k
kalo ini masuk notif, bilang ya.—
Sudah seminggu lebih lewat dari mereka siuman, dan kini Sarada duduk di kursi penonton persidangan. Boruto sedang memberi kesaksian, dan Sarada hanya bisa duduk di sini sambil mendukungnya.
Banyak dokter tak percaya tentang apa yang dialami Boruto dan Sarada. Tidur panjang? Setelah kecelakaan?
Bangun dari koma dan tampak begitu sehat? Boruto dan Sarada hanya saling melempar senyum. Mereka 'kan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mereka tahunya 'kan Boruto dan Sarada koma karena cedera otak terkena benturan saat kecelakaan.
"Saksi diperkenankan kembali ke tempat. Kita akan lanjutkan persidangan setelah istirahat siang." Suara ketukan palu mewarnai suasana menegangkan ruang persidangan terbuka yang dihadiri ratusan orang termasuk pers itu.
Jigen Isshiki, pemilik perusahaan Otsutsuki yang menyuap banyak orang demi keuntungannya sendiri. Didakwa atas percobaan pembunuhan terhadap Perdana Menteri Jepang dan dua orang lainnya—Boruto dan Sarada.
Boruto hanya tersenyum tipis, keluar dari arena persidangan. Ia sudah menyiapkan diri untuk diwawancarai berbagai media. Diam-diam ia melirik Jigen yang mengenakan baju tahanan terduduk di kursi terdakwa. Lalu arah pandangnya berganti pada jam tangan yang ia kenakan.
Kalau memang Jigen bisa ke dunia lain, mengapa ia tidak melakukannya?
Tapi Boruto lagi-lagi hanya mengulum senyumnya. Tidak semua pertanyaan butuh jawaban, termasuk pertanyaannya kali ini.
Ia berjalan menatap lurus ke depan, melempar senyum pada awak media yang terang-terangan menodongkan kamera padanya. Kilauan sinar blitz membuat Boruto sedikit memalingkan wajah.
Namun senyumnya lebar mengembang saat mendapati siapa yang kini tersenyum sambil melambaikan tangannya di pintu.
Uchiha Sarada.
"Boruto!" panggil Sarada sambil tersenyum hangat. Boruto menganggukkan kepala, mempercepat langkahnya dan berjalan menuju Sarada. Peduli setan dengan kamera yang menyorot mereka, mendadak dapat tontonan menarik.
Boruto tersenyum hangat, tangannya merentang menghampiri Sarada yang berdiri di dekat pintu.
"Loh, kamu datang ke persidangan?" tanya Boruto, membuat senyum manis Sarada terkembang hangat. Gadis berambut hitam itu menganggukkan kepala, meraih jemari kekar Boruto dan menggandengnya.
"Kamu nggak lupa rencana kita hari ini, 'kan?" tanya Sarada, mengabaikan kamera yang menyorot mereka. Boruto menepuk dahinya pelan.
"Ah, iya." Boruto balas menggenggam jemari gadis itu hangat. Sementara kilauan blitz menimpa mereka, obsidian dan safir itu saling beradu pandang hangat. Saling melempar senyum bahagia. Saling menatap, membuat para wartawan politik dan hukum itu seketika berubah menjadi wartawan gosip.
"Ayo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Brighton | BoruSara
Science FictionNamikaze Boruto dan Uchiha Sarada yang bersahabat dari kecil menolak perjodohan yang orangtua mereka buat. Pertengkaran mereka membuat mengalami kecelakaan yang membuat mereka berpindah ke dunia lain, dimana mereka menjadi sepasang suami istri bangs...