24. Not Good

1.3K 275 8
                                    

Kenapa kabar buruk selalu muncul saat kebahagiaan sedang menyapa. Entah itu dari Brad atau dirinya.

Beberapa hari yang lalu, saat malamnya Brad melamar Nessie, paginya Brad mendapatkan kabar kalau ayahnya masuk rumah sakit. Dan pagi ini, Nessie mendapatkan kabar kalau pamannya yang kini dipenjara melakukan bunuh diri di toilet dengan seuntai selimut yang mengikat lehernya.

Semua orang sudah pergi dan hanya tinggal Nessie yang sedang terduduk lemas diatas lantai kamarnya sendiri.

Ia tidak tau harus melakukan apa. Ia juga bingung harus menangis atau lega. Sebagian hati kecilnya merasa lega karena orang yang telah membunuh keluarganya akhirnya merasakan hal yang sama, walaupun dia mengambil nyawanya sendiri.

Tapi... Sebagian hatinya juga sedih mengingat, dulu sekali... Ia pernah dekat dengan pamannya itu.

Nessie berusaha bangkit dengan tangan yang berpegangan pada tepi ranjang.

Tubuhnya terasa lemas.

Sekali lagi, Nessie kehilangan walaupun orang itu adalah penyebab kehilangan terbesar dalam hidupnya.

Nessie merebahkan dirinya diatas ranjang, kepalanya mendadak terasa sakit. Padahal beberapa menit yang lalu, ia sempat curi-curi kemesraan dengan Brad karena baik dirinya maupun Brad setuju untuk tidak memberitahu siapapun tentang pertunangan mereka.

Nessie mengirimkan pesan duka cita untuk sepupunya dan meminta maaf kalau Nessie tidak bisa datang ke acara pemakaman yang akan dilakukan siang ini.

Nessie kembali memejamkan matanya, berharap sakit kepala segera hilang.

***

Brad baru saja selesai mengecek hasil pekerjaannya yang sedikit lagi selesai. Pemilik rumah berukuran besar ini adalah seorang janda kaya yang menginginkan rumah besar dan mewah.

Setelah memastikan semua pekerjanya melakukan pekerjaannya dengan baik dan rapi, Brad pamit untuk keluar sebentar.

Ia mengecek phonselnya yang sejak tadi ditinggalkan didalam mobil, beberapa panggilan tak terjawab muncul dari Kiki, juga pesan yang belum dia baca karena memilih menelfon Kiki terlebih dahulu.

"Kenapa?" tanya Brad seraya meneguk air mineral yang sudah ada didalam mobil.

"Lo dari mana aja? Gue telfonin dari pagi nggak bisa-bisa..." omel Kiki dengan suara berbisik, mungkin Kiki menelfon disela kerjanya.

"Lagi kunjungan lapangan, kenapa sih?" decak Brad pelan.

"Nessie, dia sendiri dirumah, mending lo balik duluan buat ngecek kondisi dia..." Brad yang tidak tau permasalahannya mendadak tegang. Takut kalau terjadi sesuatu pada Nessie.

"Kenapa deh, coba jelasin dulu permasalahannya." Brad berusaha berpikir positif, mungkin Kiki hanya khawatir dengan Nessie.

"Lo liat berita makanya! Pagi tadi ada berita tentang kematiannya pamannya Nessie yang psikopat itu. Bunuh diri dipenjara..." Brad membulatkan matanya dan segera pamit pada Kiki untuk mengakhiri panggilan.

Ia membuka kolom pencarian dan beberapa artikel muncul, bahkan ada yang baru diunggah beberapa menit yang lalu.

Ia membuka salah satu artikel sambil keluar dari mobil, kembali masuk kedalam rumah dan berbicara dengan salah satu anak buahnya untuk memberikan beberaoa arahan mengingat beberapa hari terakhir adalah finishing dari renovasi rumah ini.

Setelah semuanya selesai, Brad berlari kecil keluar rumah dan segera mengendarai mobilnya untuk pulang.

Dalam perjalanan, Brad beberapa kali menghubungi Nessie yang berakhir dengan suara operator. Nessie tidak mengangkat telfonnya.

Kemana wanita itu?

***

Butuh satu jam lebih untuk sampai kerumah. Siang ini jalanan macet dan membuatnya semakin frustasi. Untung saja Nessie sudah mengirimkan pesan dan mengatakan kalau dia baik-baik saja.

Tapi, sudah setengah perjalanan, Brad juga harus memastikan kondisi Nessie sendiri.

Kadang, Nessie adalah wanita yang terbuka, dia seolah tidak tahan untuk memendam masalahnya sendiri, yang berarti itu bagus. Tapi, kadang Nessie juga bisa memendam semuanya sendiri, tanpa perubahan sikap dan terlihat ceria seperti biasanya. Dan itulah yang membuat Brad khawatir.

Ia tidak ingin Nessie sendirian dalam kondisi seperti ini.

Sampai dirumah, Brad sekalian memasukkan mobilnya kedalam garasi karena kemungkinan mereka tidak akan pergi kemanapun.

Ia tidak melihat jejak keberadaan Nessie di lantai bawah, akhirnya memutuskan untuk mengecek dikamar wanita itu.

Melihat Nessie meringkuk ditengah ranjang besarnya, Brad berjalan mendekat dan mengusap rambut panjang Nessie yang terurai. Pakaian Nessie masih sama ketika ia tinggalkan pagi tadi, tandanya beberapa saat setelah kepergiannya, Nessie mendapatkan kabar itu.

"Hei..." sapa Brad pada Nessie yang nenggerakkan tubuhnya yang miring menjadi telentang, mata mereka bertemu, dan sedikit ada guratan merah di mata Nessie.

"Kepalaku sakit..." rengeknya dengan suara pelan.

Brad menundukkan wajahnya, mengecup puncak kepala Nessie.

"Aku ambilin makanan sama obat ya? Kamu pasti belum sarapan juga." tawarannya langsung ditolak oleh Nessie, tangannya ditarik dan Nessie memberi kode agar ia ikut berbaring.

"Disini aja, aku cuma butuh kamu..."
Melihat ini, Brad mengangguk dan melelas sepatu, kemudian menaruh phonsel juga dompetnya diatas nakas.

Brad membiarkan Nessie menggunakan lengannya sebagai bantalan. Satu tangan Brad yang terbebas menekan-nekan pelan pelipis Nessie. Brad tidak bisa memijat, biasanya inilah yang dia lakukan kalau kepalanya sedang terasa berat.

Sementara tangan lainnya mengusap punggung Nessie.

"Istirahat, jangan pikirkan apapun, ada aku disini."

----

Niatnya tuh cuma mau bikin cerita pendek kaya I'm Br[ok]en, ternyata malah udah sejauh ini.
Bahkan di draft udah hampir selesai.

Nggak kerasa aja, dan enak banget nulis langsung pake hp karena bisa nulis dimanapun tanpa harus buka laptop dulu.

Semoga kalian selalu suka sama setiap part yang aku berikan.

Love, Bella PU

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang