Brad melirik Kiki sementara wanita itupun melakukan hal yang sama, Nessie tampak sekali tidak fokus, bahkan pada pembicaraan mereka bertiga, Nessie hanya menjawab "hah", "hm" dan "oh".
Entah apa yang sedang dipikirkan wanita itu, dan sepertinya tampak sekali mengganggu sampai Nessie melamun berkepanjangan seperti ini.
"Ness..." wanita itu menoleh kearah Kiki, tampak sekali Kiki khawatir dengan Nessie.
"Huh..."
"Kamu kenapa?" tanya Brad tajam, dia khawatir, tentu saja. Nessie jarang sekali seperti ini.
Nessie menghela nafas, dia memang tidak bisa lagi memendam ini sendirian. Setelah berkecambuk dengan pemikirannya sendiri, akhirnya ia jengah sendiri.
"Aku ketemu tante Renita..." ungkap Nessie lebih ke arah Brad. Lalu menoleh kearah Kiki. Mereka tentu tau siapa Tante Renita yang Nessie sebutkan.
"Kamu ke makam?" tanya Brad.
Nessie mengangguk pelan.
Brad menghela nafas dan berjalan memutari meja, menarik Nessie dalam pelukannya.
"Kenapa nggak bilang kalau kamu mau ke makam, aku kan bisa temenin." Nessie menggeleng kecil dan mendorong kecil tubuh Brad agar sedikit menjauh.
Ia tidak sedang butuh ditenangkan, Nessie hanya butuh saran.
"Aku lagi kepikiran buat ngundang tante Renita," ujar Nessie.
Brad dan Kiki mematung, mereka saling melirik dan hanya terdiam. Tidak ada masalah baginya Nessie akan mengundang siapapun, itu hak Nessie, ini pernikahan mereka. Tapi, ini Tante Renita.
Brad tidak tau apa yang ada dipikiran Nessie saat itu, mungkin sedang kacau, atau mungkin... Dia menginginkan seorang keluarga datang dan menyaksikan pernikahannya.
Pria itu menghela nafas pelan dan tersenyum, "Itu bukan masalah besar, kalau kamu mau undang tante Renita dan anaknya, aku nggak masalah... Selama kamu nggak akan terpengaruh pada apapun yang akan mengganggu pikiran kamu nantinya."
Kiki mengangguk kecil, setuju dengan apa yang Brad katakan.
"Thank you, aku bakal pikirin ini..."
***
Brad menguap kecil, hari sudah larut dan Nessie masih betah tiduran diatas karpet didepan televisi yang menyala. Kiki baru saja masuk kekamarnya untuk tidur mengingat jam sudah terlalu larut.
"Kamu nggak mau tidur?" tanya Brad pada Nessie, wanita itu tidak menoleh sama sekali.
Brad mengerutkan kening, ia menurunkan kakinya dari sofa, mengecek Nessie yang ternyata sudah tertidur entah sejak kapan.
"Pindah yuk, Ness..." Brad menepuk kecil pipi Nessie, membangunkan wanita itu.
Nessie melenguh kecil dan membalikkan tubuhnya memunggungi posisi Brad.
"Ma..." Brad tersentak kecil, Nessie memimpikan ibunya.
Ia memilih untuk tidak membangunkan wanita itu dan ikut berbaring disisi tubuh Nessie, memeluk wanita itu dan mengusap pelan punggungnya.
Menjelang pernikahan, Nessie semakin sulit mengendalikan diri. Disaat seperti ini, terlihat Nessie sangat membutuhkan sosok keluarga yang sesungguhnya. Dan Brad tidak bisa melakukan apapun.
Ia menelan saat menyadari pemikirannya sendiri, lalu menggeleng kecil dan memilih memeluk Nessie semakin erat dan tidur menyusul Nessie.
***
Moodnya semakin buruk menjelang pernikahan. Nessie sedih, tidak ada satupun keluarga yang bisa dia ajak diskusi. Walaupun Brad sangat-sangat membantu dan memberikan pendapatnya selama ini, tapi Nessie merasa ini semua masih kurang.
Ia iri, Kiki yang masih akan menikah 2 bulan lagi saja sudah direpotkan dengan segala hal tentang pernikahan, dan sebagian besar diurus oleh orang tuanya dan orang tua Alvin di Semarang.
Pernikahannya tinggal 3 hari lagi... Seharusnya Nessie merasa bahagia karena sebentar lagi ia dan Brad akan segera sah, bukan bersedih dan murung seperti ini.
Beberapa malam belakangan, ia memimpikan hal yang sama, keluarganya datang ke mimpinya setelah bertahun-tahun mereka tidak pernah hadir untuk sedikit mengurangi rasa rindunya.
Kecupan dipipi membuat Nessie menoleh dan mendapati Brad yang membawakan sekotak donat kesukaannya, moodnya sedikit lebih baik melihat Brad yang sangat berusaha membuat hari-harinya menjadi lebih baik.
"Thank you, sayang..." Nessie menerima sekotak donat yang Brad sodorkan.
Brad membungkukkan tubuhnya, menunjuk pipinya tanpa suara, memberi kode pada Nessie untuk memberikan kecupan singkat dipipinya.
"Apaan sih!" gerutu Nessie seraya membuka kotak donatnya, mengambil satu yang rasa coklat dan nenggigitnya.
"Cara berterimakasih loh..." Brad menangkup kedua sisi wajah Nessie, mencium singkat bibir wanita itu hingga Nessie memekik pelan.
Pria itu menjilat bibirnya sendiri setelah kecupan itu terlepas, rasa coklat ikut menempel dibibirnya.
"Nanti aku ajarin kamu cara berterimakasih sama aku," Ujar Brad seraya duduk dikursi kayu yang bersebrangan dengan posisi Nessie duduk, tangannya mencomot satu donat dengan toping kacang.
Brad tau wanita itu sedang dilanda gelisah beberapa hari belakangan, tapi memang tidak ada yang bisa dia lakukan. Bertanya secara gamblangpun hanya akan membuat Nessie semakin bersedih.
"Keluarga besar aku akan datang besok," lapor Brad disela kunyahannya.
"Oh ya? Bakal nginep dimana?" tanya Nessie antusias.
Rasa itu sedikit terobati, setidaknya dengan adanya keluarga besar Brad, Nessie merasa jauh lebih baik, apalagi ia begitu di terima dan beberapa waktu belakangan Nessie dan para sepupu Brad kerap berkomunikasi, bahkan kontak Nessie sudah dimasukkan kedalam grup WhatsApp keluarga pria itu.
"Dihotel tempat kita resepsi." Nessie mengangguk kecil.
Semua konsep pernikahan impiannya mendadak buyar karena musim yang sekarang sulit sekali diprediksi.
Nessie ingin sekali menikah di outdoor, menikmati angin senja bersama orang-orang terkasih, tapi sejak minggu lalu, hujan selalu mengguyur dan semua konsep langsung dirubah total.
Untung saja WO yang mengurus semua pernikahan mereka begitu profesional dan dalam sekejap semuanya beres.
"Ness..." panggil Brad setelah neneguk habis minuman Nessie yang tergeletak diatas meja kecil yang membatasi mereka.
"Hm?"
"I love you..."
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
RomanceBanyak temannya yang mengatakan kalau dia bodoh, dia tidak peduli, mereka hanya tidak tau rasanya kehilangan berkali-kali. . . .