“Elo ada hubungan apa sama kak Philip, Gi?” tanya Mita, salah satu teman sekelas Gigi yang cukup akrab dengannya dan Rene.
“Hubungan? Hubungan apa?”
“Hei sarap.” Mita memukul kening Gigi dengan pelan, “Gue tanya malah balik tanya.”
“Habisnya pertanyaan elo aneh, gue gak ada hubungan apa-apa kok.”
“Yakin?” tanya Mita tidak percaya, “Elo sering banget tahu dianterin dia, kemarin pas kasus Rene juga elo boncengan sama dia, pagi tadi elo berangkat diantar dia.”
“Kebetulan aja Mit, lagian kak Philip kan teman baik kak Tristan. Nah kak Tristan kakak sepupu gue.”
Jawaban Gigi yang masuk akal akhirnya membungkam Mita, ia pun membiarkan Gigi mencontek tugas rumahnya. Sepertinya Gigi lupa mengerjakan akibat keseruan semalam.
“Keadaan Rene gimana?”
“Udah baikan kok. Waktu gue berangkat tadi dia masih tidur.”
“Si Noel juga gak masuk.”
Pemberitahuan dari Mita membuat Gigi menoleh ke arah tempat duduk Noel yang kosong sejak tadi.
“Dia masih banyak urusan kali.” jawab Gigi sekenanya.
“Eh Gi, yang waktu itu jadi gak?”
“Yang mana?” tanya Gigi balik tanpa mengangkat kepalanya dari tugasnya.
“Yang katanya elo ingin pacaran. Sepupu gue baru datang dari Singapore, elo mau gue kenalin ke dia? Ganteng lho orangnya.”
Mita mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah foto pada Gigi.
“Kok kayak bad boy Mit.”
Mita berdecak kesal, “Justru karena bad boy gini jadi banyak yang ngincer. Percaya aja sama gue, dia bisa mengubah masa muda loe jadi lebih berwarna. Katanya elo ingin ngerasain pacaran ala-ala drakor.”
“Iya tapi kan gak harus sama sepupu elo.”
“Dia good kisser lho.”
Bisikan Mita membuat Gigi berhenti menulis.
“Elo kan penasaran gimana rasanya ciuman itu, sepupu gue bisa ngajarin elo.”
Mita bisa melihat bahwa Gigi mulai terpengaruh.
“Gak usah banyak mikir, cuma ciuman doang, gak akan bikin hamil. Kapan lagi ada kesempatan kayak gini? Elo udah tujuh belas tahun tapi belum ngerasain yang namanya ciuman? Rugi loe. Mau nunggu elo pacaran? Sampai kapan? Yang nembak elo kan cowok-cowok cupu semua.”
Apa yang dikatakan Mita memang benar, selama bersekolah di Airlangga, setidaknya Gigi pernah ditembak dua cowok. Salah satunya adalah teman Gigi di ekskul padus, dan satunya lagi teman anak kelas sebelah yang masuk ke jajaran anggota olimpiade sekolah mereka. Dan yang mengherankan, keduanya sama -sama memakai kacamata. Gigi sampai dibuat frustasi dengan hal itu, ia ingin pacar yang seperti park jimin bts, imut dan menggemaskan tapi bisa juga seksi mematikan.
Karena itulah tawaran Mita membuat Gigi oleng, toh hanya ciuman, tampang sepupu Mita pun juga lumayan. Mirip oppa-oppa korea.
“Siapa nama sepupu loe?”
Mita tersenyum lebar mendengar hal itu, “Namanya Jason. Kebetulan nanti ada salah satu tante gue yang ulang tahun, elo ikut gue datang kesana ya? Jason pasti ada disana.”
Gigi menggeleng, “Enggak ah Mit, gue kan gak diundang. Lagian gue gak bisa keluar malam-malam, semalam aja gue beralasan tidur dirumah Rene.”
“Gampang itu, yang penting elo ikut gue. Tante gue gak bakal keberatan kalau gue bawa temen, biasanya juga gitu. Besok lusa Jason udah balik ke Singapore lho. Ikut ya? Nanti gue yang minta izin ke bonyok loe.”
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEBODY [END]
RomanceTidur dan bermimpilah - Tristan Mungkin Tuhan sedang bermain dengan takdir - Rene