「Chapter 1」

18.5K 1.3K 133
                                    

"Taehyung! Makan siang!" Suara teriakan wanita terdengar dari dalam rumah. Sedangkan pemuda yang diteriaki sama sekali tak menoleh ataupun menyahut.

"Taehyung!" Kali ini kepala wanita itu menyembul di lubang jendela.

Taehyung menarik nafas dalam. Tanah liat digenggamannya baru setengah jadi, rasanya mengganjal jika tidak diteruskannya hingga akhir tetapi teriakan nyaring ibunya juga tak bisa ditolerir oleh telinganya.

Ia mencuci tangan dan beranjak menuju rumah.

Di meja makan sudah tersedia potongan lumayan besar daging rusa panggang sedangkan ibunya sibuk memindahkan lauk dengan gesit.

Taehyung duduk, menarik ke dekatnya piring berisi daging yang langsung ditepuk kencang oleh ibunya.

"Itu untuk ayahmu!"

"Cih galak sekali." Taehyung merengut ke arah ibunya lalu mengelus pelan punggung tangan yang tadi ditepuk.

"Kau tidak ikut berburu jadi hargai terlebih dahulu orang-orang yang sudah bekerja keras." Omelan ibunya tak digubris Taehyung.

"Aku kan sibuk bekerja."

"Bekerja apa? Aku hanya melihat kau memuja pot tanah liatmu seharian."

Taehyung merotasikan bola matanya, terlalu malas berdebat berulang kali dengan ibunya mengenai kegemarannya itu.

"Itu seni. Oke?" Kini pandangan Taehyung sepenuhnya pada daging yang kaya akan bumbu. Memotong serampangan dan memasukannya kedalam mulut dengan besar-besar.

Tak lama ayahnya bergabung ke meja makan disusul sang ibu.

"Belum dapat kabar dari Nahuel?"

Pertanyaan sang ayah membuat Taehyung mengentikan tusakan pada daging panggangnya. "Belum, terakhir kali aku ke rumahnya bibi Leah hanya menggeleng. Jadi ku artikan jika anaknya belum pulang." Ada nada sedih pada jawaban Taehyung.

Tak dipungkiri otaknya akhir-akhir ini dipenuhi oleh kepergian Nahuel, sahabatnya. Taehyung tak mengerti alasan yang membuat Nahuel tiba-tiba menghilang seperti ini. Padahal sebelumnya mereka menghabiskan waktu seharian berburu kelinci dan sempat berenang di sungai juga. Tetapi memang Taehyung merasa Nahuel sedikit lebih pendiam dari biasanya.

Taehyung pernah terpikir bahwa Nuhuel diculik oleh sekawanan perampok tetapi langsung ditepisnya jauh-jauh pemikiran itu, mustahil juga mengingat Nahuel seorang Alpha sejak ia dilahirkan. Tidak seperti Taehyung yang hingga saat ini belum memiliki tanda apakah ia seorang omega atau beta.

Biasanya tanda tersebut didapat diusia 18 tahun dengan datangnya masa kawin. Jika itu terjadi maka sudah diputuskan bahwa orang tersebut adalah omega tetapi jika sampai menginjak usia 20 tahun tidak terjadi apa-apa, maka orang tersebut harus hidup sebagai seorang beta.

Dan Taehyung musim dingin tahun ini sudah berusia 22 tahun. Jauh dari usia ideal bagi seseorang menjadi omega. Jadi ada kemungkinan dirinya adalah seorang beta.

Kedua orang tuanya tak mempermasalahkan keterlambatan itu atau statusnya yang akan menjadi seorang beta. Bagi mereka mau apapun status Taehyung, ia tetap darah daging mereka. Palingan ibunya yang cerewet kadang bertanya apakah ia sudah punya pasangan atau belum untuk segera dinikahi.

Seperti sekarang ini. "Kau tidak mau cari pasangan? Sebelumnya sih ibu tenang-tenang saja karena ada Nahuel."

"Aku tidak memiliki hubungan seperti itu dengannya ibu! Dia terlalu kaku untuk jadi pasanganku." Taehyung terkekeh pelan saat mengingat wajah sahabatnya setiap kali ia goda dan ia jahili.

"Konyol sekali jika dia benar-benar menjadi suamiku.." Ah, ia jadi rindu pada sahabatnya itu.

"Kau sudah mencarinya?" Ayahnya memandang lekat pada Taehyung. Seakan bisa turut merasakan kesedihan yang tergambar jelas di wajah anaknya.

With You [KOOKV ABO]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang