"namanya. Park Jihoon. Kau selama ini menahan untuk tidak bertanya padaku, jadi aku memberitahumu namanya." Daniel kembali membungkuk meminta maaf dan lagi-lagi pria tua itu tertawa.
"aku ingin menceritakan sesuatu padamu..."
Daniel mengikuti langkah pendeta itu kembali ke taman belakang. Melihat anak kecil yang Daniel sudah tahu namanya itu bermain di sana dengan merpati-merpati penghuni gereja.
Gelak tawanya mengalun masuk di pendengarannya.
"aku tidak tahu kenapa aku mau membicarakan hal yang tidak penting ini padamu nak."
Pria tua itu tersenyum kecil melihat cucunya sedari tadi menggerutu pada burung merpati yang mencuri roti ditangan kecilnya.
"kita semua tahu merpati merupakan simbolis kesetiaan."
Daniel membenarkan perkataan itu. Semua orang tahu itu. "itu benar," ujarnya.
Pria tua itu berjalan mendekati cucunya, Daniel ragu ingin terus mengikuti apa tidak, tapi mendengar perkataan barusan menambah minatnya untuk mengikuti langkah itu.
"siapa orangtua yang paling baik didunia ini bagimu?" tanya pria tua itu, langkahnya berhenti dibawah pohon tidak jauh pada anak berumur kisaran 12 tahun di sana.
"semua orang juga akan mengatakan orangtua yang paling baik adalah orangtua mereka." Daniel menjawab dan dibalas dengan kekehan.
"tentu saja begitu. Tapi bagiku, orangtua yang paling terbaik adalah merpati."
"Bukan hanya setia, merpati menjaga anak mereka dengan baik. Saat sang induk betina pergi mencari makan, maka induk jantan menjaga anak mereka tetap dalam kehangatan. Mereka melakukannya bergantian seolah enggan meninggalkan telur-telur mereka sendiri didalam sangkarnya"
"menjauhkan bahaya telur-telur mereka dari mangsa, merpati tidak akan pernah meninggalkan telur itu sebelum menetas. Menjaganya dengan senang hati sambil anaknya keluar dari cangkang."
"merpati rela lapar seharian dan menanti pasangannya kembali."
"manusia berbeda." pria tua itu mengalihkan atensinya pada Daniel.
"manusia berubah seiring waktu pada komitmen yang mereka buat. Ada yang memilih tetap pada keutuhan keluarganya walau prinsip pasangan mereka tidak lagi sama dan menuju tujuan yang berbeda. Asalkan buah hati mereka tetap bahagia disisi mereka."
" Ada yang lebih mementingkan perasaan diri sendiri, membiarkan keluarga mereka hancur bahkan meninggalkan buah hati mereka tanpa bimbingan."
"aku tidak akan membiarkan Jihoon kehilangan arah hanya tidak memiliki orangtua."
Daniel mengerutkan dahinya, matanya kembali mengikuti arah pandang pria tua itu pada anak kecil di depan sana.
"maaf?" ujar Daniel.
"bagaimana perasaanmu saat melihat anak kecil berusia 1 tahun berjalan tanpa arah dengan tangisan seraya memanggil orangtuanya di jalanan dalam kehujanan?"
Daniel terdiam. Menunggu kalimat yang menggantung.
"awalnya aku pikir dia kehilangan orangtuanya saat jalan-jalan di taman. Aku membawanya kekantor polisi didekat sana, menunggu orangtuanya yang mungkin saja mencari anak mereka dan menjemputnya di sana."
"setelah seminggu anak kecil berumur 1 tahun itu di penampungan, tidak ada satupun yang mencarinya."
Dada bidangnya terasa remuk begitu saja mendengar kalimat pendeta disampingnya yang tersenyum sendu.
YOU ARE READING
Get Closer (NIELWINK) I√
Fiksi Penggemar(COMPLETED) 🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞 Jihoon membenci rintikan air. rintikan air itu membuatnya kehilangan dunianya, kakek yang menjaganya dari lahir. orang tua? hahaha jangan membuatnya mendengar pertanyaan itu. Wajah mereka bahkan ia tidak tahu. hidup seoran...