Paginya, guru di sekolah heboh. Portal berita sekolah diretas. Ekskul Jurnalistik yang bertanggung jawab untuk berita di web sekolah langsung gempar. Kahfi baru saja bangun ketika wakil jurnalistik menelfon. Cowok itu muncul di sekolah dengan keadaan berantakan.
"Jani!" seru Kia saat masuk kelas. Kali ini Jani datang lebih dulu dan sedang tidur di atas meja.
"Oit?"
"Cowok lo kayak abis kecebur got."
"HAH?" Jani spontan menegakkan lehernya.
"Berantakan banget, ya ampun. Samperin, gih!" ucap Kia sambil memukul bahu Jani ketika ia duduk di kursinya.
Jani langsung berlari menuju kelas sebelah. Tadi pagi, ia berangkat dengan masnya, bukan dengan Kahfi. Dia juga tidak tau menahu tentang web sekolah yang diretas.
"Ada Kahfi gak?" tanya Jani sambil melongokkan badan ke dalam kelas pacarnya.
Salah satu anak menjawab, "Dipanggil kepsek barusan, Jan."
Jani langsung berlari turun lewat tangga. Dia bingung kenapa cowoknya bisa dipanggil kepala sekolah. Ditambah menurut Kia, keadaannya berantakan. Padahal semalam mereka masih pulang bersama dan dia tidak cerita apapun.
Tapi rasa penasarannya terjawab ketika di tangga ia melewati segerombolan utas IPS yang berjalan naik sambil bergosip.
"... katanya web sekolah di-hack terus ada berita di luar dari anak jurnal..."
Jani terdiam sesaat. Dia mengambil ponsel di kantung seragam dan membuka web sekolah. Tidak terlihat ada yang aneh hingga ia menemukan berita yang baru dirilis pukul 3 pagi dini hari tadi.
HEBOH! MANIPULASI NILAI MENDZHOLIMI ANAK BEASISWA.
———————-
Hardan sedang menyesap teh hangat di kantin ketika ia melihat Jani datang ke salah satu kios dengan panik. "Bu, roti sama susu coklat satu. 7 ribu kan? Ini, kembaliannya ambil aja, bu. Makasih!"
Ga sampai 30 detik Jani di kantin. Hardan menebak itu pasti untuk pacarnya. Ia sudah mengira hal ini akan terjadi.
"Lo nyari mati?" tanyanya pada Janu. Saat ini pukul 1 pagi dan mereka bertiga -ia, Janu dan Dion sedang dalam group call.
"Kenapa ngga?" jawab Janu di seberang sana. Cowok itu merencanakan untuk merilis berita di web sekolah. Dia tidak mengizinkan Jani tau, karena kalau sampai tau, cewek itu pasti akan marah besar. Wanda? Dia yang akan membocorkan ke Jani.
"Gue nyimak aja, ya." ucap Dion pelan. Terdengar suara jari beradu dengan keyboard sebagai latar suara.
"Januar tolol. Gali kubur sendiri." lirih Hardan sambil membaca berita yang sedang heboh di web sekolah.
Ia ramal nanti sore akan terjadi peperangan di rumah Wanda.
———————-
Terhitung sudah 2 jam Jani menunggu di depan ruang kepala sekolah sampai Kahfi keluar. Begitu cowoknya muncul, ia langsung memberinya roti dan susu coklat.
"Belum sarapan, kan?"
Senyuman pertama Kahfi di hari itu muncul. Ia langsung mengajak Jani berjalan ke taman samping sekolah, tak peduli jam pelajaran yang sudah dimulai.
"Kok bisa dipanggil? Kamu ngapain?" tanya Jani sambil merapikan rambut Kahfi yang berantakan. Cowok yang duduk di sampingnya itu langsung menghela nafas setelah membuka bungkus roti.
"Bukan aku, tapi orang lain. Web berita sekolah diretas buat munculin berita di luar dari jurnalistik. Aku ditanyain buat konfirmasi."
Kepala Jani langsung tegak. Ia tiba-tiba teringat percakapan semalam di rumah Wanda. Ini pasti kerjaannya Janu, pikirnya.
"Terus gimana?"
Kahfi menyender pada bahu Jani. Cewek itu langsung mengelus kepala cowok itu. "Gak tau, lah. Capek, aku. Semalem abis ngeredaktur buat berita hari ini eh malah dapet berita gak dicari. Mana dituduh dulu lagi awalnya."
Iya, semalam Jani dijemput Kahfi di Mekdi 24 jam pukul 10 malam setelah hujan reda. Cewek itu ke sana nebeng Hardan dari rumah Wanda. Soalnya Janu sama Dion searah. Kahfi mana tau kalau ceweknya ngumpul sama dalang dibalik dipanggilnya dia sama kepsek?
Efek kurang tidur terlihat jelas di wajah Kahfi. Kantung mata, wajah kucel dan mata sayunya menggambarkan semua itu. "Kamu mau tidur dulu di perpus? Aku temenin." tawar Jani.
Kahfi menggeleng. "Guru lagi rapat. Bentar lagi kita dikumpulin di lapangan buat apel. Kepala sekolah beneran marah soalnya."
——————-
Vote commentsnya guyss
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rebels ✓
Fiksi Remaja"It's not rebels that make trouble, but trouble that makes rebels." Kpop lokal ft. Jisung, Yujin, Haruto, Dohyon, Wonyoung contains harsh words