Pesta panen raya tidak lama lagi akan dilangsungkan. Semua pimpinan wilayah melaporkan keberhasilan panen tahun ini. Ada kepuasan dalam diri Arsakana, disisi lain dia tetap memasang ruang waspada. Tidak ada kelengahan dalam pesta panen karena keramaian bisa membuat lengah.
Pada pesta panen kali ini juga akan ada pengumuman masuknya wilayah Kerajaan Teratai, Raja Pramata atau yang lebih dikenal Raja Teratai akan menjadi pimpinan wilayah karena sekarang berada dalam kekuatan Arsakana.
Raja tampan itu menatap ke luar istana menyaksikan persiapan pesta di aula. Hilir mudik pelayan membawa semua perlengkapan. Rakyat tidak akan memasuki aula hanya perwakilan dari bangsawan, saudagar dan pejabat tinggi. para rakyat menikmati pesta panen raya dari luar istana akan ada pertunjukan berbagai macam atraksi dan sajian hasil panen sepanjang jalan.
Persaingan Internal antar wilayah mulai dirasakan Arsakana dalam persembahan hasil panen ini. Untuk sekarang riak itu masih teratasi.
"Pimpinan wilayah selatan memberi hormat Yang Mulia. Kami membawa hasil panen untuk kerajaan ini Yang Mulia, mohon untuk diterima". Pimpinan wilayah selatan memiliki postur tubuh gemuk, pendek. Dari penampilannya Dia tampak jenaka pandai memainkan ekspresi diri dibalik tawanya.
"Panen tahun ini merupakan buah kerja keras hamba dan semua pemangku jabatan serta rakyat. Kami tidak dilimpahi keberkahan keajaiban menyulap semua tanaman langsung menghasilkan tapi kerja keras dibutuhkan untuk menghasilkan panen tahun ini".
Pimpinan selatan itu menyunggingkan senyuman seakan itu sebuah kata rendah hati bahwa panen kali ini merupakan hasil kerja keras semua kalangan tapi Arsakana tahu dari lirikan pimpinan selatan ke Partha. Jelas pria itu menyindir Partha yang mendapatkan panen besar sebagai keberuntungan, tidak sepenuhnya salah karena kerja wilayah utara merupakan lanjutan dari usaha yang dirintis pimpinan terdahulu.
Arsakana bisa melihat wajah datar Partha. Seakan tidak terganggu dengan kalimat pimpinan selatan.
Ditambah masuknya kerajaan Teratai akan menimbulkan gunjingan antar wilayah. Menambah wilayah yang tidak menghasilkan bukan sesuatu yang menguntungkan kerajaan Arsakana. Tak perlu disampaikan Arsakana ke semua pimpinan wilayah. Wewenang menawarkan kerjasama kerajaan Teratai telah diputuskan bersama dewan kerajaan.
Arsakana memiliki agenda sendiri untuk kerajaan Teratai . Bukan perkara Denting, ada yang lebih penting lagi.
Langkah teratur dari Bario sang kepala pelayan khusus Raja Muda Arsakana membuat pria itu memalingkan wajah ke pintu masuk. Derap langkah teratur dengan salam takzim sempurna, tidak ada di Kerajaan ini yang bisa menyaingi kesempurnaan salam kepala pelayan. Benar saja Bario muncul tidak lama kemudian. Dia pria menarik dengan penampilan tak tercela, ketelitian membuat dirinya pantas menjabat sebagai kepala pelayan khusus Raja.
"Salam Bario,Yang Mulia Arsakana".
"Iya,Bario".
"Maafkan hamba Yang Mulia menganggu waktunya, Hamba hendak mengingatkan sore ini akan ada pengukuran pakaian khusus pesta panen. Butuh waktu cepat untuk pembuatannya maka sore ini penjahit dan pengukur akan datang"
"Gunakan tubuhmu Bario, Bukan kah tidak berbeda jauh"
"Maaf Yang Mulia, hamba tidak berani. Pengukuran ini akan dilakukan oleh toko bahan pakaian dari keluarga pimpinan wilayah utara".
Ekspresi Arsakana berubah. Sebuah senyuman tampak terbit di wajahnya lalu ekspresi Raja Muda itu kembali datar.
"Siapa yang akan melakukan pengukuran"
"Mereka memiliki perancang, penjahit tersendiri"
"Siapakah namanya?"
"Perancangnya Nona Dahlia"
Arsakana menaikkan alisnya. Dia teringat salah satu laporan biro penyelidik kerajaan ketika menyelidiki keluarga Denting. Laporan yang sempat diabaikan tapi kali ini sepertinya berguna.
"Bukankah mereka memiliki orang kepercayaan yang biasa memberi masukan untuk bahan pakaian terpilih"
"Apakah Yang Mulia maksud Denting".
" Sepertinya itulah namanya. Kau sudah mengetahuinya".
