14. Aku Naningga

124 12 2
                                    

Aku pergi dengan kemarahan tertahan dari taman indah yang berada dalam ruangan Arsakana. Apakah Aku harus malu dengan penolakan terang-terangan dari Arsakana atas kedatangan Ku atau harus marah bahkan Aku tidak bisa memilih sikap apa yang harus diambil.

Siapakah gadis yang diajak Arsakana, bukankah dia gadis yang menemani Ku saat ke istana di pinggir sungai. Dia cantik tapi belum pernah Ku lihat. Dia hanya menunduk dengan wajah bersalah.

Apakah dia gadis baik-baik tapi tampaknya demikian. Dia tidak lembut tapi lebih ke arah tegas, sorot matanya tajam ketika mencuri pandang ke arah Ku dan Arsakana.

Siapakah dia?.. Aku berhenti di tempat pengawal Bakuda datang dengan memperbaiki napas dan mengatur gerakan tubuh anggun. Aku berhenti di depan ketiganya.

"Salam Yang Mulia Naningga".

" Siapa gerangan bersama Arsakana". Suaraku mengalun lembut seperti biasa.

"Dia Denting, Yang Mulia". Entah siapa yang menjawab karena sampai sekarang Aku belum hapal tiga kembar ini.

"Oh iya, siapakah dia sehingga bisa memasuki taman pribadi Yang Mulia Agung".

" Denting adalah kekasih Partha, pemimpin wilayah Utara Yang Mulia". Aku mencondongkan badan kearah mereka mencoba memastikan pendengaran Ku.

"Kekasih Partha? Untuk apakah Yang Mulia memanggil dia? ".

"Maafkan Kami karena tidak mengetahui secara pasti maksud Yang Mulia tapi bukankah ada aturan istana untuk memastikan pendamping pejabat Istana?".

"Ya Aku tahu bahkan Raja berhak mengajukan pendamping bagi pejabat Istana tapi bukankah itu tugas kepala rumah tangga Istana untuk pertama kali memastikan sang calon?".

"Iya Yang Mulia". Kali ini ketiganya menjawab serentak. Aku tahu mereka juga tidak bisa menjawab dan tidak ada alasan bagi Ku untuk mendesak mereka dengan pertanyaan. Aku berlalu dengan hati semakin kesal dan cemburu menguasai.

Aku Naningga seorang putri saudagar kaya negeri ini, bangsawan kelas atas dengan garis keturunan dalam runut Yang Mulia Prasmewari. Kecantikan Ku sudah diketahui banyak orang, Aku pandai melukis dan termasuk dalam Seniman terhormat di Kerajaan ini. Aku juga siswa terbaik dalam sekolah keputrian dalam nilai kepribadian bersikap bahkan Aku menjuarai semua putri bangsawan dan putri Kerajaan ini.

Semua pangeran dan putra bangsawan banyak bertekuk lutut pada Ku. Mengapa Aku harus jatuh cinta pada Arsakana? Seharusnya Aku tidak menjadi pengemis cinta ini mengharapkan kepedulian seorang pria yang bahkan tidak sudi mendekati diriku.

Apa itu cinta sebenarnya. Jantung Ku berdebar ketika melihat Arsakana, rindu Ku menggebu ketika tidak melihat dirinya. Apakah dia menyukai Ku?.

Aku harus mencari tahu Siapakah gerangan Denting. Apa tujuan Arsakana

*******************************

Kalian tahu bahkan tidak melakukan apa-apa kabar begitu cepat beredar. Aku menarik napas mencoba menahan gempuran rasa sakit di dada.

"Anakku Naninnga, Aku tidak menyetujui jika Arsanaka bersanding dengan Denting". Ibunda Prasmewari meraih tangan Ku menggenggam jemari lentik yang masih tersemat cincin berhiaskan berlian biru sebagai penanda calon ratu Kerajaan ini.

Aku mencoba tetap tersenyum, menahan posisi duduk Ku tetap tegak walau dada terasa sakit dan sesak.

"Maaf Yang Mulia Prasmewari, Apa yang dimaksud Yang Mulia?".

" Kau tahu apa yang Ku titipkan untuk disampaikan ke Arsanaka. Itu hanya akal Ku saja untuk memastikan reaksi Arsakana ketika ada orang lain disaat dia bersama gadis itu"

Wanita Sang RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang