25th. Somebody

1.3K 203 51
                                    

Rencana bachelor party Philip yang semula direncanakan di Las Vegas langsung buyar saat pria itu mendapat telepon kalau Gigi jatuh pingsan di Milan, dengan panik pria itu langsung memesan tiket untuk terbang kesana, dan Tristan terbebas dari jeratan lubang dosa yang telah menanti. Akhirnya ia memutuskan ke Dallas untuk ikut menyambut kedatangan Rene.

Dan benar saja, setelah menunggu selama hampir satu jam ia bisa melihat Rene diantara para penumpang yang baru saja landing. Wanita itu jauh lebih cantik, dengan raut wajah dingin dan mata kosong yang tajam. Tulang pipinya terlihat tinggi dan ia terlihat kurus. Mata Tristan mengabur karena air mata, ia ingin berlari mendekati wanita itu dan memeluknya sambil menggumamkan kata maaf. Dialah penyumbang terbesar dari perubahan Rene yang luar biasa, tapi niat Tristan itu harus ia urungkan atau Rene akan benar-benar membencinya. Akhirnya dalam diam ia mengikuti kepergian Rene dan Meghan yang menyeret dua koper kecil.

Ya Tuhan betapa ia merindukan wanita itu.

Tristan berhenti ditengah jalan, melihat tubuh kecil Rene dari belakang membuat air matanya terus mengalir. Ia bisa melihat betapa rapuhnya Rene dari sini, punggung itu, bahu yang tertutup sweater hitam itu. Seperti ada banyak beban yang tersimpan di sana, karena itu Tristan tidak sanggup mengikuti Rene lagi. Dia semakin merasa bersalah pada dirinya sendiri, dan merasa tidak pantas untuk bertemu dengan Rene lagi. Jadi ia memutuskan untuk berbalik menuju hotel tempat ia tinggal sejak kemarin, hanya untuk minum sebotol anggur sendirian sampai pesan dari Juliet ia terima malam itu.

Kau ada di Dallas kan? Temui aku di it’ll do club

Sambil menyeret tubuhnya yang setengah mabuk, Tristan pergi ke kamar mandi dan membasuh tubuhnya. Dinginnya air membuat pikirannya kembali segar dan mabuknya perlahan hilang. Tidak ingin mengambil resiko menyetir, setelah ganti baju Tristan memesan taksi yang akan membawanya ke tempat Juliet.

Tristan pikir wanita itu akan berada sendirian di club itu, Tristan terpaku di tempatnya berdiri saat menangkap sosok Rene yang sedang duduk sambil melipat tangan di dada. Awalnya ia ingin berbalik pergi, namun kalau tidak sekarang kapan lagi ia bisa bertemu Rene. Semakin lama mengulur waktu pun percuma, ia tidak mau jadi pengecut, sebagai laki-laki ia harus berani menanggung buah dari perbuatannya.

Karena itu ia paksakan kakinya melangkah mendekati meja Juliet, dan hampir saja lari terbirit-birit melihat sebuah pistol tergeletak diatas meja. Pantas saja tidak ada laki-laki yang mendekati meja ini sejak tadi, ternyata ada ini.

“Apakah pistol itu tanda bahwa aku tidak boleh duduk disini?”

Tristan sempat lupa bagaimana cara bernapas saat mata Rene menyapu pandangannya. Tiba-tiba saja momen itu dibuyarkan oleh Juliet yang memeluknya kelewat mesra.

Sial nih cewek

“Sayang..” panggil Juliet membuat Tristan melotot seketika.

“Sini…” Juliet terlihat mengajak Tristan untuk duduk, namun ditolak.

“Ayo pulang.” ajak Tristan membuat Juliet cemberut.

“Aku belum ada satu jam disini, kenapa harus pulang?”

“Pulang.” ucap Tristan dengan tegas.

Bibir Juliet semakin maju beberapa senti, namun ia tidak protes sama sekali saat Tristan sudah melepas jasnya dan memakaikannya pada tubuh Juliet. Tristan merapatkan jasnya terlalu erat pada tubuh Juliet seolah mengisyaratkan sesuatu.

“Ayo kita pulang.” ajak Juliet pada dua bodyguardnya sambil meletakkan beberapa lembar uang diatas meja.

Juliet melingkari lengan Tristan dan menyeret laki-laki itu keluar dari Club, tidak peduli apakah Rene dan Meghan mengikutinya atau tidak.

SOMEBODY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang