Brad menghela nafasnya saat orang itu kembali mengirimkan foto padanya. Sudah berulang kali Brad mengatakan kalau ia tidak tertarik, tapi tetap saja si perempuan masih bersikeras untuk mengirimkan bebebrapa foto setiap harinya.
Ini membuatnya risih dan tidak nyaman. Takut kalau dia akhirnya tergoda, dan takut kalau Nessie tau dan hubungan mereka memburuk.
Sejauh ini, semua berjalan lancar, tapi Brad masih belum menemukan waktu yang tepat untuk membicarakan tentang pernikahan dengan Nessie.
Selain karena ia sibuk, Nessie juga sedang sibuk luar biasa. Ia bahkan belum bertemu Nessie dua hari ini karena wanita itu menginap dirumah produksinya karena banyak pekerjaan yang harus dikerjaan dalam waktu yang singkat.
Ia merindukan Nessie.
Brad uring-uringan, sejak tadi dia tidak fokus, untung saja ada David yang membantunya mengecek rumah tante Yunita. Ya... Selain membantu, ia juga tidak mau sendirian bertemu dengan wanita itu.
"Lo sadar nggak sih kalau si tante liat lo kaya apa aja, ngeri gue..." decak David saat mereka sudah keluar dari rumah yang baru saja selesai renovasi itu.
Semua yang bersangkutan dengan si tante sudah selesai. Brad tidak perlu takut lagi sekarang.
"Makanya gue ngajakin lo, sumpah, selama ini dia nggak pernah gitu, nggak tau kenapa akhir-akhir ini dia malah nyebelin gitu."
Brad menghela nafas pelan, ia mengecek phonselnya yang baru saja berdenting. Tante Yunita kembali mengirimkan foto tak senonoh padanya. Brad segera mengunci layar phonselnya dan melemparnya ke arah dashboard.
"Lagi?" tanya David tak percaya.
Brad dengan pasrah mengangguk pelan.
"Tante girang yang sesungguhnya..."
Celetukan membuat Brad tertawa dan jauh lebih rileks dari sebelumnya. Ketegangan langsung mencair.
"Udah, dari pada tegang gini, mending lo samperin tunangan lo." Brad mengangguk setuju.
Ia sempat cerita pada David kalau ia sudah tidak lagi sendiri, dan akan melangkah ke jenjang yang lebih serius. David beberapa kali bertanya siapa, tapi sesuai kesepakatan, Brad menolak untuk menyebutkan nama.
David minta diantar ke cafe yang tidak jauh dari kos-kosannya dan Brad hanya menurut.
"Thanks ya, Dav. Lain kali gue traktir makan siang," ujar Brad sebelum pergi.
David hanya mengacungkan ibu jarinya dan tersenyum kecil, kemudian masuk kedalam cafe dan Brad berlalu, membawa mobilnya ke arah rumah produksi, namun memilih mengabari Nessie terlebih dahulu.
***
"Aku bawa makanan buat kamu sama yang lain, punya kamu masih dimobil, aku ambil bentar." Brad memberikan dua kantong plastik pada Nessie dan langsung diterima Nessie dengan senyum lebar.
"Thank you." satu kecupan dipipi Brad membuatnya tersenyum kecil.
Nessie langsung meninggalkan Brad dan memberikan makanan pada beberapa karyawan yang sedang bekerja.
Brad keluar dan suara Nessie yang memanggil membuatnya menghentikan langkahnya, "Aku aja."
Nessie segera menyerobot keluar dan berlari kecil kearah mobil.
"Hape aku sekalian," teriak Brad pelan dan langsung diangguki oleh Nessie.
Brad kembali teringat akan pesan tante Yunita yang belum dia hapus, ia langsung keluar tumah kembali dan Nessie sudah akan masuk kedalam rumah, menyerahkan phonselnya dengan wajah biasa saja.
Brad sedikit panik, tapi melihat Nessie yang santai, membuatnya ikut santai juga.
"Kamu buka hape aku?" tanya Brad.
Nessie menoleh dan menaikkan alisnya, "Biasanya juga kamu nggak pernah protes aku main hape kamu."
Brad menggeleng kecil, "Aku cuma tanya, sayang."
Nessie mengangguk dan mengajak Brad untuk makan.
***
Brad kesal pada Nessie yang tidak mau diajak pulang dengan alasan masih banyak pekerjaan yang menantinya. Brad mengerti, ia juga kadang masih seperti itu, tidak mempedulikan dirinya dan hanya pekerjaan yang ada dikepalanya. Tapi ini sudah dua hari, akan tiga hari, Nessie bisa sakit kalau seperti ini terus.
"Seenggaknya kamu pulang, tidur dirumah, biar aku atau Kiki bisa pantau kamu juga!"
Nessie menghela nafas pelan dan mengangguk kecil.
"Jam 9 nanti aku pulang," putusnya dengan berat hati.
Nessie sedang kejar target, nanti malam, Kiki akan mengecek kebayanya, begitu juga dengan sepupu Kiki yang akan datang hari ini, ia juga akan sedang mempersiapkan sebuah gaun untuk fashion show pertamanya bulan depan. Dan ini semua membutuhkan sebuah effort yang besar.
"Jam 6," tegasnya tidak ingin di bantah.
"Aku udah janji sama Kiki, sekarang aku janji sama kamu, nanti malam aku pulang." Brad dan Nessie berpandangan, sama-sana teguh pada pendirian masing-masing.
Brad mengalah, hanya kali ini.
"Aku cuma nggak mau kamu nantinya sakit karena kebanyakan lembur." ia mengusap pipi Nessie yang terlihat lebih tirus dari sebelumnya.
"Thank you..." ciuman panjang menutup perdebatan mereka hari ini.
***
Brad membuka kamar Nessie dan mendapati wanita itu benar-benar menepati janjinya, Nessie sedang memainkan phonselnya dengan hanya mengenakan bathrobe dan handuk yang melilit kepalanya.
"Ngapain ngintip? Sini masuk."
Brad mengangguk dan berjalan masuk kemudian duduk disamping Nessie.
"Nikah yuk..." ajakan itu tiba-tiba saja muncul dikepalanya saat seolah semua godaan datang disaat yang bersamaan.
Brad hanya laki-laki biasa, setelah tante Yunita yang sampai saat ini masih Brad abaikan, muncul lagi si masa lalu yang merupakan cinta pertamanya. Brad tidak tau darimana Sherli mendapatkan nomor pribadinya, tapi pesan dari Sherli muncul beberapa saat sebelum dia duduk disamping Nessie saat ini.
"Kenapa tiba-tiba?"
----
Maya di part sebelumnya itu bukan Maya ibu tirinya Brad yah. Bukan juga perempuan yang bakal muncul sebagai pengganggu.
Dia akan punya cerita sendiri, tapi nanti, setelah cerita ini kelar.Semoga kalian suka part ini.
Love, Bella PU
![](https://img.wattpad.com/cover/241602915-288-k548510.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
RomanceBanyak temannya yang mengatakan kalau dia bodoh, dia tidak peduli, mereka hanya tidak tau rasanya kehilangan berkali-kali. . . .