30th. Somebody

1.5K 211 76
                                    

“Apa tidak lebih baik kalian saling jujur saja?” kata Meghan pada Tristan yang tengah mengusap kening Rene.

Tristan tidak bisa menggenggam tangan Rene, karena yang kiri terpasang gips akibat benturan, yang satu lagi terpasang jarum infus. Jadilah ia mengusap kening Rene dengan lembut, kalau tidak seperti itu ia akan melempar apa saja yang bisa ia lempar. Termasuk Juliet, sayang wanita itu sudah pulang ketika ia datang, kalau tidak Tristan pasti sudah menonjok wajah cantiknya. Tidak peduli ia perempuan atau tidak.

Berani sekali Juliet melakukan ini pada Rene-nya. Tapi jauh di dalam lubuk hati Tristan, ia juga menyalahkan dirinya sendiri. Andai saja ia tidak bersandiwara dengan Juliet, tentu hal ini tidak akan terjadi bukan? Apa mau dikata, nasi telah menjadi bubur. Menyesal pun percuma karena semuanya sudah terjadi, mereka harusnya bersyukur bahwa Rene masih hidup. Tristan bahkan harus menahan diri agar tidak menangis setelah tahu kondisi mobil Juliet setelah menabrak sebuah bangunan kosong.

Rene benar-benar melakukan tugasnya dengan baik, sisi dimana Juliet seharusnya duduk, masih terlihat mulus tanpa goresan. Tapi disisi kemudi, bemper depan penyok cukup dalam begitu pula bagian pintu mobil, pantas saja tangan kiri Rene harus di gips.

Rick lah yang turun tangan mengatur segala kerugian beserta asuransi mobil. Tapi Tristan tidak peduli dengan hal itu, yang ia pedulikan saat ini adalah wanita yang sedang terbaring di hadapannya. Kalau tahu begini, ia bawa saja Rene tadi siang bersamanya. Dan ditengah ini semua, Tristan jadi memikirkan kembali perkataan Meghan.

“Katakan semua yang ingin kamu katakan pada Rene, jika ia menerima tinggallah, jika tidak pergilah. Bukankah akhirnya akan tetap sama? Jika seperti ini terus kau hanya akan mengulur waktu.”

Tristan menghela nafas panjang, “Hmmm akan ku pikirkan.”

“Percayalah, seandainya Rene tidak ada perasaan apa-apa padamu, dia pasti sudah bersama dengan orang lain sekarang. Tapi buktinya…”

“Mungkin saja saking bencinya dia padaku dia jadi tidak bisa bersama dengan yang lain Meg.”

“Itu pun kau sudah tahu. Jadi apalagi yang kau tunggu? Jika seperti ini terus kalian hanya akan menyakiti satu sama lain.”

Tristan tidak menyahut. Dalam hati ia membenarkan semuanya, niatnya melakukan ini adalah untuk mendapat perhatian Rene kembali, tapi rencananya yang egois malah membuat Rene hampir kehilangan nyawanya.

Mungkin benar apa yang Meghan katakan, mungkin sudah saatnya dia untuk jujur, apapun akibatnya nanti.

##SOMEBODY-30##

Rene sadar lebih cepat dari perkiraan para dokter yang merawatnya, awalnya ia bingung ia ada dimana. Kepalanya pusing, tubuhnya terasa kaku dan sakit saat digerakkan. Lalu ia ingat tentang kecelakaan itu.

Ah… ternyata Tuhan masih memberi kesempatan padanya.

Rene bisa melihat Meghan tertidur di sofa yang ada di sebelah kirinya, sofa itu cukup jauh dari tempat tidurnya. Tapi wajah Meghan yang terlelap masih bisa Rene kenali dibawah temaramnya lampu kamar inapnya. Lalu Rene sadar ada satu orang lagi yang menjaganya, kali ini disebelah kanan, tangan orang itu memegang lengannya dengan lembut seolah-olah lengan Rene adalah benda terapuh di dunia.

Meskipun orang itu memejamkan mata sambil menelungkupkan kepalanya ke atas tempat tidurnya, tapi Rene tahu dia siapa. Yang jadi pertanyaan adalah apa yang dilakukan orang itu disini? Juliet jelas tidak terluka saat terakhir kali Rene melihatnya.

Tapi meskipun begitu apa maksud Tristan memegang lengannya begini? Tunangannya kan Juliet. Untuk apa ia berada disini seolah-olah Rene adalah…

Pikiran Rene terhenti kala mata itu terbuka.

SOMEBODY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang