5. Partha

165 15 0
                                    

Sakit di lengan mulai berkurang, Partha membenarkan posisi duduknya. Melihat Partha dalam kondisi sekarang raut cemas terpancar dari wajah cantik kekasihnya.

"Masih sakitkah?" Denting membenarkan posisi lengan Partha.

Partha membalas dengan membelai pipi Denting sebagai jawaban, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Ditatap wajah kekasih sebelum menjawab kembali.

"Lanjutkan saja permainan memanah mu, sakitnya sudah berkurang."

Denting tersenyum ada kelegaan di wajahnya. Melihat Denting sedang menikmati permainan memanahnya selalu mengingat Partha akan keteguhan hati seorang Denting.

Teman masa kecil yang selalu menemani Partha. Denting cekatan, lincah, menyenangkan. Seiring usia dia tumbuh menjadi gadis yang menarik, tapi suatu hal mengejutkan ketika Denting memilih mengikuti pelatihan Ksatria dan berkesikeras harus satu peguruan dengan dirinya.

Orangtua Partha harus berkali-kali meyakinkan pihak perguruan untuk memasuki Denting. Melalui tiket istimewa yang biasa di dapatkan oleh para pria dan dikhususkan untuk rakyat biasa serta bangsawan menengah, akhirnya Denting bisa memasuki perguruan ksatria.

Selain Denting ada murid perempuan lain yaitu Senja dan Mendi yang merupakan keturunan Ksatria wanita. Hal ini juga salah satu keberuntungan Denting karena tanpa Senja dan Mendi walaupun menggunakan tiket istimewa, tetap tidak bisa mengikuti pelatihan Ksatria karena tidak mungkin hanya melatih satu Ksatria wanita.

Pelatihan ketrampilan Ksatria, biasa diikuti para keturunan Ksatria wanita muda. Denting tidak memiliki garis keturunan Ksatria muda tetapi dia berhasil lulus ujian yang dilakukan pihak perguruan. Bahkan guru berkuda Partha, mengatakan aura dan raut wajah Denting mengandung aura Ksatria wanita dibandingkan Senja dan Mendi.

Ada karisma terselubung dalam diri Denting yang nantinya akan membuatnya menjadi salah satu orang besar.

Lamunan tentang Denting buyar ketika Partha mendengar suara Arsakana. Ada keterkejutan dalam dirinya Raja Muda berkenan datang ke kediamannya.

Partha refleks memberi salam sempurna kepada tuannya, tapi dia melihat Arsakana menatap Denting. Ada pancaran yang berbeda dalam tatapan Arsakana. Sebagai lelaki nuraninya berkata untuk menegaskan Denting adalah wanita dirinya. Secara halus Partha memperkenalkan Denting.

Arsakana tersenyum seperti biasa. Raut wajah yang sukar ditebak dari Raja Muda tersebut adalah hal yang biasa dilihat Partha. Ketika Raja Muda tersebut berlalu pulang ada kelegaan dan kegembiraan di mata Denting.

"Aku melihat Raja di depan Ku langsung" .

"Aku melihatnya setiap hari. Setiap saat hanya ketika pemulihan sakit tidak melihatnya secara langsung"

Partha mendengkus kesal ketika melihat wanitanya bergembira melihat pria lain, walau pria tersebut tuannya sendiri. Sang Raja Agung.

"Tapi, bagi orang seperti ku. Itu adalah keistimewaan, tapi kamu tetap lebih tampan dari Raja Muda Agung." Denting berbisik perlahan sepertinya dia tahu bahwa Partha tidak menyukai tingkah dirinya.

"Tentu saja." Partha membalas sambil berbisik ditelinga Denting. Mereka tertawa pelan karena berbahaya jika terdengar Raja Muda Agung. Apalagi jika dia tidak berkenan dengan perkataan pasangan ini.

.........................................................................

Senja sudah berganti gelap. Denting sudah kembali ke kediamannya. Partha dibantu Anung mengganti kain yang melilit lengannya. Dengan telaten Anung membubuhi kembali ramuan obat di lengannya.

"Sungguh teramat besar anugrahmu, Tuan Partha dikunjungi oleh seorang Raja"

"Ya, kamu benar, Anung. Arsakana, Raja Muda Agung. Pemimpin bijak. Beliau memperhatikan para orang terdekatnya.

Wanita Sang RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang