"Mau kemana elo?" tanya Tristan ketika melihat Rene sudah rapi dengan seragamnya, gadis itu sedang menuju pintu keluar sambil membawa tas.
"Berangkat sekolah lah kak, kemana lagi?"
"Jam berapa ini?" Tristan melirik jam dindingnya, "Masih jam setengah enam, rajin banget loe berangkatnya. Gue aja belum mandi."
"Ya harus berangkat pagi kak, dari sini ke sekolah kan jauh. Naik angkot pun harus oper berapa kali." Rene mengecek ponselnya, semalam ia minta Gigi untuk menunjukkan, angkot jurusan apa saja yang harus ia naiki agar bisa sampai ke sekolah.
"Terus apa gunanya si Philip kesini tiap pagi?" balas Tristan, ia sedang mengambil minuman dingin dari dalam kulkas dan menenggaknya langsung dari botol.
"Gue gak mungkin bareng elo sama kak Philip ke sekolah dong, kak. Nanti anak-anak yang lain pada mikir macem-macem."
"Mikir macem-macem gimana?"
"Ya siapa tahu ada yang mikir gue sama elo pacaran atau gue sama kak Philip pacaran."
"Bagus dong."
Jawaban Tristan membuat Rene melongo, "Bagus? Bagus apanya? Fans kakak sama kak Philip di sekolah itu bejibun, bisa mati gue kalau mereka tahu gue pacaran dengan salah satu dari kalian."
"Anggap aja bayaran udah tinggal disini."
"Oke... kalau gitu gue akan pindah ke rumah Gigi."
"Dan bikin keluarga Gigi celaka."
Langkah Rene berhenti, dan Tristan sadar bahwa ia sudah salah bicara.
"Sorry Ren..."
"Gak papa kak. Gue berangkat duluan aja." kata Rene dengan suara pelan, sambil menunduk ia pergi menuju pintu keluar. Kali ini Tristan tidak mencegahnya sama sekali.
"Sial..!! Mulut elo Tan... Tristan.." umpat Tristan.
SOMEBODY-7
"Kak?"Tristan dan Philip yang tengah makan soto ayam di kantin, terkejut melihat Gigi menghampiri meja mereka.
"Rene gak masuk lagi ya?" tanya Gigi.
Kedua laki-laki itu saling berpandangan.
"Bukannya dia berangkat duluan tadi, katanya naik angkot?" jawab Tristan.
Gigi menggeleng, "Gak ada kak, dia gak masuk."
"Elo udah hubungi dia?" tanya Philip, mereka tidak memperhatikan raut wajah Tristan yang terlihat tidak enak. Laki-laki itu merasa bersalah telah mengatakan kalimat kasar tadi pagi.
"Ponsel gue ketinggalan di rumah kak."
"Elo ada nomor dia, Tan?"
"Gak ada."
"Gue minta ke anak-anak yang lain deh." kata Gigi.
Gigi meninggalkan kedua orang itu dengan tergesa.
"Perasaan gue jadi gak enak, Tan. Jangan-jangan dia kenapa-kenapa di jalan."
"Hush." seru Tristan, tetapi perkataan Philip terlanjur masuk ke pikirannya, dan firasat Tristan juga mulai tidak enak.
"Ini kak." Gigi memberikan secarik potongan kertas pada Tristan.
Tanpa banyak bicara Tristan menghubungi nomor tersebut.
"Gak diangkat." gumam Tristan.
"Dia emang gitu kalau sama nomor yang gak dikenal, tapi masih aktifkan kak? Siapa tahu dia ganti nomor lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEBODY [END]
RomanceTidur dan bermimpilah - Tristan Mungkin Tuhan sedang bermain dengan takdir - Rene