85 - Menyerah.

9.5K 992 702
                                    

Pagi ini Alena kembali bersiap untuk menuju ke sekolahnya. Tidak lupa dengan kegiatan nya setiap pagi untuk membereskan rumah terlebih dahulu dan membuatkan sarapan.

Lagi lagi ia tidak sarapan dirumah melainkan membawa bekal nya untuk dimakan saat disekolah. Sebenarnya Alena sedikit kecewa pasalnya makan malam yang ia buat itu benar-benar tidak dimakan, ternyata benar Rey sudah makan lebih dulu sampai-sampai makanan buatan nya tak dimakan.

Alena memutuskan untuk berangkat sekolah dengan angkutan umum, ia sedang malas membawa mobil ataupun naik kendaraan online. Sebelum ia berangkat, ia pun tak lupa menaruh note dimeja makan seperti biasanya.

Alena berjalan keluar dari rumahnya dan berjalan menuju depan perumahan nya, entahlah hari ini rasanya ia benar-benar malas untuk melakukan sesuatu, bahkan untuk ke sekolah pun rasanya berat sekali, padahal hari ini adalah hari Jum'at otomatis besok dan lusa adalah Sabtu dan Minggu dimana semuanya mendapat libur.

Kalau bukan karena tugas nya sebagai ketos mungkin ia juga hari ini tidak akan masuk ke sekolah, hari ini OSIS dapat tugas untuk merazia lagi, jadi mau gak mau Alena harus ikut mengawasi.

Alena sudah sampai di depan pintu utama perumahan nya, ia menunggu di halte bus yang tidak jauh dari sana.

Beberapa menit kemudian tidak ada satupun bus yang berhenti, sepertinya ia kesiangan untuk mendapatkan bus.

Namun selang itu ada motor berhenti di hadapannya saat ini.

"Lo ngapain Al?," Tanya seseorang itu.

"Lohh Devan," Ujar Alena sambil mendongak menatap Devan yang baru saja datang.

"Lo belum jawab pertanyaan gue Al," Ujar Devan.

"Ohh ini lagi nunggu bus," Jawab Alena.

"Bus? Buat apa? Dan lo ngapain coba ada disini, bukannya rumah lo bukan di daerah ini?," Tanya Devan.

'mampus gue' Batin Alena.

"Hmm i-iya ini emang bukan daerah rumah gue, gue kebetulan aja lagi nginep dirumah tante gue, dan gue ada disini nunggu bus karena gue lagi males buat bawa mobil sendiri," Jawab Alena berbohong.

'sorry gue bohongin lo van' Batin Alena.

"Ohh, emang nya Rey gak jemput?," Tanya Devan dan Alena hanya menggelengkan kepalanya.

"Yaudah bareng gue aja," Ajak Devan.

"Hmm gak usah van berangkat duluan aja gapapa, lagian bentar lagi juga bus nya datang kok," Jawab Alena.

"Selagi ada tumpangan kenapa enggak Al setujuan ini," Ujar Devan.

"Sorry sekali lagi van, bukannya nolak atau gak mau, gue cuman takut jadi gosip di sekolah, masalah gue yang kemaren aja belum selesai gue gak mau nambah masalah baru lagi," Jawab Alena.

"Masalah yang sama Rey?," Tanya Devan dan Alena hanya mengangguk.

"Ohh sorry gue gak tau," Ujar Devan.

"Gapapa kok,"

"Hmm itu bus nya udah ada, gue duluan yaa. Sampai ketemu di sekolah, bye!,"

Alena memasuki bus nya dan Devan masih memperhatikan kepergian bus tersebut.

"Bye," Gumam Devan.

'lo tetap Alena yang selalu kuat' Batin Devan lalu ia menancap gas nya dan berlalu dari sana.

SKIP

Alena sudah sampai disekolah bahkan ia sudah berada di kelasnya. Ia melihat sahabat-sahabat nya pun sudah berada di kelas, namun sahabatnya itu ternyata memilih pindah tempat duduk yang jauh darinya.

Berawal dari Perjodohan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang