Gak kerasa udah ada di penghujung minggu. Setelah berita heboh tentang manipulasi nilai terkuak, gosip-gosip yang muncul tidak terlalu banyak. Penyebabnya adalah karena yang melakukan merupakan anggota Madivas. Di kalangan para murid, kekuatan geng besar angkatan Madivas dan Mafias masih sangat terasa. Tapi tetap saja, pandangan beberapa guru langsung berubah 180 derajat terhadap si murid.
Hardan masih asik ngeteh, maksudnya beneran minum teh hangat di kantin pagi-pagi pas dia liat rombongan geng cewek anak kelasnya berjalan masuk kantin. Ituloh, tipikal geng anak cewek yang keliatannya, sih, jadi calon Madivas di angkatannya.
Empat cewek dengan penampilan cukup mencolok itu berjalan sambil ngerumpi. Awalnya Hardan ga tertarik, soalnya dia penganut mind your own bussiness. Tapi indera pendengarannya tiba-tiba nangkep kalimat "... checkout sama guru di hotel..."
Akibat berteman dengan duo Jan, Janu Jani yang punya radar gosip sensitif, Hardan juga ikut-ikutan begitu. Dia ada feeling kalo isu yang satu ini bakal seru. Terpujilah kebiasaan ngeteh Hardan tiap pagi di kantin sebelum jam masuk.
Gerombolan cewek tadi berhenti di salah satu kios, yang kebetulan kios yang sama dengan langganan tehnya Hardan. Cowok itu lantas menyeruput teh yang tersisa dengan cepat dan berniat untuk mengembalikan gelas ke kios tersebut, sekalian menggali informasi.
Kalo Janu punya cara mendapat informasi melalui stok cewek di kontak handphone yang suka dia ajak jalan, Hardan punya cara yang beda. Dia bakal diem aja di dekat orang yang ngerumpi, keliatan gak peduli. Padahal sebenernya, telinganya bekerja keras dan otaknya lagi memproses informasi.
"Serius lo?"
"Iya! Gue dikasih tau sama kakak kelas semalem."
"Emang siapa, sih, muridnya?"
"Katanya sih agit..."
"Gurunya, lo tau?"
"Kakak kelasnya ngga ngasih tau. Katanya sih masih omongan doang. Cuma katanya emang si muridnya ini gayanya kayak lonte gitu."
Hardan lantas mendengar pekikan kaget dari tiga cewek lainnya. Oke, formasinya berarti satu orang menjadi narasumber, tiga lainnya merupakan tim hore. Cowok itu lantas menengok ke arah teman-temannya itu setelah mengembalikan gelas teh.
Sadar akan tatapan Hardan yang tajam, keempat cewek teman kelasnya itupun langsung terdiam. Di kelas, Hardan memang disegani. Lebih seperti orang enggan berinteraksi karena dia lebih banyak diam di pojokan kelas. Berbanding terbalik dengan teman sebangkunya yang super berisik, Jeri.
Keluar dari kantin, Hardan lalu pergi menuju kelasnya di lantai 2. Sambil masih berjalan, tangannya mengambil ponsel di kantong dan mengetikkan beberapa kata di groupchat.
Hardan
Bakal ada hotnews———————-
"Apaan hotnews-nya, Dan?" tanya Dion saat mereka kembali berkumpul di markas alias rumah Wanda setelah pulang sekolah.
Hardan yang sudah melepas seragam dan menyisakan kaos hitam sebagai dalaman itu malah balik bertanya. "Jani Janu, lo berdua tau, kan?"
Dua orang yang dipanggil lantas menengok. Ngomong-ngomong, keduanya duduk menghimpit Wanda di sofa panjang. Keliatannya sih udah ngga perang dingin lagi. Hardan dan Dion duduk berhadapan di sofa single. Di tengahnya ada meja kopi dengan berbagai macam cemilan di atasnya.
"Hotel?" tanya Janu menyebutkan clue. Hardan mengangguk.
"Trivago," celetuk Jani. Janu hanya mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rebels ✓
Novela Juvenil"It's not rebels that make trouble, but trouble that makes rebels." Kpop lokal ft. Jisung, Yujin, Haruto, Dohyon, Wonyoung contains harsh words