76 - Pagi yang berbeda⛄

11.2K 871 204
                                    

Pagi ini Alena terbangun lebih awal, sebenarnya memang ia tidak bisa tidur semenjak Rey pulang tadi, pikirannya selalu terbayang sama Rey yang tiba-tiba saja berubah sikap.

Alena memutuskan untuk membasuh wajahnya terlebih dulu di wastafel yang berada di kamar mandi itu, kemudian setelah itu ia memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan juga Rey.

Ia membulatkan nekat untuk masuk ke kamar tersebut, karena jika ia tidak nekat ia tidak akan bisa berangkat ke sekolah.

Alena membuka pintu kamar itu dengan perlahan ternyata disana ada Rey yang masih tertidur terlelap. Ia sangat merindukan sosok laki-laki itu yang sikap nya manis dan harmonis pada dirinya, bukan seperti semalem yang tiba-tiba saja berubah cuek dan tidak peduli.

Alena tersenyum melihat wajah Rey yang masih terlelap itu, sangat damai pikirnya. Ia sangat berharap pagi ini Rey kembali menjadi miliknya yang manis dan harmonis lagi.

Namun sedetik itu Rey menggeliat membuat lamunan Alena buyar dan melanjutkan niat awalnya. Ia takut jika Rey terbangun dan ia malah tertangkap basah sedang menatapnya.

Alena mengambil seragamnya dan juga Rey, ia akan selalu menyiapkan seragam Rey dan menaruhnya di cantelan baju, agar jika Rey terbangun dan mandi seragam nya sudah siap disana.

Kemudian Alena memutuskan untuk masuk ke kamar mandi sambil membawa baju seragam nya itu.

15 menit sudah Alena menyelesaikan ritual mandinya, lalu ia keluar dengan menggunakan seragam lengkap nya. Namun Rey masih saja belum terbangun. Mungkin Rey sangat lelah makanya ia sangat terlelap seperti itu dan Alena pun tak tega untuk membangunkan nya.

Alena memilih untuk menyiapkan sarapan terlebih dahulu barulah ia akan membangunkan suaminya itu. Ia turun ke bawah menuju dapurnya, ia langsung mengambil beberapa bahan di kulkas, sarapan pagi ini ia akan membuat nasi goreng dengan telur mata sapi.

Ia sangat telaten dengan bumbu-bumbu dan bahan-bahan yang sudah ia pegang itu, ia memang tidak terlalu pandai namun ia masih bisa masak karena ia selalu bunda nya masak, jadi ia paham.

Setelah berkutik dengan peralatan dapur tersebut, sekitar 15 menitan itu ia sudah membawa sarapan tersebut di meja makan dan tak lupa menyiapkan dua gelas susu untuknya dan juga Rey.

"Akhirnya selesai juga" Gumam Alena.

Setelah itu Alena kembali ke atas menuju kamarnya itu, ia berniat untuk membangunkan Rey dan mengambil tas nya.

Ternyata Rey masih saja belum bangun, tapi untuk kali ini mau tak mau ia harus membangun karena sudah menunjukkan pukul 6 lewat 13 menit.

"Rey bangun udah siang" Panggil Alena sambil menepuk pipi Rey dengan pelan, sudah menjadi kebiasaan nya seperti itu.

Yang di panggil pun hanya menggeliat dibawah selimutnya itu.

"Bangun ini udah siang, kan harus sekolah" Ucap Alena.

"Hmm"

"Kamu mandi dulu gih aku tunggu dibawah, sarapan nya udah siapin dibawah"

"Sekarang jam berapa?"

"Jam 6 lewat 15 menit"

"Masih pagi ngapain di bangunin sih" Kesal Rey.

Deg.

"Maaf, tapi biasanya juga bangun jam segini kan?"

"Tapi gak untuk hari ini"

"Kenapa?"

"Aku mau berangkat siang aja, aku ngantuk"

"Tapi nanti kita telat, aku juga harus ketemu pak Ibnu pagi ini"

Berawal dari Perjodohan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang