Denting menutup jendela kamarnya lebih awal, dia tidak ingin kejadian lalu terulang ketika Arsakana memasuki kamarnya tanpa izin. Sungguh lancang kelakuan Raja Muda, tetapi Denting bisa apa, jika dia hendak melaporkan tindakan Arsakana siapa yang akan mempercayai cerita dirinya.
Gadis itu tampak kesal, duduk di meja kamarnya sambil bertopang dagu. Semua rencananya akan berantakan jika Arsakana tetap nekat memilihnya. Apakah dirinya menjadi gadis tak tahu diri sehingga menolak seorang Raja?
Denting mendengkus kesal, jika dia terlahir sebagai putri kerajaan, bangsawan kelas atas atau putri seorang Jendral jelas itu adalah keberuntungan. Namun, dia berasal dari keluarga bangsawan kelas tiga ditambah telah terpilih seorang calon permaisuri maka itu menjadi masalah.
Keluarga Naningga dan Ibunda Prasmewari tentu tidak akan diam. Seandainya jika dia menolak Arsakana, tekanan itu tetap akan berjalan karena bagi mereka Denting adalah 'suatu hal' yang harus disingkirkan demi kelanggengan pernikahan Naningga dan Arsakana.
Rasanya Denting ingin berteriak kepada Arsakana untuk menyadarkan Raja Muda itu. Arsakana bukanlah Partha. Sang Raja selain memiliki kemampuan Ksatria dan kepandaian mengatur strategi pertahanan. Arsakana mempunyai intuisi akan intrik yang akan terjadi. Denting hampir sepenuhnya yakin Arsakana tahu apa yang telah diperbuatnya. Tatapan mata Arsakana di ruangan saat mereka mengukur pakaian kebesaran itu menyiratkan sesuatu.
Sedangkan Partha mengasah keahlian sebagai Ksatria, kemampuan strategi perang, pertahanan. Dia tentu kurang memahami intrik kecil atau kecurigaan bersifat urusan pribadi yang terjadi didekatnya. Partha tidak pernah berpikir jauh mengenai maksud dan tujuan keterlibatan Denting dalam usaha keluarga mereka.
Semua orang yang berpikir positif pasti berpikir Denting merupakan gadis setia menunggu pria yang dicintai sewaktu bersama wanita lain. Melewati rasa sakit ketika melihat Partha menjalin kasih dengan Kemuning lalu mengobati luka hati Partha setelah dicampakkan kekasihnya.
Di lain sisi, orang berpikir negatif akan menganggap dirinya gadis tidak tahu diri. Dia bekerja di toko keluarga Partha. Denting sejatinya tak lebih seorang pegawai dari usaha milik ksatria dan saudagar kaya yang mendambakan diri sebagai kekasih putra mereka.
Denting mengakui dirinya berada diantara dua pemikiran tersebut. Dia memang mencintai Partha dan akan melakukan segala hal demi kekasihnya. Menanamkan 'akar' yang kuat untuk menjaga 'posisi' di mata keluarga Partha.
Di sisi lain dirinya bukan seorang munafik yang tidak menginginkan masa depan cerah untuk diri dan keluarganya. Jika bisa meraih dua hal secara bersamaan bukan kah kehidupan menjadi lebih indah?. Menjalani kehidupan bersama orang yang dicintai sekaligus mewujudkan mimpi dan keinginannya untuk hidup tenang.
Sedari kecil Denting bertekad menjadi seorang terpandang. Ayahnya bekerja menjadi pegawai pemerintahan tanpa ada usaha untuk bekerja keras agar punya jabatan tinggi. Ibunya cukup puas menjadi kepercayaan seorang saudagar kaya. Orangtuanya tidak punya ambisi seperti dirinya.
Denting menginginkan lebih dari itu. Dia bukan lah seorang malaikat, tapi bukan pula pecundang. Dia bekerja keras untuk mendapatkan kepercayaan Ibunda Partha.
Dia tidak keberatan menawarkan untuk ikut dalam negoisasi dengan para pemasok kain. Dengan begitu dia bisa mempelajari cara negoisasi dan menguasai harga serta kualitas kain yang baik.
Dia tidak sungkan menjadi 'kacung' Neon walau Neon sering memerintah gadis itu untuk pekerjaan berat, tetapi pada dasarnya Neon tidak pelit berbagi ilmu dan trik. Neon merupakan salah satu kepercayaan Ibunda Partha untuk mengambil kain dari pemasok di seluruh negeri dan akhirnya Denting dipercayakan untuk tugas mengambil kain dari pemasok kecil.