"Sudah Yang Mulia, pengetahuan Denting cukup luas di usia muda mengenai bahan kain yang cocok untuk semua kalangan dan penggunaan di acara"
"Pastikan semua terbaik dari toko bahan kain pakaian itu hadir"
"Hamba laksanakan".
" Menarik" . Arsakana tersenyum penuh arti.
********************
"Denting hari ini ada pemesanan bahan kain pakaian untuk kerajaan. Kita diharapkan hadir dengan membawa bahan berkualitas tinggi. Beberapa penjahit terbaik dan Dahlia akan mengikuti rombongan untuk melakukan pengukuran""Bukankah selama ini sudah ada pakaian khusus selama ratusan tahun untuk panen raya?"
"Iya tetapi pakaian terdahulu sudah berusia lama. Dikhawatirkan akan ada kerusakan jika digunakan terus menerus maka kerajaan memutuskan membuat yang baru. Kepala pelayanan Raja Muda telah menyampaikan pakaian sama seperti terdahulu tapi akan ada ciri khas Raja Arsakana"
"Baik, Saya akan memastikan toko terjaga dengan baik dengan kepergian semua rombongan ke kerajaan"
"Kita yang ikut dalam rombongan Denting termasuk kamu. Mari bersiap pergi". Ibunda Partha tidak memberikan kesempatan Denting bertanya. Begitu mendadak bagi Denting tapi melihat persiapan rombongan kecil ini Denting tahu semua sudah disiapkan jauh hari.
Gadis itu menghembuskan napasnya. Semua tidak mudah Partha, dia harus bertemu Arsakana lagi.
Rombongan kecil itu telah berangkat menuju kerajaan Arsakana. Denting seakan ingin turun dan berlari jauh dari tugas kali ini. Selain bertugas menghitung keuangan dalam usaha keluarga Partha, kepiawaiannya memilih bahan pakaian dan ikut merancang lambat laun menjadikan dia tumpuan toko ini.
Mereka tidak bisa terus menerus bekerjasama dengan perancang Dahlia karena tinggi biaya untuk menggunakan jasanya. Hanya pesanan khusus mereka menggunakan Dahlia.
Dahlia duduk berdampingan dengan Ibunda Partha. Jika bersama Ibunda Partha , dia tampak seorang mulia dengan kesantunan kalangan terpandang.
Rombongan kecil itu telah tiba di istana. Dahlia turun dari kereta dengan anggun dibantu pelayan yang sigap menolong pualam cantik itu. Ibunda Partha menyusul di ikuti Denting.
Kepala pelayan Bario telah menyambut kehadiran rombongan kecil ini. Bersama beberapa pengawal, Bario mengarahkan rombongan ini keruangan Arsakana.
"Begitu tersanjung perancang kecil ini dipercayakan membantu toko kain Parasataka". Dahlia berkata pelan sambil menepuk lembut telapak tangan Ibunda Partha.
"Begitupula kami, anda begitu merendah Dahlia". Gadis itu melirik ke arah Denting. Senyum tipis diberikan Denting untuk gadis itu.
Rombongan itu telah sampai pada pintu sebuah ruangan. Bario tampak bicara pada pengawal di pintu dan tidak lama berselang panggilan untuk masuk datang.
Denting berdiri bersama pelayan yang membawakan bahan pakaian. Dia bukan perancang dan pemilik usaha jadi tidak diperlukan masuk lebih menguntungkan bagi Denting untuk menunggu diluar.
Dahlia, Ibunda Partha dan pengukur pakaian memasuki ruangan. Dahlia sedikit mendongakkan dagu ketika berjalan di depan Denting. Ekspresi bangga tidak bisa ditutupi gadis cantik itu.
Tidak lama ketenangan Denting ketika Bario keluar lagi dan memanggil dirinya.
"Siapa yang bernama Denting, dipersilakan untuk masuk".
" Saya kepala pelayan, Bario"
"Lekas masuk. Yang Mulia sudah menantikan semua yang terlibat dalam pembuatan pakaian, seharusnya kau tidak menunggu diluar".
"Maafkan tetapi Saya hanya pegawai toko".
"Sepertinya Saya tidak sependapat jika anda hanya pegawai toko biasa. Lekas ikuti Saya".
Denting mengikuti langkah Bario ketika telah tiba di dalam ruangan, Arsakana sedang diukur tubuhnya. Raja Muda itu menatap Denting. Jantung Denting berdesir dia teringat kejadian di malam lalu.
Apalagi ini..
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Sang Raja
عاطفيةDenting, wanita bangsawan menengah yang telah mendapatkan cinta pertamanya, 'Partha'. Pria tampan kepercayaan Raja Muda Agung, tetapi tanpa di duga Raja Muda jatuh cinta pada dirinya. Sekarang dialah wanita terpilih Sang Raja Muda Agung Arsakana. Sa...