24 | Wanita

237 27 6
                                    

Nata sudah menunggu di depan pesantren ketika Vini keluar dari asrama putri. Dahlia pun menyambutnya untuk pertama kali setelah pernah berjanji namun belum sempat ia tepati.

"Masya Allah, cantiknya akhwat cilik ini," puji Dahlia sambil memeluk Vini dengan erat.

Vini pun tersenyum malu-malu, Vera dan Haura keluar dari mobil untuk menghampiri Vini.

"Nah, ayo, sekarang kita jalan-jalan ya. Ummi mau bawa Vini keliling hari ini," ajak Dahlia.

Vini melirik ke arah Nata beberapa saat. Nata pun tersenyum.

"Ukhti Vini ikut saja, jangan terlalu pikirkan jadwal dan nikmati waktu bersama Kak Vera ya," ujar Nata, memberi izin.

Vini pun tersenyum.

"Syukron Ustadz Nata," ucap Vini.

"Afwan."

Dahlia pun segera meminta Vera kembali menyetir setelah Vini duduk di belakang bersamanya. Haura duduk di depan bersama Vera dan sesekali menoleh ke belakang saat memberikan makanan yang di bawa dari rumah tadi.

"Bagaimana keadaan Vini? Apakah baik-baik saja selama di pesantren? Betah tidak di sana?" tanya Dahlia.

"Alhamdulillah keadaanku baik Mi. Aku betah kok di pesantren. Ustadz dan Ustadzahnya baik-baik dan tidak galak. Teman-teman di asrama putri juga sangat baik padaku, mereka tidak sombong dan tidak membeda-bedakan orang lain," jawab Vini penuh semangat.

"Alhamdulillah. Ummi senang sekali mendengarnya. Oh ya, Kak Bara tadi titip pertanyaan untuk kamu. Katanya, kamu sudah hafal berapa juz Al-Qur'an sekarang?" Dahlia menyampaikan.

Vini terlihat sangat berbinar ketika mendengar pertanyaan dari Bara meskipun tidak secara langsung.

"Aku sudah hafal tujuh juz Al-Qur'an Mi. Insya Allah aku akan lanjutkan lagi hafalanku nanti malam bersama Ustadzah Dian, pembimbingku," jawab Vini.

"Masya Allah, semangat sekali akhwat cilik Ummi ini. Baiklah, nanti Insya Allah Ummi akan beritahu jawabanmu pada Kak Bara jika dia sudah pulang dari kantor," janji Dahlia.

Vera pun memarkirkan mobil di pelataran parkir pasar tanah abang. Mereka keluar dari dalam mobil bersama-sama untuk berbelanja keperluan gedung pesantren yang baru jadi.

"Pertama Ummi mau mencari sprei untuk asrama putra dan asrama putri. Nah, kalian harus memberikan pendapat mengenai motif, bahan dan warna yang akan kita pilih hari ini," pinta Dahlia.

"Untuk asrama putri sebaiknya warna biru muda saja Mi," usul Haura.

"Untuk asrama putra warna pink!" cetus Vini.

Vera dan Haura pun menatap Vini serentak karena kaget.

"Eh..., putra ya??? Salah, salah..., warna krem atau cokelat susu deh Mi," ralat Vini yang sudah tahu akan dapat cubitan dari Haura dan Vera.

Dahlia terkekeh melihat Vini yang sudah berada di ujung tanduk gara-gara jawabannya sendiri.

"Oke..., kalau begitu ayo kita cari motif yang bagus. Warna cokelat susu untuk asrama putra dan biru muda untuk asrama putri," ajak Dahlia.

Vera dan Vini menemukan satu corak yang bagus dengan cepat. Sementara Haura dan Dahlia masih memilih-milih corak yang cocok dengan warna dasar biru muda. Setelah menemukan corak yang pas, barulah Dahlia membayar semua sprei yang mereka beli itu.

"Nah sekarang selimut. Bagusnya selimut yang warna senada dengan spreinya tadi atau warna berbeda?" tanya Dahlia.

"Yang warna sama saja Mi," saran Haura.

QadarullahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang