31. Kelahi

735 181 16
                                    

Jangan lupa vote dan commentnya~

Enjoy Reading!

—————-

"Sumpah, goblok banget," umpat Kamal di siang hari saat dirinya dan Janu tengah berada di kantin.

Keduanya sedang makan siang sambil berdiskusi tentang gosip kemarin yang masih hangat. Mengenai foto nudes utas perempuan yang disebarluaskan oleh agit lelaki.

"Pengen gue tonjok mukanya itu si Bejat," lanjut cowok blasteran itu kemudian.

Janu yang sedang mengunyah bakso itu masih diam memperhatikan. Kamal termasuk orang yang jarang kesal. Apalagi untuk hal di luar bermain game. Kalo cowok itu udah berkata kasar, artinya emang udah keterlaluan.

"Menurut lo, Mafias apa bukan?" tanya Kamal sebelum menyendok nasi goreng.

Lawan bicaranya tampak menelan makanan dahulu sebelum berbicara. "Bukan," jawab Janu sambil menggelengkan kepala ringan.

"Kalo Mafias, harusnya bocor dari anak Mafias duluan. Ini kan, ngga," jelasnya kemudian.

Kamal mengangguk setuju. "Iya juga, ya. Emang yang pertama kali nyebarin, siapa sih?" tanya cowok berhidung mancung itu.

"Gue tau dari si Putra. Itu juga dari grup Mafias. Dia bilang tau dari Angga, terus kata Angga tau dari Galang. Hadeh, bakalan lama kalo dirunut dari awal, Mal."

"Madivas ngga ada yang tau?"

Janu mengangkat kedua bahunya cuek. "Sama kayak kita juga, kali. Kalo foto nudes cewek ya paling nyebar di anak cowok, lah?"

"Kerasa banget, ya. Ngga ada aud. Gap antara utas sama agit makin keliatan. Jadi susah nyari informasinya."

Januar mau ngga mau setuju. Apalagi absennya biang gosip macam Jani. Biasanya yang tau informasi duluan kan dia.

"Tapi lo tau gak, si ceweknya deket sama agit siapa?"

"Lah, iya. Biasanya yang deket yang paling punya potensi buat megang foto kayak gitu. Coba tanya Sheila– eh itu dia! Sheila, sini dah!"

Janu memanggil Sheila, salah satu agit Madivas yang kurang lebih sama kayak Jani; biang gosip. Cewek dengan rambut yang dijedai itu kebetulan baru masuk ke area kantin bersama Madivas lain. Setelah Janu memanggil, ia memilih berpisah dan duduk di kursi samping Kamal.

"Halo, para cokiberz*. Ada apa?" Kamal dan Janu terkekeh mendengar panggilan dari Sheila.

"Lo tau cewek yang lagi diomongin?" tanya Janu langsung.

Satu-satunya perempuan di meja itu mengangguk. Kepalanya lalu berputar ke sekitar seakan melihat keadaan. "Si Sekar kan? Lo pada udah liat fotonya?"

Kamal dan Janu mengangguk bersamaan. "Baru banget tadi pagi," jawab Kamal.

"Dia lagi deket sama agit emang? Kok fotonya bisa sampe nyebar di agit?" tanya Janu.

"Makanya, anjing. Bingung gua juga di situ. Ga ada yang tau Sekar lagi deket sama siapa. Yang jelas bukan anak Mafias, sih," terang Sheila sambil mencomot kerupuk milik Kamal.

"Ngga keliatan kayak anak yang menel sama cowok juga, dah," ungkap Kamal pelan. Sheila mengangguk menyetujui. Sekar terlihat seperti utas biasa, bukan tipikal utas yang terlihat berbeda karena sikapnya.

Janu terdiam dengan pikirannya untuk beberapat saat sebelum melontarkan pertanyaan. "Dia ikut ekskul apaan?"

"Rohis."

The Rebels ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang