Saat baru saja pulang dari tempat penjahit, hari sudah larut, tapi karena ada beberapa tambahan, Nessie harus bertahan di rumah produksi untuk memberikan pengarahan singkat.
Mereka semua terpaksa lembur karena tiba-tiba saja, salah satu pelanggannya memajukan tanggal pernikahan dan terpaksa, Nessie harus bolak-balik mengecek untuk memastikan semuanya berjalan dengan lancar.
Dirumah, lampu tampak padam, mobil milik Brad terparkir sembarangan, bahkan gerbang tidak tertutup sama sekali.
Nessie langsung melompat dari mobil dan berlari masuk kedalam rumah. Ingatannya tentang masa lalu membuatnya takut setengah mati.
"Brad!" teriak Nessie seraya menyalakan lampu diseluruh penjuru rumah.
Nafasnya tertahan saat mendapati Brad terbaring disofa ruang tamu, meringkuk dan tampak tidak sadarkan diri.
"Brad... Hey..." Nessie berjongkok didepan tubuh Brad, menepuk keras pipi laki-laki itu, berusaha untuk membuat Brad tersadar.
"Brad!" teriaknya sekali lagi.
Lenguhan pelan membuat Nessie terduduk diatas lantai yang dingin. Ia baru menyadari kalau seluruh tubuhnya bergetar ketakutan.
"Kamu kenapa?" kekhawatiran Nessie tidak berakhir saat mendengar suara pelan Brad. Ia langsung menoleh kearah laki-laki itu dan mendapati tatapan wajah sayu, dan wajah pucat Brad membuatnya kian khawatir.
Nessie spontan menyentuh kening Brad dan merasakan panas yang berada diatas normal.
"Lo sakit... Ayo bangun, kita kerumah sakit."
Nessie membantu Brad untuk bangkit, walaupun berat, ia tetap bersikeras untuk membantu."Besok aja, gue mau istirahat dulu, lagian ini udah malem banget." Nessie menghela nafas pelan dan mengangguk.
Ia membantu memegangi Brad untuk naik kelantai atas, dimana kamar pria itu berada.
Setelah merebahkan tubuh besar Brad diatas ranjang, Nessie menatap Brad sebentar. Brad masih mengenakan jaket dan kaos polo miliknya, juga jeans yang masih membalut kakinya.
Pasti sangat tidak nyaman untuk tidur mengenakan pakaian seperti itu.
"Jangan tidur dulu, gue ambilin baju buat lo."
Walaupun diwajab erangan protes, tapi Nessie dapat melihat dari ekor matanya, Brad tetap bangkit dan duduk dibibir ranjang dengan kepala tertunduk.
"Sakit banget?" tanya Nessie seraya menyerahkan kaos lengan panjang dan celana piyama milik Brad.
"Kepala gue sakit..." Brad dengan pelan melepaskan jaketnya.
"Ganti baju dulu, gue mau cari obat dibawah." Nessie bergerak keluar dari kamar Brad, sebelumnya dia menyambar kunci mobil Brad terlebih dahulu, sekalian mengunci semua pintu dan gerbang, lalu memasukkan mobil ke garasi yang kini terlalu besar untuk dua mobil.
Setelah memastikan semua aman, Nessie menuju dapur dan membuatkan segelas susu karena sudah tidak ada waktu untuk membuat makanan.
Segelas susu, roti dan obat ia bawa ke kamar Brad.
"Bangun dulu, minum obat. Kalau besok belum turun juga panasnya, baru kita kerumah sakit."
***
Brad hanya bisa pasrah saat Nessie memaksanya untuk segera ke rumah sakit karena sakitnya tak kunjung sembuh.
Semalaman, Nessie menemaninya, bolak balik mengecek suhu tubuhnya yang tidak kunjung turun. Brad yang sangat jarang sakit merasa tidak enak karena telah merepotkan Nessie. Bahkan ia yakin kalau Nessie tidak tidur semalam.
"Langsung ke IGD aja ya? Lo udah lemes banget gitu," ujar Nessie tanpa melirik Brad yang duduk lemas dikursi samping kemudi.
"Nggak usah lebay, ke dokter umum aja..." tolak Brad langsung.
Nessie mengerucutkan bibirnya, walaupun tidak mengatakan apapun lagi.
Sesampainya dirumah sakit, Brad diperiksa dan dokter mengatakan kalau pria itu hanya demam biasa dan diminta untuk tidak terlalu lelah.
"Makanya, kalau kerja jangan berlebihan..."
"Sorry, jadi ngrepotin lo..."
Nessie menggeleng pelan, dia sama sekali tidak merasa direpotkan oleh Brad, justru dia sangat khawatir dengan kondisi Brad karena tidak biasanya Brad sampai sesakit ini.
"Gue udah sering ngrepotin lo, jadi, ini bukan masalah besar."
Brad menoleh kearah Nessie yang sedang fokus menyetir.
"Ness... Ucapan gue beberapa hari lalu bukan cuma sekedar ucapan loh Ness, gue serius."
***
Setelah memastikan Brad istirahat, Nessie bergerak turun untuk membuat kopi. Ia butuh kafein, walaupun harusnya ia tidak minum atau Nessie tidak akan tidur sampai besok pagi.
Ucapan Brad terngiang dikepalanya. Nessie tau kalau Brad serius dengan ucapannya, tapi ia tidak pernah mau menanggapi lebih.
Sama seperti Prass yang akhirnya pergi, Nessie tidak ingin Brad juga pergi kalau hubungan mereka tidak berjalan lancar.
Kiki memang selalu jadi tempat curhat Brad, tapi Kiki juga beberapa kali kelepasan dan akhirnya hanya bisa pasrah saat dipaksa untuk bercerita lebih.
Ia hanya pura-pura buta dan tuli.
Brad memiliki ruang sendiri dihatinya, ruang yang berbeda dengan Prass dan Kiki saat ini.
Siapa yang akan bisa melupakan cinta pertama mereka? Sekalipun tidak pernah jadian, cinta pertama akan memiliki space setidaknya beberapa persen dihatinya.
Apalagi Brad adalah pria pertama dan satu-satunya yang pernah memilikinya, seutuhnya.
Hal ini tidak pernah diketahui oleh Prass maupun Kiki.
Dan sampai kapanpun, Nessie tidak akan memberitahu Prass dan Kiki, sama seperti janjinya dengan Brad.
----
Morning guys.
Semoga kalian suka part ini.
Love, Bella PU
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
RomanceBanyak temannya yang mengatakan kalau dia bodoh, dia tidak peduli, mereka hanya tidak tau rasanya kehilangan berkali-kali. . . .