Nessie mendengar deru mobil yang baru saja memasuki garasi, ia tidak tau itu adalah Kiki yang baru saja pulang kerja atau Brad yang entah dari mana.
Nessie masih bertahan diatas ranjangnya, sesekali turun ranjang untuk pergi ke toilet.
Sekarang sudah munjukkan pukul 8 malam, tapi ia belum keluar kamar, mungkin lampu diluar masih padam karena belum ada yang menyalakannya.
Nama Kiki berkedip-kedip dilayar phonselnya.
"Kenapa?" tanya Nessie malas.
"Lo masih diluar sama Brad?" tanya Kiki. Nessie menegang, ia langsung mengambil posisi duduk dan waspada.
"Lo liat Brad diluar?" Bukannya menjawab, Nessie malah bertanya.
"Hah? Enggak, gue tanya karena gue nggak liat mobil Brad di garasi dan semua lampu masih mati, lo dirumah?"
Nessie hanya berdehem dan langsung mematikan sambungan.
Ia menimang-nimang phonselnya, tangannya gatal ingin menekan tombol call untuk menghubungi Brad. Tapi gengsi lebih menguasainya hingga Nessie kembali menaruh phonselnya sembarangan.
Terserah Brad.
Kalau pria itu masih serius ingin benar-benar menikahinya, Brad pasti akan menyelesaikannya dan menjelaskan padanya secara gamblang. Kalau tidak, ya sudah... Mumpung belum terlanjur, hentikan saja semua omong kosong ini.
***
Brad menatap tante Yunita dengan tatapan tajam, ia sama sekali tidak akan menoleransi apapun, kalau wanita itu bersikeras dengan pendiriannya, terserah lah, Brad akan memblokir semua hal yang bersangkutan dengan wanita itu.
"Tante minta maaf..." ungkapnya dengan ekspresi bersalah, entah itu adalah kejujuran atau hanya kebohongan belaka.
"Saya sejak awal nggak berminat untuk jadi brondongnya tante, kenapa tante malah maksa bahkan sampai ngirim foto-foto seperti itu?" tanya Brad dengan suara datarnya. Rahangnya menegang menahan emosi yang tidak bisa lagi ia tutup-tutupi.
"Karena tante penasaran sama kamu, kamu yang pekerja keras, dan tante terpesona sejak lihat kamu secara nggak sengaja." Brad menggela nafas pelan.
"Tapi..."
"Tante nggak akan gencar kaya gitu ke kamu kalau waktu itu kamu bilang kalau kamu udah punya pacar." Seolah menyudutkan, Tante Yunita malah berkata demikian.
Saat awal-awal proyek, tante Yunita sempat menanyakan apakah dirinya sudah menikah atau telah memiliki kekasih, dan Brad memang menjawab kalau dia sedang single.
Jawaban itu bagai angin lalu baginya, Brad tidak merasa itu adalah sebuah hal penting.
Tapi kenapa...
"Saya memang waktu itu sedang single, tapi nggak dengan sekarang. Karena hal ini tunangan saya mengira saya main belakang sama tante, padahal bukan gitu kenyataannya." Brad menegaskan kata tunangan seolah sedang menunjukkan dia tidak lagi sendiri dan hubungan mereka bukanlah hubungan main-main yang bisa diputuskan kapanpun.
" Kamu udah punya tunangan?" manik mata berlapis lensa itu melebar, Brad dapat melihat keterkejutan lewat mata Tante Yunita.
"Ya, dan saya akan segera menikah. Saya nggak mau semua yang sudah kami rencanakan malah gagal karena apa yang nggak pernah saya lakukan."
Setelah mengatakan itu, Brad langsung pamit dan meninggalkan tante Yunita yang masih dilanda keterkejutan.
Lagipula, apa yang wanita itu harapkan darinya? Mereka terpaut hampir 15 tahun, dan selain kesenangan duniawi, tidak ada yang bisa Brad berikan untuk wanita itu.
Tante Yunita mampu mewujudkan apapun yang dia inginkan tanpa Brad sekalipun.
Semuanya selesai, ia memilih memblokir semua kontak tante Yunita, biarlah dia kehilangan satu relasi yang lumayan menguntungkan, asal ia tidak kehilangan Nessie.
Masih menjadi PR baginya, bagaimana cara meyakinkan Nessie kalau semua itu hanyalah kesalah pahaman belaka?
***
Brad baru sampai rumah saat jam sudah menunjukkan pukul 9. Ia mengeluarkan beberapa makanan yang dibelinya saat perjalanan pulang tadi.
Entah Nessie sudah makan atau belum, tapi Brad lebih berharap wanita itu sudah makan malam.
"Kalian lagi berantem ya?" tanya Kiki saat melihat Brad baru saja memasuki rumah, Brad berjengit terkejut karena wajah Kiki dilumuri masker berwarna kehitaman.
"Lo kalo pake masker gitu jangan berkeliaran disekitar rumah kenapa sih! Bikin kaget aja!" sentak Brad agak sedikit jengkel.
Kiki tertawa melihat ekspresi kesal Brad.
"Jadi, lo lagi berantem sama Nessie?" tanya Kiki yang mengekori Brad masuk kedapur, menaruh makanan yang dia beli tadi.
"Ada sedikit kesalah pahaman, dia udah makan?"
"Kayanya belum, tadi pas gue balik rumah masih gelap, tapi pintu kamarnya sih udah nggak kekunci."
Brad mengangguk pelan, ia meninggalkan Kiki setelah meminta tolong untuk membereskan makanan yang dibelinya, sementara ia menyusul Nessie dan menyelesaikan kesalahpahaman ini.
Ia menaiki satu persatu anak tangga perlahan seraya menyusun kalimat yang tepat untuk diungkapkan pada Nessie. Brad selalu mendapat kesulitan untuk berkata-kata jika sudah berurusan dengan perasaan seorang wanita dan harus menyiapkan diri. Takutnya, kalau dia salah bicara malah semakin merusak segalanya.
Ia mengetuk pintu kamar Nessie, tidak ada jawaban dari dalam. Brad memilih untuk langsung menekan knop pintu dan mendapati ruangan yang sudah cenderung gelap. Lampu utama sudah mati, tinggal lampu berwarna kuning yang berada diatas meja samping ranjang.
Brad perlahan menutup pintu kamar Nessie dan berjalan kearah ranjang.
Ia mendudukkan dirinya dibibir ranjang dan menyibak sedikit rambut yang menutupi wajah cantik Nessie.
"Sorry, Babe... I'm sorry."
-----
Dua hari nggak update....
Semoga kalian sehat selalu.Love, Bella PU
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
Roman d'amourBanyak temannya yang mengatakan kalau dia bodoh, dia tidak peduli, mereka hanya tidak tau rasanya kehilangan berkali-kali. . . .