41

2.3K 240 305
                                    

btw ini udah unpub-repub ke sekian. yang sudah baca part ini, bisa langsung ke part 42. Thank you!
-

sebelumnya mau ingetin, ah. Jan jadi sider yaa-! Xixi.

-

yang belum baca part 40, bisa baca part 40 dulu. Kemarin aku unpub karena eror. Thanks.

-

Hannah sudah sehat. Hal yang benar-benar Irven syukuri, istrinya tidak kenapa-napa. Setelah dua hari istirahat, Hannah sudah boleh keluar rumah sakit. Sudah dapat surat rekomendasi untuk naik pesawat juga.

Albert dan Sarah sedang sibuk. Yaa, sibuk dalam artian sebenarnya. Bertelepon kesana-kemari mengurus pekerjaan. Shakeel hanya tertawa geli, ada banyak kekacauan saat mereka menghilang sebenarnya. Albert juga sudah menceritakan semuanya pada Irven.

Tentang bagaimana Hannah dan ia bisa mendapatkan jam itu. Tentang mengapa ia harus mengembalikannya pada Namikaze Boruto, juga tentang bagaimana ia dan Hannah bisa nyasar ke dunia lain.

Albert akan tertawa kalau disuruh mengingat. Ayahnya, Norbert Brighton selain bangsawan juga ilmuwan. Norbert penasaran dengan mesin waktu serta portal antar dimensi, yang kemudian dikembangkan bersama Tuan Stefford-Ayah Sarah-dan Tuan Newton, Ayah Shakeel.

Yang lucu adalah, Hannah dan Albert bermain kejar-kejaran di dekat laboratorium sang ayah. Tanpa sengaja masuk ke dalam portal, dan-boom! Mereka berpindah ke dunia lain. Dunia dimana Namikaze Naruto berada. Beruntung, Namikaze Naruto mempunyai jam warisan Namikaze Jiraiya yang bisa membuka portal antar dimensi.

Ya ... begitu. Akhirnya Albert dan Hannah berhasil kembali ke dunia mereka namun dengan satu catatan: jam itu akan meminta tumbal bila digunakan lagi sebelum dikembalikan pada pemilik sahnya, Klan Namikaze.

Tumbalnya adalah segel yang kemudian tertanam di perut Hannah. Yang sekarang sudah hilang karena jam tersebut kembali pada pemilik sahnya, Namikaze Boruto.

"Mau kemana lagi, Yed?" tanya Shakeel. Hari ini mereka cuma jalan-jalan bertiga. Albert dan Sarah sibuk mengurus pekerjaan mereka yang kacau, sementara Irven sedang menemani Hannah di hotel.

Itu privasi, bukan?

"Kalau kita sekeluarga kembaran baju batik, sepertinya lucu, ya?" tanya Yedda meminta pendapat. Shakeel meringis.

"Bukannya di Solo kemarin sudah beli batik?" tanya Shakeel. Yedda menggelengkan kepalanya, mengambil blus batik berwarna coklat dengan motif kembang temu latar putih lalu menempelkannya di badan.

batik kembang temu latar putih, Yogyakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

batik kembang temu latar putih, Yogyakarta. cr. pinterest

"Ini bagus tidak, Shak?" tanya Yedda mengabaikan pertanyaan Shakeel. Shakeel menghela napas.

[END] The Brighton | BoruSara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang