12. Senin

964 218 5
                                    




Anjani
00.15

pppunten
ada teh panas byurrrr
[sent a pic]

Di rmh lo ngga ada jam ya jan
12 am for god's sake

lo buka dlu itu
baru bole protes

ANJING
Dpt darimana lo

kuping gue dimana mana

Serius Anjani
Gue ngga mau klo ngga valid

iyee paham bang valid
dpt dr temennya si agit

Sebut nama

udh pokoknya itu
mau di-up ga?
klo iya gue print
bsk gue tempel
sblm upacara

*Nanti pagi

oiya udh ganti hari

Lo atur gimana
Klo ada apa2
Lo yg tanggung

okaaay
sorry ganggu kakaa
byee

Janu mengembuskan napas. Dahinya berkerut. Ia tak habis pikir dengan manusia bernama Anjani Lingga Putri ini. Bisa-bisanya dia ngirim pesan jam 12 PAGI yang isinya informasi terkait isu panas di sekolah.

Kebetulan aja cowok itu baru selesai main PS bareng tetangga kosnya pas Jani kirim pesan itu. Isinya juga di luar dugaan banget. Janu kira isi fotonya cuma sekedar gosip 'katanya-katanya'.

Ternyata yang dikirim Jani adalah foto screenshot chat dari kontak guru yang bersangkutan. Ngga disensor sama sekali. Beneran dari sumber asli, langsung orang pertama. Kesimpulan yang bisa Janu ambil setelah baca screenshot chat tadi adalah si murid diajak ke hotel dengan ancaman.

Janu benci penyelewengan kayak yang dilakuin Cella teman angkatannya. Tapi dia lebih benci lagi sama yang satu ini. Udah kelewat batas. Dia berharap Jani nantinya ngga menutup nama kontak si guru tersebut. Karena Janu ngga akan membiarkan kasus yang satu ini lepas gitu aja.

6 jam kemudian, Janu sudah bersiap-siap berangkat ke sekolah. Keadaan kosan masih sepi. Sangat sepi. Banyak pemilik kamar yang masih tidur karena memang mayoritas penghuninya merupakan mahasiswa. Kelas terpagi mereka biasanya pukul 8.

Iya, Janu tidak tinggal dengan kedua orang tuanya. Dia 'ditendang' dari rumah karena semasa SMP sering terlibat dalam tawuran. Maka dari itu Ayahnya mengirim Janu ke sekolah di luar kota agar tidak bertemu dengan teman-teman SMP-nya.

Metode itu cukup berhasil, setidaknya untuk Janu. Dia tidak pernah ikut tawuran lagi di sini. Selain karena tidak ada teman yang mengajak, Janu juga jadi lebih tertarik dengan kegiatan sembunyi-sembunyi yang ia lakukan bersama keempat rebels lainnya.

Tapi di sisi lainnya, dia juga jadi tidak terlalu terurus. Bukan. Maksudnya, dia bisa mengurus diri dia sendiri. Tapi untuk pendidikan, dia tidak ada yang mengawasi. Orang tuanya hanya mengabari kalau ingat, dia juga bukan tipe anak yang akan memberi kabar setiap hari. Alhasil, dia selalu terlihat tidak niat sekolah.

Sebelum mengeluarkan motor dari parkiran kosan, Janu berjalan terlebih dahulu ke luar pagar dan berbelok menuju penjaja makanan pagi. Kebiasaannya dari kelas sepuluh, membeli sarapan nasi uduk dan puding coklat untuk mengawali hari. Kalau masih ada waktu, makan di tempat. Kalau tidak sempat, ya dibungkus.

The Rebels ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang