"GARAM DI DAPUR HABIS! GIGIKU SEDANG SAKIT!!! GHANIA!!!!!," Teriak Saudara tirinya Ghania. Sheren.
Ghania tergesa-gesa menghampiri kakak tirinya. "Ada apa kak?," tanya Ghania.
Sheren menghentakan tangannya ke meja makan. Dia marah karena Ghania tidak mendengarnya tadi. "Lo gak denger!? Apa budeg Lo? Apa tuli? GUA BILANG GARAM DIDAPUR ABIS DAN GUA SEDANG SAKIT GIGI. SEKARANG LO KELUAR BELI GARAM, SEKARANG!"
"kak, ini sudah malam kak. Aku takut gelap kak," ujar Ghania.
"TERUS GUA HARUS BERLAKU GIMANA??? GUA GAK PEDULI! LO SEKARANG BELI GARAM SEKARANG! GIGI GUA GAK TAHAN!!, MAMI!!!" Teriak Sheren memanggil ibunya dan ibu tiri Ghania.
Tiba tiba semuanyaa dateng ke dapur karena keributan yang dibuat oleh sheren. "Kenapa kak? Membuat keributan. Ini sudah malam kak. Malu," ujar lembut Dayra. Sheren melirik tajam kepada dayra. bener bener mengatur hidup orang lain.
"Lo diam! Gak usah ikut campur urusan orang lain dan ingat! Lo bukan adik gua! Lo cuman anak YATIM PIATU YANG NUMPANG DI RUMAH INI!!"
"KAK SHEREN!!!" Bentak Ghania. Dia bener bener tidak suka perkataan kakak tirinya yang mengenai sahabat sahabatnya dengan sebutan ANAK YATIM PIATU. Dia sangat tidak suka perkataan seperti itu. Itu membuatnya sahabatnya sakit hati.
"Kenapa sih ribut ribut???," itu ibu tirinya Ghania. Patricia, Ghania dan sahabat sahabatnya langsung diam.
"Ini mami!!! Gigiku sedang sakit mami dan garamnya didapur abis meludes! Aku suruh Ghania membeli garamnya. Tapi katanya malas, kakak aja. Itu katanya, mami," Itu bohong! Tapi Ghania gak berani untuk lawan. Dia lebih baik mengalah.
Patricia melirik tajam ke Ghania. Ghania saat ini hanya menunduk ketakutan. "Woah, kamu sudah berani ya?" Patricia mendekati Ghania yang sedang menunduk.
"Angkat wajah kamu," perintah patricia. Sedangkan Ghania hanya menurut. Ghania angkat wajahnya matanya bertemu dengan mata ibu tirinya.
PLAK!!!
Ghania ditampar oleh ibu tirinya. Ini pertama kalinya dia ditampar. dan sangat luar biasa rasa sakitnya. Dia sudah dihina, di injak dan ditampar, semua di dapur terkejut. sheren senyum puas.
"GHANIA!"Pekik sahabatnya.
Ghania megang pipi kanannya yang di tampar oleh ibu tirinya.sakit.
"Kenapa? Sakit? Beli garam sekarang juga!!!" Tanya patricia dan menatap Ghania sadis.
"ASTAGFIRULLAH! PATRICIA! APA YANG KAU LAKUKAN TERHADAP ANAKKU?!," Arnold telat melihat kejadiannya.
"Kamu gak papa kan sayang? Mana yang sakit?" Tanyaa arnold khawatir.
"Aku... hiks... gak papa... pah" Ghania nangis redah.
"Kamu tau? ANAK KAMU TERLALU LANCANG TERHADAP ANAK KU. KAU TAU. SHEREN SEDANG SAKIT GIGI DAN GARAM HABIS. SHEREN MINTA KEPADA GHANIA UNTUK MEMBELINYA GARAM! TAPI APA?! DIA MALAH MENYURUH SHEREN YANG BELI!!!" Pekik patricia.
"Astagfirullah, patricia! Itu masalah kecil patricia. Kenapa kau besar-besarkan???" Arnold kehabisan pikir kenapa istrinya seperti ini???
Patricia hanya mendiamkan suaminya itu." Gak usah nangis kamu. Cepat! Sana beli garam!,"
"Kau tidak waras!!?? Ini pukul 20.00. Toko toko pasti sudah tutup." Ujar arnold.
Patricia melirik ke jam dinding disana dan melirik tajam kepada suaminya." Beli di supermarket! Pukul 22.00 baru tutup!"
"Sendirian gitu? Kau!--"
"Sudah pah, gak papa. Nanti Ghania yang membeli," ujar Ghania.
"Nah gituh dong, dari tadi geh!" Ujar sheren.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA IS MY HUSBAND
Ciencia FicciónMengandung kata kata kasar⚠ Ini hanya khayalan Author⚠ " kumohon..berhenti... jangan siksa paman kami, kumohon" teriak Aisyah. set set "berhenti!!! jangan melukai paman ku, dia tidak pantas diperlakukan seperti ini!!! kumohon...hiks..." tangis Da...