Kiki bergegas turun dari mobil dan membuka pintu secara kasar, ia khawatir pada Nessie. Mendapati Brad sedang berkutat didapur, tanpa sadar Kiki menghela nafas lega.
Brad terlihat sedang santai, berarti tidak ada masalah yang terlalu serius.
"Nggak papa kan?" tanya Kiki pada Brad untuk memastikan sekali lagi kalau sahabatnya itu baik-baik saja secara mental.
Brad mengangguk, "Katanya cuma sakit kepala doang tadi, bentar lagi juga turun." Kiki mengangguk dan merasa lega luar biasa.
Brad juga diam-diam merasa lega karena Kiki tidak mendapati dirinya tidur dikamar Nessie. Walaupun ia dapat beralasan menemani Nessie, tidur satu ranjang tentu saja akan membawa tanda tanya besar bagi Kiki.
Mereka bukannya tidak mau membagi kabar bahagia itu dengan Kiki, Nessie hanya ingin melihat situasi terlebih dahulu, apalagi setelah kembalinya mereka ke Jakarta, Nessie langsung disibukkan dengan banyak hal.
Pertunangan Kiki, karena Nessie diminta secara langsung untuk membuatkan kebaya yang akan dikenakan oleh para wanita, lalu wedding fashion show yang akan diselenggarakan bulan depan.
Sebagian sudah selesai, termasuk kebaya simple yang akan digunakan oleh Kiki dimalam pertunangannya beberapa hari kedepan.
"Udah pulang lo, tumben cepet..."
Kiki menoleh dan mendapati Nessie menapaki tangga seraya menguap kecil, wanita itu memegang lehernya dan menutar kepalanya hingga bunyi 'krek' yang agak bikin ngilu.
Mata Kiki mengikuti arah gerak Nessie yang sudah berdiri disampingnya, meminta air dingin pada Brad yang sedang berdiri didepan lemari pendingin.
Ia terfokus pada satu hal.
"Lo... Dicupang siapa?" belum sempat Nessie merespon, Kiki menarik bahu Nessie dan mengibak rambut berantakan wanita itu.
"Nyesel gue khawatirin lo seharian," dengus Kiki seraya menatap Nessie cemberut.
"Itu gatel, bukan cupang," balas Nessie mengelak, ia kembali meminum airnya dan menatap Brad galak. Tadi... Brad dan dirinya sempat bermain-main kecil, tidak sampai bersetubuh, tapi sudah sedikit terlalu jauh, dan Brad dengan santainya membuat tanda-tanda yang dapat terlihat oleh siapapun.
"Gue bukan anak 15 tahun yang bisa lo kibulin gitu ya!" decak Kiki yang masih menatap Nessie dengan mata menyipit. "Sama siapa lo?" imbuh Kiki bertanya.
Hening, Kiki menunggu Nessie menjawab, tapi tidak kunjung ada suara, malah Nessie seolah sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Sama siapa sih dia, lo tau?" tanya Kiki pada Brad yang langsung dijawab gelengan polos.
Kiki menghela nafas dan pasrah. Mungkin Nessie belum ingin bercerita padanya, dan ia cukup menghargai itu.
Asal tidak dengan cowok aneh yang nggak punya masa depan, Kiki akan merasa baik-baik saja.
"Terserah lo deh, gue mau ke kamar dulu, mau mandi."
***
Nessie masih menatap tajam Brad hingga pria itu merasa jengah, sudah berbuat... Tidak mau mengaku dan bertanggung jawab, rasanya Nessie ingin menyiram Brad dengan air digelas yang sedang ia pegang.
"Sorry, tadi kelepasan..." cengiran tak bersalah itu membuat Nessie luluh seketika. Rasanya ia tidak pernah bisa marah pada Brad kalau sudah seperti ini.
Nessie beranjak dari duduknya dan memutari meja bar, ia mendesak kearah tubuh Brad dan mencium pria itu sedikit tergesa.
"Hei... Nanti Kiki lihat," sedikit peringatan dari Brad tidak membuat Nessie mundur, anggap saja ini pembelajaran untuk Brad agar tidak sembarangan memberikan tanda dibagian tubuh yang akan terlihat oleh orang lain.
Brad yang awalnya sedikit menolak akhirnya ikut hanyut dalam permainan Nessie yang menggoda. Ia sama sekali tidak akan melewatkan moment seperti ini.
Setelah terlepas, Brad dapat melihat gairah di mata Nessie, sedikit bersyukur karena bukan hanya dirinya yang bergairah pada saat ini.
Tangan Nessie terulur ke belakang tubuh Brad dan langsung ditangkap oleh pria itu, "Ngapain kamu?" tanyanya waspada.
"Mau buka kulkas, ake laper tau!" Brad terkekeh dengan pemikirannya sendiri, ia segera bergeser, membiarkan Nessie mengacak-acak isi lemari pendinginnya.
Brad bersandar dimeja bar dengan mata yang masih memperhatikan Nessie.
"Nanti malam ada acara nggak?" tanya Nessie yang mengeluarkan sebuah apel, Nessie berjalan kearah wastafel, mencuci apel itu dan menggigitnya langsung.
"Nggak, ngapain?" tanya Brad.
"Anterin aku ngecek rumah produksi, kamu bisa tidur disana selama aku kerja..." Brad mengerutkan keningnya, bukannya menjawab, Brad malah mendekati Nessie, menyentuh kening wanita itu.
"Badan kamu masih agak anget, jangan lembur dulu, besok kan masih bisa." Brad mengatakan ini karena sejak mendapati Nessie berbaring tak berdaya siang tadi, suhu tubuh Nessie sedikit lebih hangat dari biasanya. Mungkin karena sakit kepala yang dia rasakan seharian ini.
"Habis ini minum obat kok, lagian cuma ngecek bentar doang." Brad belum sempat menjawab saat tiba-tiba suara Kiki memenuhi dapur.
"Heh! Lagi ngapain lo berdua dempet-dempet?"
Brad mengerjap pelan, lalu mundur menjauhi tubuh Nessie. Tanpa sadar, jarak mereka begitu dekat, pantas saja Kiki langsung menegur.
"Gue lagi ngecek suhu badan dia, dia mau lembur katanya," jawab Brad berusaha sesantai mungkin.
"Lo ngapain lagi sakit lembur?"
Fyuh... Syukurlah Kiki perhatian Kiki langsung teralihkan.
"Masih banyak yang harus gue kerjain."
----
Semoga kalian suka part ini.
Love, Bella PU
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
RomanceBanyak temannya yang mengatakan kalau dia bodoh, dia tidak peduli, mereka hanya tidak tau rasanya kehilangan berkali-kali. . . .