bonus chapter; about hardan and wanda

904 140 19
                                    


Hardan bukan tipe yang gampang percaya sama orang. Terlebih kalo orang itu baru ia kenal. Janu dan Dion aja butuh waktu buat si Manusia Es ini bisa cair sendiri.

Tapi, dari awal Hardan ketemu Wanda pas hari pertama MPLS, cowok itu sadar ada yang beda dari cewek itu. Wanda dari luar keliatan kayak anak manja yang selalu diturutin maunya. Tapi Hardan liat sendiri gimana usaha Wanda buka botol minum tanpa mau minta tolong orang lain.

"Keburu lo haus," ujar Hardan ketika ia tiba-tiba maju dan ngebukain botol buat cewek yang lagi struggling sama sebotol Fruit Tea. Sebagai orang yang duduk di belakang kursi Wanda selama satu minggu, cowok itu udah merhatiin banyak hal.

Puncaknya itu pas Hardan telat dan ketemu sama Janu dan Dion. Mereka akhirnya bubar dengan mengikuti saran yang paling tua buat masuk kelas masing-masing pas jam istirahat. Namun sialnya, kelas gugus Hardan lagi kedatangan guru saat itu.

Letak kursi Hardan itu persis di samping jendela, di barisan belakang kelas. Makanya dia muter otak supaya tasnya duluan yang ada di bangku, lalu nanti dia masuk kelas dengan beralasan abis dari toilet.

Berbekal badan yang tinggi, dia bisa ngintip dari jendela dan melihat keadaan kelas. Teman-temannya fokus mendengarkan penjelasan guru yang entah sedang apa di depan sana. Hardan berpikir kalo dia langsung lempar tasnya, kemungkinan bakal ada suara yang malah bikin dia ketahuan.

Ketika pandangannya sedang menyapu kelas, kedua mata Hardan tiba-tiba bersirobok dengan milik cewek yang duduk di depan kursinya. Wanda tampak memutar tubuhnya ke belakang, menengok ke arah jendela. Mata jernih dengan ekspresi wajah bingung itu seakan bertanya tentang apa yang Hardan lakukan di sana.

Menangkap maksud Wanda, Hardan menunjuk kursi miliknya dan dirinya sendiri secara bergantian. Sesekali kepalanya bersembunyi dibalik kusen jendela untuk berjaga-jaga. Setelah dirasa aman, ia lantas memperlihatkan tali tas warna merah yang tersampir di bahu.

Tak butuh waktu lama untuk Wanda mengangguk dan memberi gestur mengerti. Lalu ketika guru tersebut sedang menulis di papan tulis dan seluruh atensi murid juga berada di sana, Wanda spontan menengok ke Hardan, memberi aba-aba untuk segera melempar tasnya.

Hardan langsung melempar tas Nike merah kesayangannya itu. Beruntung, karena masih masa pengenalan sekolah, tas miliknya itu masih terhitung ringan. Wanda juga akhirnya berhasil menangkap benda itu dengan sigap tanpa menimbulkan suara yang berarti.

Ketika melihat tasnya sudah selamat ada di atas kursinya, Hardan lantas menghela napas lega. Kini ia hanya perlu masuk ke kelas dan berpura-pura. Ternyata, si Anak Orang Kaya itu bukanlah orang yang cepu.

-------------------


Dewanda

|Hardan
|Wanda ngga bisa tidur
|Hardan udh tidur?

Blm|
Mau ditemenin?|

Malam itu, ketika Hardan sedang menjalani 'ritual' mendengarkan lagu sebelum tidur, ia mendapat pesan singkat dari Wanda. Sebenarnya itu bukanlah percakapan pertama mereka yang hanya berdua saja. Karena setelah kejadian Wanda membantu Hardan masuk ke kelas dan cowok itu mengundang Wanda masuk ke perkumpulan anehnya, mereka berdua jadi semakin dekat.

Namun Hardan tetaplah Hardan. Si Tsundere nomor satu yang punya gengsi setinggi tubuhnya.

Cowok itu hanya diam-diam memperhatikan Wanda hingga lama kelamaan hafal kebiasaannya di luar kepala. Lalu bermula dari sering melihat status kontak Wanda yang sering online bahkan ketika sudah larut malam, Hardan akhirnya memberanikan diri untuk memulai percakapan.

The Rebels ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang