special chap untuk @UdiiinMKS, kalau dia tidak chat, mungkin aku apdet seminggu lagi HAHAHA
—
Boruto sedang duduk di sofa, menunggu Sarada selesai mandi. Rencananya hari ini mereka akan menuju Parangtritis, Pantai Selatan yang terkenal dengan rumor-rumor mistisnya. Perjalanan membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam, mereka berencana berjalan-jalan sampai besok siang. Shakeel juga sudah mencari penginapan untuk mereka bermalam di Kota Yogyakarta.
Karena sebenarnya vila yang mereka tempati ini terletak di Magelang, Jawa Tengah. Dekat memang dengan Borobudur, namun begitu jauh dengan Kota Yogyakarta.
Sebelum menuju Parangtritis, mereka berencana menjelajah Malioboro untuk kulineran. Boruto yang sedang main game di sofa mendongakkan kepala ketika Sarada memanggilnya.
"Bolt," panggil Sarada, menepuk bahu Boruto pelan. Boruto mendongakkan kepala, mengerjapkan matanya.
"Sudah siap, Salad?" tanya Boruto, meneliti tampilan Sarada. Dress selutut berwarna putih bercorak bunga mawar merah lengan pendek balon berbahan sifon yang tampak pas di tubuhnya. Boruto tersenyum tipis.
"Cantik, Salad. Mawar merahnya cocok denganmu," puji Boruto tulus refleks. Semburat merah mewarnai pipi Sarada.
"Sudah, ayo berangkat." Sarada mengalihkan topik, memalingkan mukanya yang memerah salah tingkah. Boruto tertawa geli.
Entah apa yang akan terjadi hari ini, kita tidak tahu, bukan?
Kita tidak bisa mencegah apa yang sudah menjadi takdir Tuhan.
Yang bisa kita lakukan hanyalah berdoa, semoga Tuhan memberikan yang terbaik.
"Sarada," panggil Boruto lagi. Tangannya menggenggam tangan Sarada, kini berjalan di jalan setapak antar vila. Menuju restoran kemarin yang menjadi titik kumpul mereka.
"Ada apa, Bolt?"
"Apapun yang terjadi, kita kembali bersama-sama, ya?"
Melihat senyuman tipis yang terpatri di wajah tampan pria kuning itu, Sarada menganggukkan kepala. Ia tak terlalu mengerti apa maksud Boruto sebenarnya, tapi ia menangkap inti ucapan pria itu.
Bagaimanapun, kita harus kembali. Kita semua akan kembali.
Entah ke dunia sebenarnya, atau ke sisi-Nya. Kita tetap akan kembali, cepat atau lambat.
Tokyo, Senju International Hospital. Doctor's Room."Semua sudah siap, Alvin?" Sarah bertanya, iris hitam legam dengan sedikit coretan merah menatap netra biru cerah suaminya. Alvin Albert Brighton menganggukkan kepala.
"Ini sudah jam dua siang, Sarah. Mau berpamitan dulu?" tanya Albert. Sarah balas mengangguk.
"Bagaimana dengan jamnya? Kita akan meninggalkannya di tangan Boruto, bukan?" tanya Sarah, memastikan. Albert tertawa kecil melihat kekhawatiran di raut sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Brighton | BoruSara
Science FictionNamikaze Boruto dan Uchiha Sarada yang bersahabat dari kecil menolak perjodohan yang orangtua mereka buat. Pertengkaran mereka membuat mengalami kecelakaan yang membuat mereka berpindah ke dunia lain, dimana mereka menjadi sepasang suami istri bangs...