41

5.4K 405 51
                                    

Selamat membaca❤

"Papa. Bahan-bahan untuk kita makan hari ini habis pa, Anak-anak juga butuh makanan bergizi, untuk anak yang di kandungan nya sehat." ujar Patricia saat mau memasak didapur.

"Lagi pula, suami anak-anak belum menjemput mereka. Pa, apakah mereka baik-baik saja? Mami baru sadar, suami mereka itu... Pembunuh bukan? " Patricia mengedik takut saat mengingat masa itu.

"Iya mi, ini rumah juga. Rumah yang di beliin oleh menantu kita," ujar Arnold dibelakang tubuh istrinya.

"Benarkah? Pa, rumah ini seperti istana pa. Besar sekali, kalau dilihat lihat lagi. Lebih besar rumah ini dari pada rumah kita yang di london ," ujar Patricia saat membandingkan rumah lama sama rumah baru.

"Iya mi, oh iya mi. Bahan apa aja yang mami mau beli? Biar perginya bareng papa aja."

"Iya pa, ayok berangkat pa. Sebelum mereka pada bangun,"

"Sudah bangun kali mi. Mami aja yang enggak sadar kalau kami sudah bangun dari tadi." ujar Gracia dan Ellen.

Arnold yang sedang meluk Patricia pun melepaskan dan beranjak pergi ke garasi untuk bersiap-siap nemenin istrinya ke pasar. Saat dia melewati anak tirinya, dia mencium pipi anak tiri bungsunya. Ellen.

"Papa berangkat dulu ya, kepasar bareng mami." ujar Arnold.

"Iyaiya," ujar Gracia dan Ellen malas.

"Kalau kalian sudah laper. Kalian masak mie instan ya, kalau yang lagi hamil sudah pada bangun, larang mereka untuk makan mie instan ya." ujar Patricia.

"Dari jam 3 mereka sudah bangun. Mi," jawab Ellen ketus.

"Seperti biasa ya? Yaudah mami berangkat dulu ya. Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

Saat Patricia dan Arnold sudah pergi. Sheren keluar dari kamarnya dengan wajah bantalnya.

"Loh, Mami sama papa ngapain pergi kemana? Pagi banget lagi, mau kencan tah?" tanya Sheren kepada kedua adiknya.

"Hooh iya, kencannya di pasar lagi," jawab Ellen kesal.

"Mereka ke pasar cuman mau beli bahan makanan aja, makanan untuk si para bumil. Sekalian juga kencan," ujar Gracia.

"Oh, begitu. Kalau kita sudah kelaparan bagaimana?" tanya Sheren.

"Makan mie instan kata mami."

Sheren hanya mengangguk saja. Tiba-tiba ada suara bell didalam rumah tersebut.

"Siapa sih yang mau bertamu pagi buta begini?! "Ujar Sheren kesal dan menghampiri pintu ruang tamu, yang sedari tadi berkali kali mengetuk pintu tidak sabar.

Sheren pun membuka pintu ruang tamunya,"Bisa tidak sih? Kalau mau bertamu tidak usah pagi buta? Dan kalau mau bertamu, bisa tidak kalau  bersabar dikit? Tidak memiliki sopan santun. Enggak tau adap bertamu ?! Iya?!"

"Eh?!" Sheren pun terkejut karena yang tamunya itu adalah

"Sheren, dimana istri ku?"

MAFIA IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang