidupan Ku saat ini.

Aku tidak tahu apakah mencintai dia atau tidak tapi Aku tahu dia mencintai Ku.

Dia yang selalu mengatakan. Tidak ada yang menyukai Kemuning. Tidak ada Pangeran dan Raja yang mau dengan dia ketika tahu akal bulus Raja Teratai. Aku marah pada Denting dan berhenti ketika dia mengiba.

Ku katakan apa kah kau, Denting bisa mengendalikan cinta di hatimu kepada Ku. Mengejar ku tanpa lelah bahkan ketika Aku Acuh tapi lihat kau tetap bersikeras begitulah diriku, Denting. Perasaan pada Kemuning tak semudah yang kau katakan.

"Kau pria baik, Aku tahu Partha. Tak akan sia-sia mencoba meraih cinta mu".

Aku tahu Denting tulus. Bagaimana dengan Kemuning?.  Raja Agung pun tidak memilih dia bahkan Ibunda Prasmewari.

" Aku hanya putri dari kerajaan kecil. Ayahanda Ku menginginkan kedudukan.. Kita hidup dimana kekuasaan dunia adalah segalanya. Maafkan Aku wahai kekasih yang sejatinya akan Ku pilih ketika kehendak hati berada dalam keinginan Ku".

Di suatu senja Kemuning  mengatakan sebelum benar berlalu dalam kehidupan Partha.

Tak mudah bagi untuk Partha bangkit. Sampai Denting datang. Hadir Denting telah mengisi hati Partha walau Kemuning tetap membayangi.

Senja mulai berganti gelap, Partha pun beranjak ke peraduan merebahkan tubuh yang lelah seharian.

Wanita Sang RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang