GC 41

367 28 8
                                    

Alunan dari petikan alat musik terdengar dari arah belakang taman. Jihoon tidak yakin. Meletakkan gelas digenggemannya pada meja, lalu kakinya dengan mantap mengarah pada suara kunci petikan itu.

Matanya berpendar pada kegelapan belakang rumah, dan atensinya terpaku pada kursi kayu sudut taman tempat ia biasa duduk.

Lampu taman menyinari area itu dengan radius pendek.

Tanpa sadar Jihoon mendekat, Daniel ada di saja. Dengan jari panjangnya lincah memetik senar menghasilkan alunan yang merdu.

Jihoon tidak tahu cara Daniel memainkannya, jika kau mendengarnya langsung kau akan terbuai oleh alunannya, merasakannya seolah-olah melodi itu membawamu pergi dari masalah.

Melupakan apa yang terjadi hari ini setelah mendengarnya. Jari panjang Daniel menari pada senar, menoleh. Senyum lembutnya merekah melihat Jihoon berdiri di sampingnya.

"ada apa baby?" Daniel menghentikan petikannya, membawa tubuh Jihoon duduk.

"daddy bisa bermain gitar?"

"tentu saja daddy pernah muda sayang," kekehnya mengusap kepala Jihoon.

"gitar siapa-?"

"ah gitar ini? Ini punya daddy, tersimpan di gudang dan daddy tidak sengaja menemukan kotaknya sewaaktu kita membersihkan gudang siang tadi,"

Jihoon mengangguk menanggapi, matanya memindai gitar tua itu yang masih terlihat bagus tanpa cela gores sedikitpun.

Daniel mengecup puncak Jihoon gemas dengan matanya yang membulat. Melepaskan coat navy nya dan memakaikan pada Jihoon.

"setidaknya pakailah pakaianmu saat ingin keluar rumah,"

Jihoon mengerucutkan bibirnya,

"Jihoonie kan tidak telanjang dad. Jihoonie terbangun karena haus, dan malas mengambil baju yang ada di lemari, jadi ada kemeja daddy di tempat tidur ya sudah Jihoonie pakai saja hehe"

Menggeleng kecil saat Jihoon menyengir sambil menarik kemeja hitam menutupi pahanya. "apa bibi Jung sudah pulang?"

"saat keluar Jihoonie tidak menemukan bibi Jung, mungkin saja sudah pulang. Daddy, mainkan gitarnya, Jihoonie ingin lihat." Jihoon mendekat bergelayut pada lengan Daniel.

Tanpa menjawab, Daniel mengecup bibir merah yang membengkak itu sekilas. Jarinya mulai beraksi pada senar, menyetel sebentar lalu memetik kembali setelah melodinya sudah sesuai dengan keinginannya.

Daniel menatap sebentar pada Jihoon yang tak berpaling sedikitpun pada gitarnya, terkekeh lucu. "Baby, apa yang kau tunggu?"

"ish daddy!! Ayo mainkan~"

"apa yang mau dimainkan?" godanya, Daniel menggerling dan melihat Jihoon merengut.

"gitarnya dad, apa lagi kalau bukan itu? Oh jesus!"

Mendengus, Jihoon menggeser duduknya menjauh pada Daniel yang mulai menggerai pahanya yang terbuka. Coat navy yang dikenakannya ia rapatkan, menepis pelan tangan nakal itu mulai menggerainya sensual.

"ingin melihat daddy bermain gitar?" ujar Daniel, Jihoon mengangguk cepat, tubuhnya ia dekatkan kembali.

"bayar."

"hm?"

"bayar, baru ada pertunjukkan yang kau inginkan,"

"apa daddy bercosplay menjadi pengamen sekarang?"

Daniel mengerutkan dahinya mendengar itu, dan tertawa kecil. "ya sudah kalau tidak mau." ujarnya lagi, badannya hendak tegak dan pergi.

"daddy, ayolah~ Jihoonie tidak ada uang untuk saat ini. Setelah Jihoonie besar dan sudah berkerja, jihoonie janji akan membayarnya dengan uang sendiri. Okee???" Jihoon menahan gerakan Daniel.

Get Closer (NIELWINK) I√Where stories live. Discover now