11. Denting

127 13 0
                                    

Denting mulai kesal karena tidak ada kabar dari Partha. Setelah kepulangan dari penobatan Partha sebagai Pimpinan wilayah Utara tidak ada kabar kembali dari Partha. Berapa hari lalu Denting telah mengirim surat pada Partha. Apakah begitu sibuk dia disana, hati gadis cantik itu begitu cemas. Perasaan yang selalu bergejolak ketika jauh dari Partha.

Denting takut kehilangan Partha. Hatinya telah tertambat pada pria tampan berkarisma itu dan selama ini mati-matian dia mengalahkan para wanita muda yang mencoba mendekati Partha. Semampu mungkin ia mengenggam tangan dan hati Partha. Membantu Partha melupakan luka yang ditanamkan cinta pertama Partha. Dirinya tak sanggup membayangkan jika harus berpisah dengan Partha.

Hari ini Denting kuatkan tekat untuk menuju ke wilayah utara. Sudah ia sampaikan kepada Ibunda dan Ayahanda tentang tujuan dirinya walaupun berat kedua orangtua Denting akhirnya menyetujui. Butuh waktu setengah hari untuk mencapai wilayah utara maka Ayahandanya menyewa kereta kuda dan mengupah orang untuk mendampingi Denting. Itu jauh lebih baik daripada melepas Denting sendirian.

Orangtua Denting tahu ketika Denting memiliki keinginan. Putri mereka akan melakukan segala hal untuk mencapainya.

Denting sedang memastikan kelengkapan peralatan yang diperlukan ketika melihat salah satu Pengawal Bakuda. Kedua orangtuanya menatap Denting meminta jawaban tapi gadis itu pun tak tahu apa maksud kedatangan Pengawal kepercayaan Arsakana ini.

"Salam kami kepada Pengawal Yang Mulia". Ayahanda memberi salam pada Tirta. Begitupula Denting dan Ibunda.

"Yang Mulia memberi titah agar putri anda ke istana sekarang juga"

"Tapi Aku hendak menuju ke wilayah utara". Ayahanda Denting menatap cemas ke arah putrinya. Terkadang sifat keras kepala putrinya membuat dia khawatir. Bagaimana rakyat seperti mereka mencoba melawan titah Raja Muda.

" Yang Mulia memberi titah ini karena ada kaitannya dengan Partha". Mendengar nama Partha, Denting langsung menyetujui. Dia sulit menahan diri jika ada urusan menyangkut Partha. Denting memasuki kereta kerajaan setelah meminta maaf karena telah merepotkan orangtuanya.

"Besok kita bisa pergi lagi,maaf karena hari ini ada perubahan ya?". Denting mengatakan pada orang upahan Ortunya. Dia tetap bertekad akan pergi ke wilayah utara menjumpai Partha.

" Maaf kau Tristan,Treos atau Tirta?".

"Aku Tirta". Tirta mendengus dalam hati. Bagaimana Raja Muda menukar gadis ini dengan Naningga. Dia tidak menyukai ide Raja Muda.

Hari masih pagi, embun pun masih berkilauan di dedaunan. Seharusnya dia bisa menjumpai Partha ketika malam nanti tapi hari ini dia harus bersabar. Apalagi yang mau dibicarakan Arsakana. Raja Muda yang sulit ditemui bangsawan menengah seperti dirinya kenapa meminta dia datang.

Denting bukan siapa-siapa dalam kerajaan Arsakana. Dia hanya anak pejabat tingkat tiga. Kaitan dirinya dengan Raja Muda Agung Arsakana hanya sebatas kekasih Partha. Memikirkan hal ini membuat Denting cemas. Apakah dirinya tidak pantas bersanding dengan Partha sekarang?. Apakah Raja Muda telah memilih calon sendiri bagi pejabat tinggi Istana. Denting merasa matanya berkaca-kaca memikirkan hal ini saja sudah membuat hatinya sedih.

Dia tidak pernah memandang rendah pada diri sendiri. Denting cukup cantik dan cerdas. Dia berpendidikan karena selain memiliki ketrampilan satria sebagai putri dari bangsawan menengah ia juga menempuh pendidikan formal atau Partha mengalami kecelakaan. Aah tidak mungkin jika itu terjadi orangtua Partha akan mengabari dirinya.

Denting belum bisa membedakan ketiga Pengawal Bakuda tetapi dia mengingat pengawal yang mendampingi saat ini memiliki wajah tidak bersahabat. Sungkan bagi Denting untuk bertanya.

Wanita Sang RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang