"Kok elo bisa sama Gigi?" tanya Tristan.
Lagi-lagi mereka duduk di pinggir jalan sambil menunggu lancarnya keadaan lalu lintas di sekitar mereka, dan lagi-lagi hanya sebuah kecelakaan ringan, tidak ada korban jiwa selain seorang pejalan kaki yang terserempet mobil.
"Harusnya elo berterima kasih sama gue, kalo gue gak cegah Gigi buat nyebrang, mungkin Gigi yang jadi korban disana." jawab Philip.
Sama. Pikir Tristan, dulu Gigi juga bilang seperti itu. "Ya ampun kalau kita gak berhenti, mungkin mobil kita yang kecelakaan ya."
Kepala Tristan berputar untuk mencari keberadaan Rene, gadis itu tengah tersenyum mendengar cerita Gigi, tangan mereka berdua bahkan masih saling menggenggam.
Siapa Rene sebenarnya? Pertanyaan itu terus berputar di kepala Tristan dan hampir membuat ia frustasi.
"Kak... kita antar Rene pulang yuk, kasihan udah gelap nih." seru Gigi.
"Gue sama Tristan aja yang nganter, Gi. Mending elo pulang deh, sekalian gue sama Tristan mau cabut." jawab Philip.
Gigi memandangi wajah Rene yang masih sembab, "Gue pulang dulu ya, biar elo dianter kak Philip."
Rene mengangguk, "Makasih ya, Gi. Hati-hati."
"Elo juga."
Setelah melihat mobil Philip pergi dengan membawa Tristan dan Rene di dalamnya, Gigi akhirnya pulang.
Tristan tidak henti-hentinya mencuri pandang ke arah Rene melalui kaca mobil, Philip yang melihat itu dibuat heran sekaligus geli, mereka cukup lama berada di jalan, karena keadaan lalu lintas yang macet. Dan sesampainya di rumah tante Rene, rumah mewah tersebut justru terlihat ramai.
"Ada acara apa, Ren, kok ramai gini?" tanya Philip.
Rene juga celingak-celinguk di dalam mobil, tidak mengerti sama sekali. Padahal belum genap dua jam ia pergi, rumah yang tadinya sepi kini malah dikerumuni banyak orang.
"Sepertinya ada yang meninggal." kata Tristan setelah melihat atribut orang meninggal berjejer rapi di depan garasi.
"Wah... iya Ren... ada yang meninggal Ren. Siapa?"
Perasaan Rene mulai tidak enak, "Rose.."
"Siapa Rose?" tanya Philip lagi.
"Anak paman dan tante gue. Kak maksih ya udah nganter."
Belum sempat Tristan dan Philip membalas, Rene sudah keluar dari dalam mobil dan bergegas masuk ke rumah tantenya.
"Oke cabut..." Philip kembali melajukan mobilnya dengan pelan.
"Tunggu Lip."
"Kenapa sih Tan?"
Orang-orang di sekitar mereka semakin banyak yang berlarian masuk ke dalam rumah, dan mata Tristan menangkapnya. Sosok Rene yang di dorong paksa keluar dari gerbang rumahnya.
"Si Rene..." Tristan keluar dari dalam mobil.
"Pergi anak sialan.... Gara-gara kamu ada disini anak ku mati... dasar anak pembawa sial. Pergi... pergi..."
"Bu Nita istigfhar... bu.."
"Pergi dari rumah ini.... Aku tidak mau melihat mu lagi... PERGI!!!"
Dengan sigap Tristan menangkap tubuh Rene yang di dorong oleh tantenya, beberapa orang juga membantu Rene berdiri, dan sebagian lagi membawa Nita masuk ke dalam rumah.
"Kerumah bibi aja yuk neng, jangan ketemu bu Nita dulu." ujar seorang ibu-ibu berjilbab di sebelah Rene.
Rene menangis sesengukkan dan memegangi tangan Tristan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEBODY [END]
RomanceTidur dan bermimpilah - Tristan Mungkin Tuhan sedang bermain dengan takdir - Rene