14√

7.8K 522 5
                                    

"Brian, kok baju kamu warna merah? Perasaan tadi warna senada dengan gamis aku?," tanya fatimah saat melihat brian pulang.

Brian melirik ke bajunya, Astaga, darah bapak tua itu. Kenapa aku ceroboh sih.

Brian langsung pergi ke kamarnya dan menghiraukan pertanyaan fatimah.

"Aduh! Kok bisa lupa ganti sih??? Nanti kalau fatimah tau gimana?" Gumam brian. Tiba tiba pintu kamar ada yang mengetuk.

"Brian...?" Manggil fatimah di balik pintu kamar. Brian terkejut dia langsung cepat cepat mengganti pakaiannyaa dan dia mencium bau badannya.

Amis! Darah kotor!

"Fatimah tunggu sebentar! Aku mandi dulu! Aku bau keringat , nanti kamu kebauan!" Brian beranjak pergi ke kamar mandi dan dia membersih tubuh nya yang penuh darah.

"Brian! Ada tamu! Aku membuka pintunya ya?" Fatimah pergi dari di balik pintu kamar dan masih kedengaran dengan brian.

Ada tamu? Malam malam begini? Siapa? Ujar brian dalam hati. Dia cepat cepat mandinya dan memakai bajunya dan dia keluar dari kamarnya dan menuju fatimah yang berada di ruang tamu.

Brian terkejut siapa yang datang malam malam seperti ini.

Rissa

"Ngapain kau kesini?," tanya brian dingin. Rissa tersenyum ke arah brian dan meninggalkan fatimah yang berada di depan pintu.

"Loh? Kok kamu ngomong seperti itu sayang? Ya jelas dong! Aku ingin bersama mu," ujar Rissa sambil memeluk tangan kanan brian, dan meluk tubuhnya.

"Aku merindukanmu," ujar rissa di telinganya brian. Brian melihat fatimah yang berada didepan brian. Brian menatap mata fatimah. Matanya berkaca? Apakah dia menangis. Brian merasa bersalah. Sudah cukup! Brian melepaskan pelukannya dengan rissa dengan kasar.

"Sudah rissa! Aku sudah memiliki istri rissa! Kumohon jangan ganggu rumah tanggaku!" Ujar brian dan menghampiri fatimah yang sudah ingin pecah menangis.

Brian memeluk fatimah. Detik itu pecah tangisannya. Brian memejamkan matanya. "Maaf aku sayang! Maaf!" Ujar brian sambil mengelus kepala fatimah untuk menenangkannya. Malah tangisan itu semakin pecah.

Rissa yang melihat brian memeluk istrinya. Marah! Berani sekali istrinya itu! Pakai apa dia?! Pelet kah? Lihat saja. Dia harus di singkirkan! Dia pendamkan kemarahannya kalau dia marah sekarang yang ada dia akan tiada di tangan brian.

"Sudah berpelukannya?," tanya rissa sinis. Brian tersinggung, brian melepaskan pelukannya dan membalik badannya, matanya bertemu dengan perempuan yang dia ajak kencan hanya untuk perjanjian sial itu.

"Seharusnya kau pergi dari sini. Jangan mengganggu waktu saya dan istri saya!" Ujar brian tegas kepada rissa. Rissa sangat tidak terima,

"Apa maksudmu!? Kau mengusir ku?! Aku ini kekasih mu!!! "Ujar Rissa marah tidak terima. "Tapi ini rumahku dan istri ku Rissa...Kumohon pergi ya?"

"GAK MAU! Seharusnya istrimu yang harus pergi!" Ujar rissa. Dia berjalan mendekati pasangan itu.

"DIA ISTRIKU!. DIA TANGGUNG JAWABKU! KAU HARUS SADAR DIRI, KAU HANYA SIMPANAN KU ! DAN MULAI SAAT INI KITA GA ADA HUBUNGAN LAGI! JANGAN BERTEMU DENGANKU!"

