Siang guys!
Gimana Selasanya hehe
Aku lagi coba buat rampungkan cerita ini sebelum masuk semester baru, soalnya kalau udah masuk semester baru biasanya enggak sempet nulis. Jangankan nulis, mau baca wattpad aja kadang udah keburu males. Ya, soalnya sering (sok) sibuk gitu heheOh iya, selagi nunggu cerita ini di update, boleh banget loh baca cerita aku yang lain. Silahkan kunjungi profil aku dan cek cerita mana yang pengin kalian baca.
Yang mau mutualan wattpad, skuy lah!
Selamat membaca!
Jangan lupa tinggalkan komentar dan klik bintang ⭐ ⭐⭐⭐⭐🌱
Chaeyeon baru saja pulang dari aktivitasnya hari ini. Ia sengaja pulang ke apartemennya sendiri karena ingin beristirahat dengan tenang. Gadis itu dengan segera membersihkan tubuhnya dan setelah itu beranjak ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Meski begitu, Chaeyeon belum memutuskan apa yang akan dimakannya. Akhirnya, Chaeyeon memutuskan untuk mencari inspirasi makanan di internet dan mendengarkan siaran televisi agar cepat menemukan apa yang ingin dimakannya.
Gadis itu kini sedang mengaduk ramen buatannya. Meski sedang berada dalam fase diet, gadis itu tidak bisa menahan keinginannya untuk mengisi perutnya dengan ramen pedas setelah melihat iklan. Anggap saja jika gadis itu menjadi korban iklan, namun Chaeyeon yakin rasa ramennua jauh lebih nikmat dibanding iklan tersebut.
Tak lama kemudian, ramen pedas itu berpindah wadah ke piring Chaeyeon. Tanpa menunggu lama, gadis itu langsung menikmati ramen panasnya sebelum waktu tidurnya. Ya, sekarang sudah pukul sembilan malam dan ia harus tidur sebelum pukul sebelas malam. Sebuah peraturan dari Dongho yang mengatakan bahwa memiliki waktu tidur yang cukup akan membuatnya lebih fokus. Chaeyeon tidak membantah peraturan itu, ia akan memiliki satu jam lebih untuk membakar kalori setelah makan ramen ini.
Sembari menikmati ramennya, Chaeyeon menyempatkan diri untuk kembali membaca naskah yang ia bawa pulang. Naskah yang sudah ia coret-coret untuk mempermudahnya dalam mendalami peran nanti. Syuting akan dimulai besok dan ia harus berusaha menghapal dialog sesempurna mungkin. Lima belas menit kemudian, Chaeyeon meletakkan naskah tersebut dan kemudian membawa piring kotornya ke westafel. Dengan cepat gadis itu mencuci piring tersebut dan setelahnya berjalan menuju kulkas untuk mengambil minuman.
Sekarang Chaeyeon sedang duduk menikmati tayangan di televisi. Ia akan olahraga ringan setelah duduk selama tiga puluh menit, makanan yang baru ia makan harus tercerna sempurna. Dengan duduk bersila, Chaeyeon juga membuka ponselnya, berselancar di sosial media miliknya. Membaca dan melihat postingan fans yang menandai dirinya.
“Wah, kami bahkan belum memulai syuting tetapi fans Hwang Minhyun sudah khawatir,” decak Chaeyeon ketika membaca komentar salah satu fans lawan mainnya itu.
“Omo! Siapa ini?” Chaeyeon memastikan penglihatannya benar. Park Siyeon, gadis itu mengunggah foto bersama remaja laki-laki yang Chaeyeon tebak teman sekolah gadis itu. Namun, bukan foto teman Siyeon yang menjadi fokus Chaeyeon, tetapi pria di samping teman Siyeon. Jung Jaehyun terlihat menatap teman Siyeon tersebut.
“Dia terlihat dingin namun sebenarnya berhati hangat,” komentar Chaeyeon.
Masih dengan rasa penasarannya, Chaeyeon membuka profil akun Siyeon. Tentu saja Siyeon mengikuti akunnya. Jika Chaeyeon bisa, tentu ia akan mengikuti akun sosial media penggemarnya, tetapi jika itu ia lakukan, seberapa banyak akun yang akan ia ikuti?
Postingan milik Park Siyeon tidak jauh dari kegiatan keseharian gadis itu. Siyeon juga sesekali mengunggah foto bersama anjingnya dan foto bersama teman-temannya. Sepertinya Dewi Fortuna sedang berpihak pada Chaeyeon, gadis itu menemukan foto yang ingin ia lihat. Jung Jaehyun.
Meski baru pukul tujuh pagi, Chaeyeon sudah berada di mobil yang Dongho kendarai. Mereka akan menuju lokasi syuting. Chaeyeon tidak sempat membuat sarapan sehingga keduanya menyempatkan diri membeli roti di toserba yang dilewati.
“Oppa, bagaimana kabar Daniel Oppa? Kudengar dia sudah mendapatkan pekerjaan baru,” tanya Chaeyeon yang tiba-tiba teringat dengan adik managernya itu.
“Dia bekerja di rumah makan. Entahlah, mungkin tidak sampai satu tahun dia akan pindah lagi. Kau tahu, adikku itu cepat bosan dengan satu pekerjaan,” jawab Dongho menjelaskan panjang lebar.
“Apa Daniel Oppa memiliki kekasih? Mungkin saja ia tidak fokus bekerja karena kekasihnya itu,” tebak Chaeyeon.
“Mungkin saja. Anak nakal itu tidak terbuka denganku. Kami hanya dekat ketika membahas uang,” jawab Dongho yang diakhiri tawa khasnya.
“Tidak heran. Kau bahkan juga membahas uang denganku,” balas Chaeyeon. “Seberapa besar penghasilan bersihku, tetapi kau selalu membahas uang kepadaku alih-alih kepada agensi.” Chaeyeon mencibir manager yang telah menemaninya selama tiga tahun ini.
“Itu karena aku tahu sifatmu. Kau tidak akan marah kepadaku karena aku satu-satunya manager yang betah denganmu.” Dongho membela diri.
Ya, memang sebelum bersama Dongho, tadinya Chaeyeon sulit diatur. Gadis itu bertindak semaunya, hingga membuat Yoona kewalahan. Jangan salahkan Chaeyeon, sifat gadis itu tentu menurun dari ibunya di masa lalu. Setidaknya itu alasan yang selalu Chaeyeon pakai selama ini. Namun, ketika bersama Dongho, Chaeyeon lebih penurut. Mungkin saja karena Dongho lebih menganggapnya sebagai adik dibandingkan seorang selebritas.
“Sepertinya masih sepi,” kata Chaeyeon ketika mobil yang Dongho bawa tiba di lokasi syuting.
“Tidak apa. Justru kau bisa menikmati sarapanmu dengan tenang,” jawab Dongho. “Kau turun di sini, aku akan memarkirkan mobil di sana,” lanjut Dongho sambil menunjuk tempat parkir yang disediakan.
“Nde!” jawab Chaeyeon lalu turun dari mobil.
Hari ini memang sedikit mendung, Chaeyeon sengaja menggunakan hoodie untuk melindungi tubuhnya. Sambil berjalan perlahan menuju tempat sutradara dan para kru berada, Chaeyeon bersenandung kecil. Tiba di sana, Chaeyeon langsung menyapa para tim drama kali ini.
“Oh Jung Chaeyeon! Kau sudah datang ternyata,” kata sang sutradara yang menyadari kehadirannya. “Kau bisa mengambil kopi hangat di sana. Aku menyewa truk kopi untuk syuting hari ini,” lanjut sutradara yang sangat ramah itu.
“Nde! Aku akan mengambil kopinya. Udaranya cukup dingin, sepertinya secangkir kopi akan membuat hari ini menjadi lebih baik,” balas Chaeyeon sambil tersenyum.
Chaeyeon menghampiri truk kopi yang ditunjukkan sutradara tersebut. Gadis itu menyempatkan membaca menu sampingan yang dibawa selain kopi. Namun, sepertinya sang sutradara benar-benar hanya menyediakan kopi tanpa camilannya.
“Tidak ada americano di sini,” kata seseorang yang berada di dalam truk.
Chaeyeon mendongak, Jung Jaehyun, pria itu sedang meracik kopi secara langsung sebelum diberikan kepada para kru.
“Kau di sini?” tanya Chaeyeon.
“Bagaimana kelihatannya?” jawab Jaehyun tanpa menjawab pertanyaan Chaeyeon secara langsung.
Chaeyeon menggaruk tengkuknya. “Kopi saja. Tidak apa-apa,” kata Chaeyeon kemudian. Bisa-bisa ia mati kutu jika berhadapan dengan Jaehyun seperti ini.
Jaehyun tampak ahli menyajikan kopi yang Chaeyeon minta. Tidak menunggu lama, pria itu menyerahkan secangkir kopi pada Chaeyeon.
“Jangan salah paham, Siyeon membawakan banyak makaroni. Aku tidak terlalu menyukai makanan manis, kau bawa saja sebagian makaroni ini,” kata Jaehyun sambil menyodorkan kotak yang berisi makaroni warna-warni buatan Siyeon.
“Kamsahamnida,” balas Chaeyeon menerima makaroni dan kopi dari Jaehyun.
Jaehyun mengangguk lalu merapikan kembali celemeknya. “Kau bisa memakannya. Kau pasti belum memakan apapun ketika menuju ke mari,” tebak Jaehyun tanpa menatap lawan bicaranya seperti biasa.
“Nde! Aku belum memakan apapun,” jawab Chaeyeon sambil memasukkan satu roti yang ia bawa tadi ke dalam hoodienya.🌱
Terima kasih sudah menyempatkan membaca
Terima kasih telah meninggalkan komentarLanjut? Insyaallah
010920
KAMU SEDANG MEMBACA
I JUST [JAEHYUN X CHAEYEON] ✔️
Fanfiction[SELESAI] 🍀Bahasa Baku [Cover by @arrakuyy] Update: Minggu Seorang aktris muda--Jung Chaeyeon--yang menuai popularitas dari setiap drama yang dibintanginya. Namun, sepopuler apapun Jung Chaeyeon, seorang Jung Jaehyun belum tentu mengenalnya. Benark...