Denting juga harus merendahkan diri di hadapan Dahlia dengan menawarkan bantuan kepada Dahlia saat merancang pakaian. Tindakan yang didasarkan keinginan Denting untuk memperoleh ilmu cara merancang pakaian. Memilih kain yang cocok untuk jenis pakaian, menekan budget untuk pakaian dengan model menarik tapi bahan lebih murah. Pemilihan selera pasar, semua didapatkan Denting langsung.
Dahlia bersikap seenak hati dengan Denting menganggap gadis itu tak lebih pelayan tentu saja Denting tetap bersikap manis seperti gadis lugu. Jika ingin dia bisa mematahkan lengan Dahlia, tapi tentu saja itu dalam angannya. Ketika Dahlia tahu dia menjalin kasih dengan Partha maka marah lah si perancang cantik itu lalu dia menendang Denting untuk tak pernah menginjak kaki di kediamannya.
Denting cukup puas dia tahu Dahlia menyukai Partha. Memilih mengalah ketika Dahlia membentak atau memukulnya ketika salah, lalu mengiba dihadapan Partha membuat pria itu merengkuh melindungi sahabat sekaligus kekasihnya.
Keterbatasan biaya membuat Denting harus pandai mengambil kesempatan. Dia sudah cukup puas dapat sekolah formal dan menjadi murid dalam perguruan ksatria kerajaan. Orangtuanya harus mengeluarkan biaya lagi jika dia ingin mendalami ketrampilan lainnya.
Denting merinding apakah Arsakana tahu kelakuannya, mengapa dia tetap berminat pada dirinya. Bagi Denting apa yang dilakukan bukan kesalahannya itulah hanya trik, sebuah strategi yang dipersiapkan untuk masa depannya. Dia tidak merugikan siapapun.
Kemuning? Dia memang mencintai Partha tapi keluarga gadis itu memiliki motif lain tentang pernikahan. Menyingkirkan Dahlia itu juga bukan kesalahan, gadis sombong yang selalu memandang rendah semua yang di bawahnya. Tentu tidak layak mendampingi Partha.
Sebuah senyuman terukir di wajah Denting. Secara diam-diam dia mengatur kehidupan pribadi Partha. Semua yang dilakukan adalah demi kebahagiaan Partha dan dirinya tentu saja.
Denting telah merencanakan akan menikah dengan Ksatria kepercayaan Raja, dia telah memperkirakan masa depan cemerlang ada di genggaman Partha. Dia pun bersama Ibunya akan mengelola Cabang Parasataka di desa semilir. Menempatkan dirinya dalam keluarga lebih tinggi dari kasta keluarganya jelas salah satu tujuan Denting.
Dia punya angan, semua sudah dipersiapkan dan seketika berantakan ketika pertemuan dengan Arsakana. Siapa yang akan menyangka Raja Muda Agung dengan ketampanan dan kekuasaan besar akan memilih dirinya. Menjauhkan kekasihnya, jika Denting telah mempersiapkan masa depannya dengan cermat maka Arsakana justru menyodorkan masa depan yang tak pernah hadir bahkan dalam mimpi Denting.
Permaisuri akan melahirkan para generasi kerajaan. Namanya akan tercatat dalam sejarah berada dalam bayangan suami, dia pun bertanggung jawab akan kebahagiaan suaminya. Raja terdahulu yang mempunyai banyak selir maka semua menjadi tanggung jawab permaisuri.
Permaisuri harus pandai mengatur kehidupan dan mempertahankan statusnya.
Aaahh Denting meremas rambutnya dengan kesal. Apakah dia akan sanggup menikah dengan pria yang tak dicintainya? Menghabiskan sisa hidup di dalam istana. Mencoba bertahan dari orang-orang yang memimpikan posisi tersebut.
Denting memalingkan wajah dari dinding, menyenderkan dirinya dikursi. Menatap ke arah lukisan yang diberikan Partha.
Sebuah lukisan kuda putih dengan sepasang kekasih di atasnya. Sebuah senyuman hadir diwajah Denting.
Bagaimana dengan pernikahan?
Tentu saja pernikahan akan menyelamatkan diri dan masa depannya. Arsakana cukup waras untuk menikahi istri seorang pimpinan wilayah. Jelas memalukan jika dia merebut seorang istri dari salah satu kepercayaannya.
Denting tersenyum beranjak dari kursi, bersiap akan tidur.
Aku memang bukan malaikat berhati mulia tetapi percayalah Aku juga bukan pecundang. Akan Ku pikirkan cara untuk menjadi istrimu Partha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Sang Raja
RomanceDenting, wanita bangsawan menengah yang telah mendapatkan cinta pertamanya, 'Partha'. Pria tampan kepercayaan Raja Muda Agung, tetapi tanpa di duga Raja Muda jatuh cinta pada dirinya. Sekarang dialah wanita terpilih Sang Raja Muda Agung Arsakana. Sa...