Nessie sedang menunggu Brad selesai mandi, pria itu baru saja pulang setelah mengecek proyek yang sedang dia kerjakan, dan sore ini mereka sudah memiliki janji dengan Lila, wedding asistant mereka.
Phonsel Brad beberapa kali berdenting, mungkin pesan dari teman kerja atau bahkan klien Brad.
Tapi kemudian sebuah panggilan masuk ke phonsel pria itu. Nessie mengerutkan keningnya, sepertinya sesuatu yang cukup penting.
Ia melihat panggilan video masuk dan melihat nama kontak yang tertera, 'Ibu Yunita'. Siapa si ibu Yunita ini? Nessie tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya.
Dengan sedikit ragu, Nessie menggeser tombol bergambar telefon yang berkedip-kedip minta digeser.
Otaknya Blank saat melihat apa yang muncul.
Hanya 2 detik, namun Nessie sempat melihatnya.
Dengan tangan gemetar, ia membuka pesan WhatsApp yang tadi masuk. Berharap kalau yang tadi adalah panggilan iseng dan tidak menemukan hal serupa dikolom chating Brad dengan siapapun.
Nama yang sama muncul dibagian paling atas, pesan itu diterima beberapa menit yang lalu.
Nessie membuka pesan itu dan mendapati 2 foto telanjang wanita berusia 40 tahunan tanpa keterangan apapun. Semua chat sebelumnya telah dihapus.
Mendadak Nessie merasa kosong dan hampa. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Brad berhubungan dengan wanita yang jauh lebih tua dengannya. Kenapa Brad tidak mengatakan apapun padanya.
"Sayang, kamu..." ucapan Brad berhenti saat melihat Nessie tengah menggenggam phonselnya. Pandangan terluka wanita itu membuatnya mendadak diserang panik.
Apa yang Nessie temukan disana?
"Kamu ganti baju dulu, aku mau telfon Lila batalin janji kita hari ini." Manik coklat kehitaman itu melebar. Ia segera meraih tubuh Nessie yang masih sekaku patung.
"Ada apa?" tanyanya seraya meraih phonselnya dari tangan Nessie.
Pesan itu telah ditarik kembali. Brad tidak tau pesan apa yang membuat Nessie seperti ini. Tapi melihat nama kontaknya, Brad menyimpulkan satu hal. Dan ia hampir berteriak kesal dihadapan Nessie.
"Aku bisa jelasin, okay... Aku..." kalimat Brad kembali terpotong saat Nessie mengentak keras lengannya hingga pegangannya terlepas.
"Kamu pakai baju dulu, aku mau telfon Lila."
Nessie langsung berjalan cepat keluar dari kamar Brad, bahkan membanting pintu kamar pria itu.
Brad menahan marah, giginya beradu hingga terdengar mengerikan. Ia tidak marah pada Nessie, ia marah pada dirinya sendiri yang tidak bisa dengan tegas menolak Tante Yunita sampai berakhir seperti ini.
Brad menggeser layar phonselnya dan melihat histori panggilannya, lalu memejamkan mata menahan emosi yang semakin erat menyalimutinya.
Ia segera mengambil pakaian secara acak, mengenakannya dan berjalan cepat keluar dari kamar.
Kamar Nessie tertutup rapat, Brad mengetuknya beberapa kali sebelum menekan knop pintu.
Terkunci.
"Nessie sayang... Aku nggak pernah kaya gitu, kamu kenal aku dengan baik, aku nggak mungkin mau jadi simpanan tante-tante." Brad mengetuk pintu kamar Nessie, bahkan kian kencang sampai menggedor pintu tidak bersalah itu.
Nessie masih bergeming, Brad semakin frustasi.
Brad menghela nafas pelan. Berharap kalau kepalanya menjadi lebih dingin agar bisa memikirkan apa yang harus dia lakukan.
Nessie salah paham, tentu saja. Tapi bagaimana cara meyakinkan Nessie kalau apa yang dia lihat nggak sama dengan kenyataannya.
"Nes... Sayang, buka dong pintunya, please..." bujuk Brad untuk kesekian kalinya.
"Aku lagi pengen sendiri, kamu bisa selesaikan semuanya dulu, baru balik ke aku." suara Nessie yang sengau membuat Brad merasa bersalah. Ia sudah berjanji untuk tidak menyakiti wanita itu, tapi belum juga membahagiakannya, Brad sudah menyakiti Nessie seperti ini.
"Janji kalau nanti kita bicara?"
"Iya."
"Okay, aku akan selesaikan kesalahpaahaman ini."
***
Nessie ingin mempercayai Brad. Ia ingin percaya kalau Brad tidak akan berbuat seperti itu. Tapi... Brad terlalu pandai menyembunyikan perasaannya. Brad terlalu pandai menyembunyikan rahasianya.
Buktinya, belasan tahun mereka bersahabat, Nessie baru tau beberapa hari belakangan mengenai masalah keluarga Brad.
Nessie menenggelamkan wajahnya dibantal, membiarkan bantalnya basah karena air matanya yang sulit sekali dikendalikan. Rasanya menyakitkan. Jauh menyakitkan dari berakhirnya hubungannya dengan Prass beberapa waktu yang lalu.
Nessie tidak tau akan bagaimana kalau kenyataannya memang seperti apa yang ia lihat. Akankah ia bisa menerima Brad kembali. Atau sekali lagi, Nessie terpaksa harus merasakan kehilangan.
***
Brad mencengkram stir mobilnya kuat-kuat, jam-jam pulang kantor seperti ini membuat jalanan jauh lebih padat dari biasanya. Bahkan sudah setengah jam berlalu dan Brad masih terjebak macet.
Ia akan menemui tante Yunita, menegaskan semuanya. Bahkan kalau janda sialan itu tidak lagi memakai jasa arsiteknya, Brad tidak peduli.
Tante Yunita adalah klien yang ia bawa dari firma arsitek dulu.
Saat awal-awal lulus kuliah sampai 5 tahun berikutnya ia bekerja pada sebuah firma aritek milik salah satu keluarga terpandang. Tapi Brad memilih keluar dan memilih untuk bekerja sendiri.
Beberapa klien yang puas dengan hasil kerjanya tentu saja ikut kemanapun Brad pergi, bahkan ketika Brad tidak dibawah naungan perusahaan manapun. Kepercayaan itu membawanya sampai sekarang.
Dan salah satu diantara kliennya itu adalah Tante Yunita.
Dulu, tante Yunita tidak pernah seperti ini, bahkan wanita paro baya itu tidak pernah ikut campur dalam hal apapun dan selalu mengutus anak buahnya untuk bertanggung jawab atas kerja sama mereka.
Sampai tiba saatnya beberapa bulan lalu, tante Yunita menghubunginya secara pribadi dan menawarkan pekerjaan untuk merenovasi rumah pribadinya dan langsung disanggupi oleh Brad tanpa pikir panjang.
Andai saja ia tau akan seperti ini. Brad akan menolak berapapun uang yang ditawarkan.
-----
Apakah cerita ini terlalu ribet?
Drama?
Nggak realistis?
Komen dibawah.Love, Bella PU
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
RomansaBanyak temannya yang mengatakan kalau dia bodoh, dia tidak peduli, mereka hanya tidak tau rasanya kehilangan berkali-kali. . . .