Rissa terkejut atas perlakuan brian terhadapnya. Dia tau kalau dia di ajak kencan hanya membuat istrinya sakit hati. Tapi dia jatuh cinta.

"Tapi aku mencintaimu brian... Apakah kau tak mengerti perasaan ku brian?" Tanya Rissa sambil memohon dan dia jatuh di hadapan fatimah dan brian. Dia menyentuh tangan fatimah.

"Aku mencintai suamimu, izinkan suamimu menikahiku," ujar Rissa. Fatimah langsung menangis lagi dan deras.

Seketika, brian mengakat badan Rissa dan menamparnya.

PLAK!

"KAU KETERLALUAN!," brian menatap Rissa dan membawanya keluar dari rumahnya.

"KAU MAU KU BAYAR BERAPA? SAYA AKAN MEMBERIKAN SEMUA HARTAKU, APAPUN AKAN KUBERIKAN! ASALKAN TIDAK PERMINTAAN GILA TADI!" Ujar brian. Rissa hanya tersenyum licik, dia sudah tau kelemahan seorang Brian Alexander.

"Aku hanya ingin---" Rissa berdiri dan berhadapan dengan brian yang sedang melihatnya tajam.

"Jenazah istrimu!"

~~~~~~~~~~~

"Balqis! Ayuk makan! Aku sudah memasak ayam tepung kesukaanmu!" Ujar Liam saat di dapur. Hari ini istrinya sedang sakit karena kemarin Liam menampar istrinya. Posisi liam dan balqis di dekat tangga, Otomatis Balqis jatuh karena tamparan liam yang lumayan kuat. Sampai dia terjatuh berguling guling di tangga.

Liam benar benar menyesal saat melihat balqis jatuh dari tangga karenanya.

Liam melihat kalau balqis belum keluar dari kamar mereka. Liam mengutuskan untuk menghampiri balqis.

Liam membuka pintu kamarnya. Dia bisa melihat istrinya sedang berusaha menghampiri kursi rodanya.

"Apakah butuh bantuan?," tanya liam. Balqis menoleh ke arah liam dan dia tersenyum.

"Liam, aku mau digendong sama kamu," ujar balqis sambil merentangkan tangannya ke arah liam. Liam yang melihat itu dia langsung menghampiri istrinya yang di atas kasur, dia langsung memeluk istrinya.

"Maafkan aku ya, Aku menyesal! Lihat! Karena aku, Kau---"

"Gapapa kok. Aku sudah memaafkan kamu, lagi pula kata dokter kaki aku hanya keseleo, Bentar lagi sembuh!" Ujar balqis.

"Sudahlah, ayo kita makan aku lapar..." ujar balqis dan melepaskan pelukan itu.

Liam langsung melepaskan pelukannya dan langsung menggendong balqis di punggungnya.
"Liam... aku tadi malam dengar kamu telfon, kamu nanti mau ke Australia ya? Berapa hari?" Tanya balqis.

"Cuman dua minggu," ujar liam. Balqis terkejut mendengar itu.

"Lama sekali..."

"Hehehe. Nanti aku akan berusaha cuman dua hari ya?," tawar liam kepada balqis.

"Liam sebelum kamu pergi Australia, kita beli hewan peliharaan yuk! Temenin aku, aku mau beli hewan peliharaan. Biar aku punya teman,"

"Iya aku akan temenin kamu, nanti aku belikan!"

"Hah? Gak usah! Aku mau beli sendiri!"

"Ayolah, aku ngerasa bersalah karena pergi meninggalkan kamu. Gapapa ya?"

"Hemm ya sudah lah..."

"Kamu tau? Aku berterimah kasih kepada Allah karena mempertemukan kamu untuk menjadi takdirku,"

~

~

~
~
~~
~~

~

~
~
~~
~

~

~

MAFIA IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang