10. Arsakana

116 12 0
                                    

Sinar keemasan matahari menyeruak masuk istana hijau Arsakana. Pertemuan dengan para pejabat Kerajaan baru selesai dilakukan. Arsakana beranjak dari singgasana berjalan ke arah ruang kerja. Ada berapa laporan dari para pejabat yang harus diselesaikan.

Salah satu laporan mengenai kekosongan pemimpin wilayah utara dikarenakan mangkatnya sang pemimpin. Sang pemimpin tidak memiliki keturunan. Sebagai wilayah dari kerajaan Arsakana, ahli waris pemimpin wilayah harus mendapat persetujuan Raja Muda Agung. Wilayah utara berdekatan dengan Kerajaan Teratai. Kerajaan kecil yang menginginkan masuk ke dalam wilayah Arsakana, tempat dimana Putri Kemuning berada. Suatu kebetulan yang menguntungkan Arsakana.

Kecerdasan dan kesetiaan Partha tidak diragukan lagi. Jika Arsakana mengangkat Partha menjadi pemimpin wilayah,dia mendapat pemimpin cerdas dan setia. Disisi lain bisa menjauhkan Partha dan Denting lalu mendekatkan Partha dengan putri Kemuning.

Hanya tinggal menyelesaikan masalah dengan Raja Teratai. Arsakana telah meminta Treos menyelidiki siapa Raja Teratai. Raja Teratai memiliki sifat culas dan ambisi besar yang tidak sebanding dengan kekuatan Kerajaan. Harapannya hanya pada Putri semata wayangnya untuk menikahi pangeran dari Kerajaan lain agar wilayah Kerajaan lebih luas lagi.

Jika Partha menjadi pemimpin wilayah utara besar kemungkinan hubungan dengan Kemuning akan kembali terjalin.

Arsakana harus berhati-hati dengan Raja Teratai. Tidak menutup kemungkinan dia memanfaatkan Partha. Terkadang cinta bisa membutakan dan Kemuning adalah cinta pertama Partha. Darimana Arsakana tahu jika cinta itu bisa membutakan. Tentu saja karena dia sendiri telah merasakan.

Arsakana telah mengutus Treos untuk menyampaikan surat panggilan kepada Partha. Sebuah surat rahasia untuk menghadiri pertemuan di Istana Semilir yang berada di daerah semilir.

Arsakana tersenyum tipis sebuah rencana telah tersusun tinggal memastikan semua berjalan baik.

-----------------------------------------------------------

Arsakana memasuki istana Semilir sesuai dengan perjanjian yang dibuatkan dengan Partha. Hari ini mereka akan bertemu di ruang pertemuan Istana Semilir.

Partha sudah berada di ujung meja oval. Duduk dengan sikap tegak sempurna, bias matahari keemasan yang menyelinap masuk dari jendela menerpa sebagian tubuh Partha. Dia memang menarik pantas jika gadis itu begitu mencintainya.

Partha berdiri dan memberi salam sempurna ketika Arsakana datang.

"Salam Saya Yang Mulia". Arsakana mempersilakan Partha duduk.

"Ada yang mau Saya sampaikan". Sebuah surat berwarna hijau dengan ornamen perak diletakkan Arsakana dimeja. Partha segera mengambil dan membacanya. Ada keterkejutan dimata Partha.

"Hamba merasa tidak pantas mendapat kehormatan sebagai pemimpin wilayah utara Yang Mulia".

"Aku tahu siapa yang terbaik untuk menempati posisi ini".

"Selama ini hamba mempelajari ketrampilan Ksatria dan belum pernah mendapatkan pendidikan penuh sebagai pemimpin yang harus bertanggung jawab dengan rakyat di wilayahnya".

"Aku akan meminta Pangeran Bairu untuk menjadi pendampingmu tapi sampai pelantikan dilaksakan nanti kau harus merahasiakannya dari keluarga atau siapa pun". Arsakana tidak menyebutkan nama Denting.

"Betapa besar kehormatan Saya Yang Mulia".

"Setimpal dengan kesetiaan pada Rajamu, Partha". Arsakana menekan kalimat ini dengan ketegasan teguh.

"Dengan segenap hati dan jiwa Yang Mulia". Arsakana tersenyum puas.

"Hari ini kembali lah ke wilayah Pangeran Bairu dan sampaikan surat ini pada Pangeran Bairu.

Wanita Sang RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang