14. Holiday

1.4K 265 10
                                    

Minggu ini adalah minggu santai.

Setelah semua kegiatannya selama sebulan belakangan, akhirnya Nessie bisa duduk santai dengan secangkir teh ditangannya.

Nessie cukup jarang datang ke butik kalau sedang tidak ada janji dengan klien, biasanya malah mereka memilih bertemu diluar kalau masih dalam tahap pemesanan dan diskusi masalah harga.

Rumah sedang kosong, Kiki masih ditenpat kerja dan Brad sedang bertemu dengan partner bisnisnya.

Sepi... Itulah yang terlintas dikepalanya ketika melihat ruang nonton mereka kosong dan rapi.

Ingatannya kembali pada masa-masa bahagia keluarganya, kedua adik kembarnya yang waktu itu masih berusia 14 tahun selalu mendebatkan apapun, orang tuanya yang selalu menikmati waktu berdua jika pekerjaan mereka sudah selesai, kebersamaan mereka ketika hari minggu tiba, semua hal itu membuat matanya memanas.

Ternyata waktu sudah berlalu lama sekali.

Kadang, mimpi-mimpi akan keindahan itu muncul dan ditutup dengan adegan mengerikan dimana mereka semua dibunuh dengan cara mengerikan.

Sampai beberapa waktu lalu, masih muncul berita yang mengangkat cerita pembunuhan keluarganya yang ternyata didalangi oleh pamannya sendiri.

Polisi mengatakaan motivasi Paman Vin membayar 'perampok' itu untuk melakukan pembunuhan pada keluarga Nessie. Kekayaan, harta dan warisan adalah yang diincar oleh Paman Vin. 

Keluarga Nessie tidak sekaya itu. 

Hanya... Nessie masih tidak bisa menerima alasan itu. 

Sampai tahun lalu, anak dari Paman Vin mengunjunginya untuk meminta keringanan hukuman untuk Paman Vin, dan Nessie tidak mengatakan apapun, sama sekali. Persidangan demi persidangan berlangsung dengan alot, pengacara Paman Vin bukanlah pengacara murah, tapi jaksa tetap meminta untuk hukuman seumur hidup untuk Paman Vin dan hakim agung menjatuhi hukuman penjara seumur hidup karena Paman Vin yang menjadi otak atas pembunuhan itu. 

"Bengong aja!" suara Brad mengejutkannya, hampir saja Nessie melepaskan cangkir ditangannya. "Lo nangis? kenapa?" tanya Brad yang berubah khawatir dan menarik cangkir ditangan Nessie. 

"Kangen keluarga gue..." Brad menahan nafasnya sejenak sebelum menghela nafas pelan. kalau sudah seperti ini, ia tidak bisa melakukan apapun untuk menghibur Nessie. 

Brad mengambil posisi duduk disamping Nessie, menarik wanita itu kedalam pelukannya dan mengusap punggung rapuh Nessie. Sejauh ini, pelukannya selalu mampu membawa dampak baik untuk mood Nessie. 

"Kapan lo balik? gue nggak denger suara mobil," ujar Nessie pelan dengan kepala yang masih bersandar di dada Brad, menghirup aroma parfum Brad yang selalu membuatnya nyaman, apalagi kini aroma itu sudah bercampur dengan keringat Brad. 

"Lo kebanyakan melamun sih." Brad menyetil puncak hidung Nessie hingga wanita itu mengaduh pelan. 

"Lo masak? gue laper nih." Brad mengusap perut ratanya dan Nessie langsung memukul pelan perut Brad yang keras. 

"Sana liat sendiri didapur."

***

Brad melihat Nessie sudah rebahan diatas karpet didepan televisi yang menyala, wanita itu sedang memainkan phonselnya, mungkin sedang berbalas pesan dengan seseorang. Brad duduk diatas sofa dan bersendawa keras karena kekenyangan hingga Nessie berdecak pelan. 

"Jorok banget sih, heran!" decaknya pelan tanpa menoleh. 

"Kenyang, Ness..." balas Brad tanpa rasa bersalah. berkali-kalipun Nessie menegurkan akan segala hal yang dia lakukan, Brad akan terus melakukannya lagi didepan Nessie dan menganggu wanita itu. 

"Ness... liburan yuk," ajak Brad tiba-tiba. 

Kali ini, Nessie memusatkan perhatiannya pada Brad, ia menelungkupkan tubuhnya, menggunakan kedua sikunya untuk menyangka tubuhnya, dan mendongak kearah Brad yang duduk diatas sofa.

"Lo yang bayarin? ayo aja sih gue..."

Brad berdecak pelan, "Bayar pesawat sendiri lah, nanti hotel gue deh, karena gue yang ngajak." 

"Deal, kemana?" tanya Nessie yang akhirnya mengambil posisi duduk. 

Brad yang merasa aneh dengan posisi duduk mereka langsung turun untuk ikut duduk diatas karpet, dan kini mereka duduk berhadapan. 

"Malang, mau? gue ada kerjaan dikit disana."

Nessie mengerutkan keningnya dalam. Ia tidak pernah ke Malam seumur hidupnya. memangnya ada apa disana? 

"Habis itu, kita ke Bali... melepas penat..." kali ini Nessie tersenyum lebar dan mengangguk cepat. 

"Okay... kapan?"

"Minggu depan."

***

Kiki mendekati Brad yang sedang merokok dengan Alvin diteras depan, entah sedang membahas apa, tapi tampaknya mereka sedang mengobrol seru. Syukurlah, setidaknya Alvin mampu berteman dengan kedua sahabatnya. 

Bukannya duduk didekat Alvin, Kiki lebih memilih untuk duduk didekat Brad. Ada pertanyaan yang sudah diujung lidahnya. 

"Lo kali ini bener-bener serius mau deketin Nessie?" tanya Kiki to the point. 

Tadi, Nessie sempat mengatakan kalau mereka akan liburan, Nessie sempat mengajak Kiki juga, tapi Kiki tentu saja tidak bisa. Ia sudah mengambil jatah cutinya beberapa waktu yang lalu. 

"Kenapa? dia single, gue juga, nggak masalah dong." 

Kiki mengangguk pelan, dia juga setuju kalau Nessie dengan Brad ketimbang Nessie dengan Prass. walaupun kedua pria itu masih menjadi sahabatnya, tapi aura ketika Nessie sedang bersama dengan Brad terlihat lebih cocok. 

Kiki hanya tidak pernah mengatakan ini pada Nessie. 

"Tapi, kalau misalnya bakal gagal, mending jangan deh..."

----

Hai....
Semoga kalian suka part ini.

Love, Bella PU

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang