Dua hari cukup untuk pemulihan, setelah banyak perbedatan selama 2 hari belakangan karena sama-sama masih capek membuat rasa percintaan malam tadi sangat-sangat memuaskan.
Ditambah morning seks yang singkat tapi oke banget, membuat Brad rela bergelung lama-lama diatas dada telanjang Nessie.
Dada Nessie naik turun secara teratur, mungkin wanita itu masih butuh istirahat sebentar lagi, Brad membiarkan dan memilih masuk kedalam kamar mandi membersihkan dirinya sendiri sambil merancang kegiatan hari ini.
Beberapa hari belakangan, Brad lelah secara fisik maupun mental, mempersiapkan segala hal yang berhubungan dengan pernikahan ini dan merancang masa depan yang ingin dia bangun.
Brad bukannya tidak siap, dia siap... Sangat siap malah, tapi karena tau Nessie seperti apa, mereka harus mengkompromikan banyak hal seperti masa depan seperti apa yang ingin dibangun bersama, bagaimana cara membesarkan anak nanti.
Membayangkan anak yang mungkin baru OTW jadi, Brad jadi betah berlama-lama duduk di closet sambil melamun.
"Brad..." suara panggilan lirih dari luar membuatnya menyudahi lamunannya.
"Hem, aku lagi mandi. Ambilin handuk dong sayang... Tolong."
Tidak ada jawaban dari luar sana tapi hanya berselang beberapa detik saja sampai ketukan dipintu terdengar.
"Buka aja." Brad hampir tidak pernah mengunci pintu kamar mandi, selain karena dia adalah laki-laki, ia kadang lupa melakukan hal-hal remeh seperti mengunci pintu.
***
Nessie menghela nafas pelan saat merasa kalau isi koper ini berlebihan. Iya sih, mereka memang pergi berdua dalam waktu seminggu kedepan, tidak tau apa yang akan terjadi disana, tapi setidaknya mereka bisa beli baju saja kalau-kalau memang ada yang dibutuhkan tapi tidak terbawa.
Agak nyesek juga karena baru terpikir saat koper sudah tertutup rapat dan tinggal dibawa.
Brad masih melakukan pekerjaan dari rumah, sementara Nessie bertugas sebagai pengepak barang mereka walaupun barang milik Brad tinggal dimasukkan karena pria itu sudah mempersiapkannya.
Saat Brad kembali, Nessie baru saja selesai dan duduk diatas karpet sambil meluruskan kakinya.
"Makasih, Ness..." ciuman ringan mampir dipuncak kepala Nessie begitu saja, Brad segera berlalu masuk kedalam kamar mandi untuk memenuhi panggilan alam sebelum tidur.
Ia menyusul suaminya beberapa saat kemudian, mencuci wajah dan menggunakan skincare seperlunya. Walaupun kadang Brad protes karena saat mencium bagian-bagian yang terkena skincare terasa pahit dibibirnya, Nessie tidak merasa perlu menghindari kegiatan rutinnya untuk kulitnya yang cukup sensitif.
"Sayang, Hp kamu nggak aktif? Kiki telfon kamu katanya nggak bisa." Nessie menunjuk ponselnya yang sedang tersambung charger diatas meja nakas sementara dia duduk diatas karpet bersandar pada ranjang.
Brad menatap Nessie sebentar sebelum bergabung duduk diatas karpet. Wajah Nessie agak pucat, apakah perempuan itu kelelahan karena semalam?
"Kamu capek?" Tanya Brad sambil mengambil tangan Nessie dan menggenggamnya lembut.
"Lumayan, aku nggak tau kamu se... Apa sebutannya?"
Rasa bersalah mulai merambat dihatinya, semalam memang dirinya cukup kalap. Walaupun ini bukan kali pertama Nessie, tapi semalam adalah kali pertama Nessie dalam keadaan sadar.
"Maafin aku..."
Nessie tersenyum kecil dan beringsut masuk kedalam pelukan suaminya. Ia memang merasa lelah dan lemas seharian ini, tapi Brad sama sekali tidak salah. Ia juga menikmatinya semalam walau pagi ini ia mengeluh karena pinggangnya sungguh sakit.
Usapan pelan terasa menyenangkan.
"Maafin aku, lain kali aku akan lebih menjaga diri."
Nessie tertawa dan menggeleng kecil, "Jangan minta maaf, aku juga menikmatinya kan?"
"Ya... Sepertinya, kalau dilihat dari cara kamu merespon, jelas kamu sangat menikmati permainan kita semalam."
Nessie kembali tertawa pelan dan mengangguk.
"Love you sayangnya aku, sahabat aku, istri aku..."
"Lebay... But, love you too suami."
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
RomanceBanyak temannya yang mengatakan kalau dia bodoh, dia tidak peduli, mereka hanya tidak tau rasanya kehilangan berkali-kali. . . .