"Kenapa dulu lo manggil gue Brad?" tanya Brad untuk mengalihkan pembicaraan. Jika sudah membahas hal-hal berat, apalagi menyangkut hubungan Nessie dan Prass, Brad cukup kesulitan menjawab. Disatu sisi, Brad tidak mau Prass menyakiti Nessie, disisi lain, Prass juga sahabatnya.
"Lo mengalihkan pembicaraan ya?" Brad mendesah pelan dan mengeluarkan rokok dari saku celananya. Dia mengeluarkan sebatang dan menyalakannya.
"Gue... Bingung harus gimana," jawab Brad seraya menghembuskan kepulan asap rokok dari mulutnya. Matanya tidak menatap Nessie sama sekali.
"Banyak hal yang berubah yah, akhir-akhir ini?" pertanyaan Nessie langsung dijawab anggukan oleh Brad. Diapun merasakannya. Prass yang belakangan sibuk entah dengan pekerjaan atau yang lainnya. Kiki yang mulai pusing dengan hal-hal yang bersifat pribadi.
Rasanya jadi aneh.
Selama ini mereka selalu berempat. Entah liburan, atau cuma untuk nonton dibioskop. Tapi....
"Mungkin emang udah saatnya gue ngomong berdua sama Prass."
***
Nessie mengetuk pintu kamar Prass, tidak ada jawaban dari sana. Nekat, dia menekan knop pintu dan kegelapan menyambutnya.
Masih pukul 9, Prass sudah tidur?
"Prass," panggil Nessie dengan suara pelan. Dia menekan saklar lampu dan mendapati kalau kamar ini kosong. Ranjangnya masih rapi, dan beberapa barang tampak tidak tersentuh.
Nessie menghela nafas pelan. Prass pergi lagi.
Tidak ingin memikirkan terlalu banyak hal buruk, Nessie segera keluar dari kamar Prass dan menuju ke kamarnya sendiri. Dilantai atas.
4 tahuh... Nessie dan Prass menghabiskan waktu dengan status pacaran mereka. Nessie masih setia dengan status itu, tapi mungkin Prass tidak lagi.
Entahlah.
Sebenarnya, apa yang ingin Nessie pertahankan selain persahabatan mereka? Tidak ada lagi, kan?
Awalnya, Nessie mencintai Prass. Tapi, lama kelamaan semuanya mulai terasa hambar. Ingin mengakhirinya, dia masih enggan.
Andai saja Prass jujur padanya, mungkin Nessie juga akan mengatakan sejujurnya. Baginya, Sulit untuk membuka kejujuran pada orang lain. Walau sebenarnya Prass bukan orang lain.
Nessie mengirimkan pesan untuk Prass, besok, mungkin mereka bisa mengobrol berdua diluar rumah.
***
Hari minggu seperti ini, butik miliknya hanya menerima client yang sudah memiliki janji saja. Pukul 9 nanti, Nessie sudah harus dibutik untuk janji temu.
"Gue nggak bikin sarapan Brad, lo bikin sendiri ya, gue kesiangan soalnya." Nessie meneguk air putih dalam gelasnya kasar, dan segera berlalu meninggalkan Brad yang belum menjawab apapun karena masih mengantuk.
Nessie memacu mobilnya keluar dari area rumah, membiarkan gerbang terbuka lebar. Nanti juga akan ditutup oleh Brad, pikirnya.
Prass semalam tidak pulang. Dia juga tidak mengatakan apapun setelah Nessie mengirimkan pesan selain di jawab dengan 'Iya' yang begitu singkat. Seolah tidak mau tau apa yang akan mereka perbincangkan.
Sudahlah... Kali ini keputusan Nessie sudah bulat. Mereka sudah sama-sama dewasa, harusnya baik Prass maupun Nessie akan baik-baik saja setelah ini. Tidak ada yang perlu ditakutkan.
"Mbak..." sapa Hana yang sudah terlebih dahulu sampai dibutik kecil Nessie. Dia sudah lama menjalankan bisnis ini, lebih tepatnya melanjutkan usaha mendiang ibunya.
"Mbak Bila belum dateng kan?" tanya Nessie pada Hana. Nabila atau Bila adalah client mereka yang akan menikah dalam waktu dekat. Bila sudah memesan jauh-jauh hari dan hari ini hanya tinggal final cek untuk gaun pengantinnya.
"Belum, tadi sih katanya lagi kejebak macet," jawab Hana yang mengekor dibelakang Nessie, "Mbak, tadi ada yang minta ketemu, cewek, tapi gue udah bilang kalau hari ini kita nggak nerima tamu selain yang udah buat janji."
"Hah, siapa? Gue kenal?" tanya Nessie bingung."Nggak tau, belum pernah kesini kayanya."
Nessie mengangguk dan meninggalkan Hana untuk masuk kedalam ruang kerjanya. Sebuah manekin yang berbalut dengan gaun pengantin yang cantik berdiri ditengah ruangan. Sekali lagi, Nessie mengecek detail-detail kecil secara keseluruhan.
Sempurna... Seperti apa yang client'nya inginkan.
Nessie menyambar tas kecil yang dibawanya, ia membuka phonselnya dan mendapati pesan dari Prass. Laki-laki itu membatalkan pertemuan mereka sore ini.
Nessie menghela nafas pelan, bahkan untuk bertemu berdua saja mereka sangat sulit.
Ini benar-benar sudah tidak sehat....
Nessie memilih mendial nomor Brad, menghubungi laki-laki itu.
"Sore ini nganggur nggak?" tanya Nessie seraya berjalan ketepi ruangan, menatap kearah luar jendela dimana banyak orang yang sedang berlalu lalang dengan kendaraan masing-masing.
Ini adalah hari minggu, cukup wajar kalau jalanan seramai itu.
"Nggak ada, cuma nyelesein kerjaan doang, siang nanti juga udah kelar, kenapa?" tanya Brad.
"Nonton yuk, gue udah beli tiket, niatnya mau nonton sama Prass tapi dia malah batalin janji," ujar Nessie disertai dengan sedikit keluhan.
"Ya udah, kirim lokasi sama jam aja nanti."
***
Setelah menyelesaikan pekerjaan, Nessie akhirnya bisa dengan tenang meninggalkan butik. Hana masih berada dibutik untuk membereskan beberapa bahan yang sempat dikeluarkan untuk ditunjukkan pada client baru mereka.
"Hana, nanti tolong cek semua jendela sama pintu kalau mau pulang ya," pinta Nessie pada Hana.
Wanita itu mengangguk, "Tumben mau balik cepet mbak, mau kencan sama Mas Prass ya mbak?" goda Hana.
Nessie yang digoda seperti itu tidak mengangguk ataupun menggeleng.
Dia hanya menunjukkan senyum kecut yang Hana kira adalah senyum bahagia.
-----
Hai...
Semoga kalian suka part ini.Love, Bella PU
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
RomanceBanyak temannya yang mengatakan kalau dia bodoh, dia tidak peduli, mereka hanya tidak tau rasanya kehilangan berkali-kali. . . .