37.

2.1K 221 13
                                    

Semua keperluan telah selesai, mereka baru saja pulang setelah icip-icip catering kalau kata Nessie dan Kiki.

Karena tidak ada satupun keluarga mereka, Nessie dam Brad hanya mengajak Kiki yang cemberut sejak siang tadi.

Nessie sama sekali tidak melibatkan Kiki saat mempersiapkan semuanya, bahkan Kiki tau pernikahan mereka akan digelar seminggu lagi siang tadi. Wanita itu mengomel sepanjang perjalanan dan hanya diam saat mereka sampai.

"Udah kenapa sih!"

"Ya lo berdua! Baru kasih tau pas udah mepet! Udah nikahnya duluan, nggak ngelibatin gue! Gimana gue nggak kesel coba!" omelnya sekali lagi.

Nessie menghela nafas pelan, meninggalkan sahabat dan calon suaminya mendebatkan hal-hal yang sudah mereka perdebatkan sejak tadi. Nessie lapar dan dia memilih menyingkir ke dapur terlebih dahulu.

Sudah Nessie jelaskan kalau dia memilih menggunakan jasa WO, dan tidak banyak yang ia lakukan selain menyodorkan list apa saja yang diperlukan dan semuanya sudah diatur sedemikian rupa.

Ini hanya akan menjadi pernikahan sederhana, intim, dan kekeluargaan.

"Capek yah?" tanya Brad yang baru saja muncul, mungkin lelah berdebat dengan Kiki.

"Kiki mana?"

"Udah naik ke atas, masih kesel sama kita."

***

Disaat-saat seperti ini, Nessie merasakan kehilangan yang mendalam. Tidak ada yang bisa dia andalkan selain Brad dan Kiki. Keluarganya sudah tidak ada, tidak ada yang akan memberikan wejangan-wejangan tentang pernikahan padanya.

Nessie tertunduk dalam diantara kedua makam orang tuanya. Memanjatkan doa untuk seluruh anggota keluarganya.

Kali ini Nessie sendirian, Brad sengaja tidak ia beritahu karena pria itu sedang sibuk mengingat nanti Brad akan meninggalkan pekerjaannya dalam beberapa hari. Ia juga tidak mau membuat Brad malah ikut pusing memikirkan moodnya yang mendadak buruk.

Nessie hanya mengatakan kalau ingin keluar bertemu teman pada Brad, dan itu adalah kebenaran, nanti... Pukul 1 dia ada janji temu dengan Maya, teman satu angkatannya yang hendak memesan kebaya untuk acara keluarganya.

"Nessie..." suara itu membuat Nessie menegang sepenuhnya, ia tidak perlu menoleh untuk memastikan siapa yang memanggilnya.

Suara itu masih begitu ia kenali dengan bagitu baik.

Nessie menghapus air mata yang mengaliri pipinya, bangkit dari posisinya dan berbalik menatap wanita setengah baya yang kini tampak lebih tua dari usianya.

"Tante Renita..." sapa Nessie sopan.

Ia menelan, menatap tante Renita dengan pandangan yang sulit diartikan. Wanita itu adalah istri dari Paman Dean, istri dari orang yang telah membunuh keluarganya.

"Kamu apa kabar?" tanya tante Renita dengan senyuman lembut.

Wanita itu adalah wanita lemah lembut, yang seolah sama sekali tidak mampu membunuh semut sekalipun. Tapi sayang, wanita itu malah mendapatkan laki-laki brengsek, yang bahkan tidak pantas didapatkan oleh wanita manapun.

"Baik..." lidah Nessie kelu. Ia tidak tau harus mengatakan apa.

Sudah hampir setahun wanita itu tidak muncul dihadapannya.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang