94 - Diusir Alena?

7.4K 841 598
                                    


"Kenapa Rey kok diam?," Tanya Citra.

"Gapapa bun,"

"Masuk aja, gue yakin gak ada hal buruk yang terjadi. Tadi aja Alena bisa ketawa kok, gue yakin dia udah kangen banget sama lo," Bisik Atha yang berada disampingnya, Rey hanya mengangguk lalu berjalan pelan menuju pintu ICU.

Rey memasuki ruang ICU, melihat Alena yang berbaring disana, dan Alena yang sedang melamun menoleh ke arah suara pintu terbuka menatap kehadiran Rey.

"Hai sayang," Sapa Rey lalu menghampiri brankar Alena.

Jujur sejujur-jujurnya Rey benar-benar gugup sekaligus takut, takut jika ia salah bicara malah membuat Alena kembali down.

Tidak ada jawaban dari Alena, Alena hanya menatap Rey lama. Sedangkan Rey semakin takut jika yang ia takuti terjadi.

"K-kenapa liatin aku kayak gitu?," Tanya Rey, dan Alena hanya menggeleng lalu membuang wajah nya.

"Sayang," Panggil Rey.

"Aku minta maaf," Ujar Rey, lagi-lagi Alena tak menghiraukan ucapan nya.

"Jangan cuekin aku kayak gini, jangan buat aku takut Alena," Lanjutnya.

Alena menatap kembali wajah Rey, lalu tiba-tiba saja Alena mengeluarkan air matanya.

Rey yang menyadarinya sontak mengsejajarkan tubuhnya di brankar Alena.

"Kenapa nangis? Ada yang sakit?," Tanya Rey, sambil mengusap air mata Alena.

Lagi-lagi Alena menggeleng, Rey semakin bingung kenapa suasana nya malah semakin canggung, keduanya seperti orang asing yang baru saja kenal.

"Ada apa? Kalau sakit bilang, jangan nangis kayak gini aku jadi semakin takut,"

"Hati aku sakit untuk mengingat semua kejadian saat itu," Ujar Alena.

"Aku minta maaf, aku benar-benar minta maaf," Ucap Rey.

"Aku janji setelah kamu benar-benar jauh lebih sehat, aku ceritain semuanya, kamu juga boleh tanya apapun ke aku, tapi jangan cuekin aku kayak gini, yang terpenting untuk saat ini kamu jangan pikirin apapun dulu, kamu sehat dulu aja ya" Ujar Rey, tak terasa ia juga ikut meneteskan air matanya.

"Aku mau istirahat, tinggalin aku disini sendirian kamu keluar aja," Usir Alena tiba-tiba dan lagi-lagi membuang wajahnya.

"Maafin aku udah buat kamu kecewa, maafin aku gak bisa selalu ada di samping kamu, maafin aku atas semua masalah ini. Aku mau kamu cepat pulih biar aku juga bisa jelasin semuanya, dan kamu bebas tanya apapun ke aku. Aku gak akan ganggu kamu, tapi aku selalu nunggu kamu didepan kalau ada apa-apa bisa panggil aku, selamat istirahat my wife, cepat sembuh yaa, aku kangen bidadari aku," Ucap Rey sambil tersenyum dan mengusap lembut rambut Alena.

Sedangkan Alena lagi-lagi meneteskan air matanya, hatinya semakin terasa sesak begitu melihat Rey keluar meninggalkan dirinya.

"Aku juga kangen, tapi hati ini masih belum bisa menerima dengan semua yang terjadi, aku masih mengingat semuanya dengan jelas," Gumam Alena setelah melihat Rey sudah pergi jauh darinya.

Rey keluar dari ruang ICU dengan tubuh dan keadaan yang tidak baik-baik saja, rasanya sudah seperti mati rasa. Ia merasakan sesak dan sakit saat Alena mencueki dan menyuruhnya keluar.

Orang-orang yang berada diluar sontak menghampiri Rey yang keadaan nya terlihat jauh lebih buruk dan sangat murung.

"Kenapa Rey, Alena baik-baik aja kan?," Tanya Citra.

"Gapapa bun, Alena baik-baik aja kok lagi istirahat," Jawab Rey sambil mencoba tersenyum.

"Terus kenapa kamu murung gitu nak?," Tanya Ica.

Berawal dari Perjodohan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang