Juliet terlihat murung saat melihat luasnya lautan yang telah mereka lewati, hari mulai menjelang malam saat kapal mereka hendak berlabuh.
“Kata nona Meghan, tuan Tristan dan nona Rene sudah berhasil ditemukan. Dan sekarang sudah berada di hotel dengan selamat.”
Juliet akhirnya bisa bernafas lega, ia tidak bisa berhenti gelisah saat melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana Ivo dan Rick menurunkan perahu yang berisi Tristan dan Rene yang sedang tertidur ke atas lautan lepas.
Ia merasa bersalah karena selain memberi obat tidur pada minuman mereka berdua, ia juga ikut andil dalam kejadian pembuangan mereka ke laut. Pikiran-pikiran negatif terus menghantuinya, seperti jika mereka diserang ikan hiu atau ikan paus. Atau jika perahu mereka terbalik dan tenggelam, atau bisa juga mereka diterjang ombak. Karena itu sepanjang hari Juliet tidak bisa tenang.
Seandainya Rene dan Tristan mati, Juliet mungkin tidak akan merasa bersalah pada Tristan. Tapi Rene? Dia wanita yang cantik dan baik, apalagi berkat Rene juga Juliet masih hidup sampai sekarang. Kalau sampai Rene mati, Juliet takut arwah Rene menghantuinya sambil menodongkan pistol padanya, kan itu tidak lucu.
Karena itu informasi dari Rick tentang keselamatan mereka membuat Juliet sangat lega. Ia tidak habis pikir dengan Meghan, bisa-bisanya wanita itu malah berenang dengan Ivo di kolam renang yang memang tersedia di dalam kapal pesiar tersebut.
“Nona tidak perlu khawatir.” lanjut Rick membuat Juliet semakin cemberut.
“Berapa kali ku bilang jangan panggil aku nona. Padahal setiap kali kau berada diatasku kau selalu memanggilku dengan sebutan baby. Kenapa sekarang jadi nona lagi?”
Wajah Rick merona mendengar hal itu, “Itukan hanya saat kita sedang berduaan.”
“Tapi sekarang kita sedang berduaan Rick.”
Juliet mendekatkan dirinya pada Rick, “Kita belum mencobanya di bathub. Ayo… mumpung kapalnya belum berlabuh. Kapan lagi kita bisa bercinta diatas kapal pesiar.”
##SOMEBODY-36##
Rene bisa merasakan pandangan Helena yang menusuk tajam kepadanya, apalagi saat ia dengan sengaja memeluk lengan Tristan dengan mesra untuk menenangkan laki-laki itu. Tristan sepertinya tidak menyadari ketegangan yang terjadi diantara ibu tiri dan kekasihnya tersebut, Tristan masih terlihat khawatir karena dokter yang menangani kecelakaan Edo belum juga keluar. Sudah pasti kecelakaan itu sangat parah sehingga harus dilakukan operasi secepatnya.
Wayan berbicara dengan sekretaris Edo yang bernama Galang, tentang kecelakaan yang menimpa Edo. Tidak ada satupun dari mereka yang menyadari tatapan membunuh dari Helena pada Rene.
“Kau mengantuk?” tanya Tristan membuat Rene menoleh.
Helena langsung merubah raut wajahnya saat Tristan melihat ke arahnya.
“Jangan pedulikan dia. Apa aku perlu mengulangi kalimat ku tadi? Kamu atau tidak sama sekali.” kata Tristan pada Rene.
Rene tersenyum mendengarnya, “Itu sudah cukup.”
Helena hampir saja melempar tas yang ia pegang saat melihat sendiri bagaimana Tristan mencium kening Rene. Buku jarinya sampai memutih saat ia memegang tali tasnya dengan erat. Padahal tinggal sedikit lagi ia mendapat perhatian Tristan tapi wanita ini menghancurkan rencananya.
Getaran ponsel di dalam tasnya membuat Helena tersentak, sebuah nomor tanpa nama terlihat memanggil. Helena hafal kalau nomor tersebut adalah milik Hendra. Benar saja, saat ia tak kunjung mengangkat panggilan pesan dari Hendra masuk.
Benarkan suamimu kecelakaan? Aku tunggu 100 jt, secepatnya.
Helena membalas pesan itu
Akan ku beri 500jt asal kau menghabisi nyawa satu orang lagi. Nanti ku kirim fotonya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEBODY [END]
RomanceTidur dan bermimpilah - Tristan Mungkin Tuhan sedang bermain dengan takdir - Rene